🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
"Maaf, Opa. Saya mau numpang ke kamar mandi." ucap Kenzo sebelum dia ikut duduk seperti kakeknya.
"Oh, silahkan, Nak. Kamu masuk saja, dari arah tangga kamu lewat kanan. Kamar mandi ada disana." jawab Tuan Heri memberi arahan.
"Iya, Opa terima kasih. Semuanya Saya permisi sebentar." Pemuda tersebut langsung saja berjalan, sesuai petunjuk yang diarahkan oleh Tuan Heri. Namum, setelah menemukan tangga. Kenzo kebingungan karena rumah Tuan Heri terlalu luas, bila dibandingkan dengan rumah kakeknya.
"Ini sudah ngambil yang kanan. Tapi arah kamar mandinya yang mana? Kenapa rumah ini terlalu banyak ruangan." gumam Kenzo terus memutari dari ruang satu ke ruang lainnya lagi.
"Oh tidak! Jangan sampai gue kesasar didalam rumah hanya untuk mencari kamar mandi." mengerutuk karena bukanya bertemu tempat yang dicari. Malah dia sekarang bertemu ruangan olah raga yang mengarah ke taman belakang. Ruangan tersebut terdapat pintu besar untuk pergi menuju taman.
"Rumah sebesar ini kenapa gue nggak nemuin asisten rumah tangga satu pun." Kenzo mengaruk kepalanya yang tidak gatal dan berbalik lagi kebelakang untuk mencari arah dapur bersih. Biasa dalam dapur bersih akan ada kamar mandinya.
"Ayolah Ken! Jangan membuat pesona Lo hilang, gara-gara ngompol di celana." sedari tiba di depan gerbang rumah Tuan Heri. Pemuda itu igin buang air kecil. Berharap tiba di dalam rumah besar tersebut, bisa menunaikan hajatnya.
Akan tetapi bukannya bertemu toilet, tapi Kenzo malah kesasar tidak tahu jalan untuk kembali kedepan menemui pemilik rumah. Agar beliau yang menunjukkan tempatnya.
"Sial banget sih gue hari ini. Sudah nggak bisa ikut kumpul bareng teman-teman. Eh, sekarang nyasar didalam rumah mewah ini." sambil mencari dapur bersih Kenzo terus mengumpat.
"Nah akhirnya ketemu orang juga. Semoga dia bidadari bukan hantu." merinding setelah berucap demikian. Tidak ingin berlama-lama berada ditempat nya berdiri. Kenzo langsung saja menuju orang yang baru dia lihat, karena ingin akan bertanya padanya.
"Permisi, bisa tolong tunjukkan dimana tempat toilet?" tanya Kenzo setelah tiba dibelakang tubuh yang sedang membekalinya.
Pemilik tubuh tersebut adalah perempuan. Namun, Kenzo belum bisa melihat wajahnya.
Mendengar ada suara dibelakang nya. Sontak membuat Salsa berbalik melihat kearah asal suara. Begitu berbalik keduanya sama-sama terdiam seribu bahasa dan entah apa yang sedang mereka pikirkan.
Deg...
"Dia kan? ... laki-laki yang sudah bohongin gue? Kenapa dia ada disini, ya? Aaghk! Sudahlah, itu tidak penting juga, kenapa dia bisa berada di rumah opa. Tidak bertanya pun, nanti juga gue akan tahu sendiri."
Gadis itu bertanya-tanya sendiri, sebelum ide untuk mengerjai Kenzo terlintas didalam benak nya.
"Apa tadi, dia nanyain toilet 'kan? Ah waktunya gue balas dendam sama nih cowok. Lagian diakan emang saingannya kakak "
Ucap Salsa didalam hatinya. Gadis cantik itu tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaan Kenzo.
"Maaf, tadi Lo nanya apa? Gue kurang dengar." tanya Salsa karena takut bila dia salah dengar.
"Toilet! Gue sudah mutar-mutar dari tadi. Tapi belum ketemu juga. Seharusnya didalam dapur bersih seperti ini, pasti ada toiletnya. Kenapa disini tidak ada?" saat ini Kenzo sudah menemukan dapur bersih. Namun, setelah dia perhatikan keseluruh ruangan tersebut, tidak ada pintu yang mengarah ke kamar mandi.
"Oh, jadi bener gue tadi nggak salah dengar. Toiletnya sedang rusak. Eh, bukan rusak. Tapi sedang diperbaiki." ucap Salsa yang tertawa didalam hatinya, karena sudah berhasil mengerjai pemuda itu.
"Rusak?" Kenzo kaget mendengar kata rusak. Dalam pikirannya, bagaimana mungkin rumah semewah itu toiletnya rusak.
Biasanya setiap rumah mewah, sebelum terjadi kerusakan ataupun penyumbatan pada toilet. Pemilik rumah tersebut sudah memangil jasa perbaikan. Pemuda itu tahu karena kakeknya seringkali memangil jasa perbaikan.
"Iya rusak!" ulang Salsa.
"Aneh banget sih. Rumah sebesar ini, toiletnya sampai dibiarkan rusak. Bikin capek gue aja." gerutuk Kenzo sudah berbalik arah. Pemuda itu memutuskan akan pergi keluar mencari pom bensin atau apa saja. Dari pada dia harus menahan sampai mereka pulang.
"Lebih aneh lagi di gedung tempat pasilitas umum yang membiarkan toilet nya rusak. Sudah tahu ada pertandingan, tapi toiletnya dalam perbaikan. Benar-benar lalai tuh pengelola nya. Kalau aja papa gue pemerintah yang berkuasa. Semua pihak yang bertanggung jawab, gue suruh papa gue memecat mereka.
"Sial gue dibohongi sama gadis kecil ini. Pasti-gara tadi malam, jadi dia mau balas dendam sekarang. Gantian bilang toilet nya sedang diperbaiki."
Gumam Kenzo tersenyum kecil. Dia baru sadar kalau Salsa sedang membohongi nya. Lalu dia berbalik arah dan berjalan maju mendekati Salsa yang masih berdiri didepan kulkas.
"Eh, mau apa Lo? Sana-sana cari toilet diluar!" usir Salsa yang juga berjalan semakin mundur mengikuti langkah kaki Kenzo.
"Kenapa? Lo takut?" tersenyum menyeringai melihat kegugupan Salsa yang di tutupi dengan wajah jutek.
"Ngapain gue takut. Udah sana, cepat pergi! Nanti Lo ngompol di celana." masih sempat mengejek karena Salsa belum mengetahui seperti apa pemuda yang berada dihadapannya.
"Malah lebih bagus dong. Biar Lo melihat gue ngompol di celana. Ah, kenapa gue jadi curiga, ya, kalau Lo memang ingin melihat gue ngompol disini. Makaknya bohongin gue kalau toiletnya sedang diperbaiki." sekarang Salsa sudah tidak bisa mundur kemana-mana, karena tubuhnya sudah bersandar pada dinding yang ada di samping kulkas.
"Enak aja, nunduh sembarangan. Emangnya gue gadis cabul. Nggak punya kerjaan banget." jawab Salsa dengan wajah jutek. Bagaimana bisa gadis cantik sepertinya dituduh seperti itu.
"Mana gue tahu, Lo cabul atau tidaknya. Tapi yang jelas, Lo sudah berniat tidak baik sama gue." semakin menyudutkan Salsa. Entah mengapa melihat gadis itu marah, malah membuat Kenzo ingin tertawa. Bahkan dia sudah melupakan tujuan awalnya.
"Eh, enak aja gue dibilang punya niat tidak baik. Lo tu yang punya niat nggak baik sama gue. Tadi malam apa maksud Lo? Bohongin gue kalau toiletnya sedang di perbaiki. Untung saja adik-adik gue cepat datang. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi." Salsa yang tidak pernah mendapatkan tekanan seperti itu, jelas saja marah. Padahal Kenzo hanya ingin mengerjai nya.
"Fix, dugaan gue benar! Kalau Lo, lagi balas dendam sama gue."
"Iya, gue lagi balas dendam sama, Lo. Memang nya kenapa? Inikan rumah opa gue. Jadi terserah gue dong" meskipun sudah tersudut di dinding tidak membuat gadis itu takut.
"Hem! Gue juga nggak bilang kalau ini, rumah kakek gue. Tapi ... kira-kira kalau gue mencium cucu pemilik rumah, boleh nggak, ya? Soalnya inikan rumah opanya, wilayah kekuasaan nya dong. Gue tiba-tiba aja merasa tertantang."
"Jangan macam-macam Lo, ya? Gue teriak nih! Cepat minggir gue mau pergi dari sini." ancam Salsa.
"Ck, gue baru nanya aja, Lo sudah takut. Lo nggak bi---"
"Oma!" ucap Salsa terkejut. Sehingga membuat Kenzo langsung menjauhi tubuh mereka dan melihat kebelakang. Namun, tidak ada siapa-siapa. Begitu Kenzo melihat kearah Salsa lagi. Gadis tersebut sudah berlari sambil berkata.
"Rasain Lo! Emang enak dibohongi." ucap Salsa sambil berlari menuju tangga, karena sejujurnya dia sudah tidak kuat, menahan jantung nya yang berdebar-debar saat tubuh Kenzo semakin mendekat.
"Gadis ini!" Kenzo yang di ejek dan di bohongi, bukanya marah. Tapi malah tersenyum melihat Salsa yang berlari menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
knp ken inget masalalu ya yg suka jil sama salsa he.....
2022-11-14
1