🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
"Lo mau kemana?" tanya Kenzo seperti sudah saling kenal. Sehingga pertanyaan nya membuat Salsa menyergit aneh. Padahal bertemu saja baru malam ini.
"Memangnya ada apa? Ini kan jalan menuju toilet. Apa gue yang salah jalan?" bukanya menjawab tapi gadis itu balik bertanya.
"Em ... tidak ada! Hanya saja toilet nya sedang rusak, tidak bisa di gunakan." dusta Kenzo binggung ingin menjawab apa, karena tadi saat mau bertanya mentalnya masih baik-baik saja. Namum, setelah mendengar suara Princes Erlangga langsung ciut. Akhirnya kepala yang tidak gatal pun di garuk juga.
"Rusak?" ulang Salsa tidak yakin karena banyak anak yang berlalu-lalang yang arahnya ke toilet juga.
"Kak, maaf ya kita lama. Kakak tidak apa-apa 'kan?" tanya Ale dan Aditya yang baru menyusul Salsa. Tadi mereka berdua sedang ke mobil untuk mengambil minuman botol dan cemilan yang sudah di siapkan oleh Ayla. Agar anak-anak nya tidak membeli makanan di sembarang tempat.
"Tidak apa-apa! Kakak juga baik-baik saja." jawab Salsa tersenyum kearah dua remaja tersebut. Senyuman itu kembali membuat pria yang berdiri di hadapannya terpana.
"Kakak kenapa diam di sini? Apa toiletnya penuh?" Aditya menatap heran pada sang kakak. Tadi Salsa bilang sudah kebelet pipis, tapi malah diam di sana.
"Bukan penuh, tapi katanya toilet sedang rusak." Salsa melirik kearah Kenzo. Seakan memberitahukan kalau dia tahu dari Pria tersebut.
"Ko' bisa rusak, sejak kapan? Bukannya barusan Kak Pinkan sama Kak Eca habis dari toilet ya?" seru Ale merasa heran.
"Kakak juga nggak tahu. Cuma ... dia yang bilang kalau toiletnya sedang di perbaiki." gadis itu kembali melirik Kenzo.
"Iya rusak! Kalo Lo nggak percaya periksa aja sendiri." setelah mengatakan itu Kenzo langsung pergi dengan jantung berdegup kencang, karena sudah berbohong.
"Hei ... awas ya kalau Lo sampe bohong!" panggil Salsa yang tidak di hiraukan oleh Kenzo.
"Huh ... dasar tidak bertanggung jawab. Awas aja kalau dia berbohong." sungut Salsa yang kesal sudah di abaikan begitu saja.
"Sudahlah Kak! Ayo kita periksa sendiri. Aku nggak yakin kalau toiletnya rusak. Pasti itu hanya akal-akalan nya saja, agar bisa berbicara sama kakak." tebak si Ale yang sangat mewarisi sifat papanya. Suka asal bicara, tapi apa yang di katakan selalu benar.
"Kak Ale hebat! Pasti apa yang kakak katakan benar." kata Aditya tersenyum.
Aditya Hermawan. Itulah nama putra Nando dan Sari. Jika wajahnya Aditya memang mewarisi ke tampanan sang ayah. Tapi dia tidak terlalu pendiam seperti Nando. Aditya sangat mudah tersenyum, mungkin, menuruni sifat ibunya yang bar-bar. Tapi itu dulu sebelum menjadi istri Ayahnya.
"Mari kita periksa, jangan bicara terus. Nanti kakak bisa-bisa ngompol di celana." ajak Salsa sudah menarik kedua remaja tersebut.
Sebelum masuk ke pintu menuju toilet wanita. Ale dan Aditya berhenti karena mereka hanya menunggu di sana. Kedua remaja itu sudah seperti pengawal setia yang selalu mengikuti tuan putri nya.
Bagi yang sudah mengenal mereka tidak merasa heran, karena tahu Ale dan Aditya adik Salsa.
"Kak ... sudah selesai? Apa toiletnya rusak?" tanya mereka secara bersamaan begitu melihat Salsa sudah keluar dari dalam toilet.
"Sudah! Toilet nya bagus tidak rusak."
"Tukan bener tebakan Kak Ale. Tadi Adit juga sempat mikir gitu tapi sudah keduluan sama Kak Ale." ucap Aditya membenarkan.
"Iya dong siapa dulu!" Ale membusungkan dadanya banga. Sebelum jaket yang di pakainya di seret oleh Salsa.
"Kak, ini kenapa pake di tarik. Ganteng-ganteng gini main seret seperti habis nyolong senyuman aja." ucap Ale tertawa karena senang melihat saudara perempuannya kesal.
Sedangkan Aditya berjalan santai mengikuti dari belakang. Saat mereka kembali ke lapangan. Ternyata pertandingan melawan anak-anak SMA telah usai, dan pemenangnya adalah SMK Erlangga. Namun, terlihat Arsya berdiri dengan gelisah jauh dari teman-temanya, karena tidak menemukan sang adik.
Sekarang mereka lagi istirahat selama kurang lebih tujuh belas menit. Menit ke dua puluh semua pemain di harap sudah memasuki lapangan.
"Dek ... kalian bertiga dari mana? Kakak kira sudah pulang." Arsya langsung berjalan mendekati mereka bertiga.
"Dari nemenin Kak Salsa ke toilet kak. Kakak mau tahu nggak tadi tu ada co---"
Ucapan Alexander sudah terpotong karena mulutnya sudah di tutup oleh Salsa.
"Tadi mereka berdua pergi ke mobil ngambil minum dan cemilan yang sudah di siapin oleh mama. Jadi adek pergi ke toilet sendiri.' Iya kan Dit." Salsa langsung membekap mulut Ale saat ingin mengatakan kalau tadi ada cowok yang berbohong padanya.
Salsa hanya tidak mau kakak nya marah pada pria itu. Menurutnya juga hanya masalah sepele tidak perlu di permasalahkan.
"Em!" Ale berusaha melepaskan mulutnya yang di bekap oleh Salsa.
"Ha ... ha ... maf, maf! Kakak nggak sengaja." Salsa tertawa setelah menurunkan tangannya.
"Hem! Nggak boleh pergi sendirian lagi. Makanan bisa di ambilkan setelahnya. Kakak nggak mau terjadi pada kalian bertiga." seru Arsya menghela nafas berat.
Bukan tanpa sebab dia begitu menjaga Salsa. Dulu ketika mereka masih berumur sembilan tahun. Ada orang gila yang ingin menyakiti Salsa. Namun, sudah ketahuan oleh para pengawal Erlangga group. Itulah alasan kenapa dia begitu menjaga adik-adiknya.
Tidak perduli seberapa hebat pengawal yang bertugas menjaga keselamatan mereka. Arsya tetap ingin melindungi adiknya.
"Iya Kak ... maaf, kami tidak akan mengulanginya lagi." ketiganya meminta maaf, karena mereka tahu apa yang di lakukan Arsya demi kebaikan semuanya.
"Tidak apa-apa! Jangan melanggar nya lagi, karena bila kalian tidak menurut. Kakak bisa blok kalian bertiga biar tidak mendapat izin keluar malam." ancam pemuda itu sebelum kembali mendekati teman-temannya, karena saat ini mereka berada agak jauh dari anak-anak lainya.
"Kakak akan main satu babak lagi, kalian tunggu saja." Arsya pun menyusun kembali tim yang di pimpin oleh nya.
"Ayo bersiap-siap! Ingat bila di antar kalian ada yang lelah kita masih punya pemain cadangan. Jadi jangan terlalu memaksakan diri." si kapten mulai mengatur pemainnya. Hal yang sama juga di lakukan oleh tim lawan mereka.
"Siap Ar, kita masih pada sanggup ko' main nya juga 'kan hanya satu babak." yang di jawab oleh Hengki.
"Eh, Bambang! Memang satu babak. Tapi durasinya bro. Mereka baru main ini, lah kita sudah yang ke tiga." salah satu dari mereka menyenggol bahu Hengki, karena menganggap enteng waktu satu babak.
Untuk pertandingan saat ini memang hanya satu babak. Namun, durasinya menjadi tiga perempat dari waktu biasanya. Berhubung sudah malam dan tim Arsya sudah bermain dua kali. Tapi bila mereka sama-sama bisa bertahan. Maka akan di adu lagi Minggu depan. Untuk menentukan pemain terbaik di ibu kota B.
"Oke, mari kita berdo'a dengan kepercayaan masing-masing." ajak Arsya sebelum melakukan pertandingan seperti biasanya.
"Ayo masuk lapangan, jangan pada tegang. Ini hanya sebuah pertandingan." kata Farel mulai masuk ke lapangan yang di ikuti oleh Arsya dan teman-teman mereka lainya.
BERSAMBUNG....
.
.
.
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya 🤗
Like.
Vote.
Favorit.
Komen.
Bintang lima dan hadiah lainnya 😍
Terimakasih 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Hartaty
semoga Arsya menang
2023-06-12
0
Yanty thabitha
mmmm salfok sama judulnya sih
2022-11-07
1
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
santai bro jan ngegas calmdown beby😅😅😅😅
2022-11-07
1