🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Pruiiit...
Bunyi peluit babak pertama sudah di bunyikan. Dengan skor SMK Erlangga mendapatkan sembilan belas poin dan lawan mainnya sebelas poin. Lima belas poin di raih oleh si kapten basket. Sampai sejauh ini memang belum ada yang bisa mengalahkan Arsya sebagai pencetak poin terbanyak.
Jadi tidak salah kalau Arsya di juluki kapten basket bukan saat di lapangan saja. Namun, saat sehari-hari mereka juga memangilnya kapten.
"Wuih kakak kita sangat hebat." Alexander langsung berlari memeluk Arsya yang baru keluar dari area lapangan. Sungguh pemandangan yang sangat manis bagi siapa saja yang melihatnya.
"Bukan hanya Kakak yang hebat. Kamu dan Adit juga pasti bisa seperti Kakak. Asalkan tidak malas-malasan saat berlatih." Arsya menarik hidung adik terbawel nya. Sebelum melepaskan pelukan mereka dan kembali lagi menerima pelukan dari Aditya.
Sementara itu si princes lagi menunggu giliran, karena meskipun selalu di manja. Tidak membuat Salsa tumbuh menjadi gadis yang selalu ingin di nomor satukan. Semua itu tentunya menurun dari sifat Ayla mamanya. Wanita kaya yang selalu rendah hati pada siapa saja.
"Kakak hebat!" puji Aditya yang tidak mau ketinggalan memuji sang kakak yang menjadi panutan mereka.
"Nanti kalian berdua yang akan menggantikan Kakak." Arsy mengelus kepala Aditya dengan sayang. Setelah itu dia kembali melepaskan pelukannya dengan Aditya, karena sekarang adalah giliran adik perempuan nya.
"Kakak!" Salsa tidak seperti Ale dan Aditya yang terus memuji kehebatan kakak nya. Namun, Salsa cukup memberikan pelukan saja.
"Apa? Kamu pasti takut Kakak kalah ya!" Arsya mengacak rambut Salsa dengan gemas. Sehingga semua para penonton semakin riuh karena mengira kalau mereka berdua pasangan ke kasih.
Orang luar dari sekolah Erlangga. Memang tidak banyak yang mengetahui kalau mereka kembar. Apa lagi wajah keduanya tidak sama Terkecuali anak-anak dari rekan bisnis Rian atau Tuan Heri. Itupun bila mereka kenal dekat, karena Arsya dan Salsa tidak pernah mau menunjukkan wajahnya di depan televisi.
"Tidak! Aku tidak takut Kakak kalah! Kakak sangat hebat, pasti sulit untuk mereka kalahkan." tersenyum sambil memperbaiki rambutnya yang di acak oleh sang kakak.
"Jangan senang dulu! Coba kamu lihat anak-anak dari universitas. Mereka semua adalah pemain terpilih." kata Arsya yang tidak mau terlalu percaya diri. Meskipun kemampuan nya jauh dari kata hebat.
Mendengar ucapan sang kakak. Salsa pun menoleh kearah para pemain dari Universitas Bima Sakti. Sehingga pandangan matanya bertemu dengan mata Kenzo, karena Pria itu sedari tadi memang selalu mencuri-curi pandang padanya.
Deg...
Jantung Kenzo langsung berdegup kencang. Seakan-akan dia sedang melakukan olahraga lari. Tapi tidak dengan Salsa, gadis itu langsung membuang mukanya karena merasa malu sudah ketahuan melihat kearah para pria-pria tampan seperti Kenzo dan para sahabatnya.
"Dia sangat cantik, meskipun tidak memakai riasan wajah."
Kenzo memuji Salsa di dalam hatinya.
Meskipun Salsa tidak tertarik pada Kenzo maupun pada sahabatnya. Namum, sebagai seorang gadis tentu saja dia merasa malu sudah ketahuan melihat Pria asing.
"Princes ayo duduk sini." pangil Dito yang duduk di sebelah Farel.
"Em ... terima kasih, Kak." jawab Salsa kembali duduk, karena Arsya juga sudah duduk dari tadi.
"Setelah babak ini kita akan langsung melawan anak-anak dari Universitas. Siapa-siap aja jangan terlalu banyak berlari sebelum kita mengetahui cara main mereka." kata Arsya berdiri memberikan instruksi pada tiem nya.
"Hem apa yang Arsya katakan benar banget. Kita belum tahu cara main mereka. Apalagi kita sudah lelah sudah main dua kali. Sedangkan mereka baru babak pertama." yang di benarkan oleh Farel.
"Sudah, tidak apa-apa kita main dua kali juga. Justru kalau kita masih bisa bertahan melawan mereka. Kita pasti memiliki kesempatan untuk menang." Arsya menepuk pelan pundak Farel dan kembali lagi bersiap memasuki lapangan, karena waktu istrirahat sudah berakhir.
"Dek ... Kakak main lagi ya? Bila kamu sudah mengantuk telepon saja Om Aldi. Tadi papa sudah berpesan seperti itu." pesan Arsya yang tidak ingin adiknya menahan rasa kantuknya.
"Siap kapten!" yang di jawab oleh Salsa, Ale dan Aditya.
"Kalian---"
Arsya menahan diri agar tidak mengejar adiknya yang sedang menggoda nya.
"Sa ... doain ya!" seru Farel memberanikan diri meminta dukungan dari gadis yang dia sukai.
"Cie, cie Kak Farel!" Ale dan Aditya langsung saja tersenyum menggoda Pria itu.
Sedangkan Arsya yang mendengarnya hanya diam saja. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Lalu setelah semuanya memasuki lapangan. Pertandingan babak kedua pun kembali di mainkan. Meskipun sudah bisa di tebak siapa yang akan menjadi pemenang nya.
"Ken mata Lo kenapa? Perasaan dari tadi mencuri pandang terus sama pacarnya si kapten basket." ucap teman satu tiem nya.
"Lo nggak lihat tuh cewek cantik banget." bukan kata Varo tapi jawab teman satunya lagi.
"Yoi, gue tahu dia cantik banget. Tapi untuk merebutnya nggak mungkin banget bro. Sadar diri Woi siapa yang akan menjadi lawan kita." jawab rombongan mereka yang sama-sama belum tahu kalau Arsya dan Salsa bersaudara kandung.
"Bener banget! Cowoknya sekeren itu, mana mungkin dia akan berpaling." pujian demi pujian saling mereka ucapkan.
"Melihat cara dia bermain. Jujur gue sudah takut kalah duluan. Sebanyak itu poin dia sendiri yang masukin bola ke dalam ring. Hanya empat poin di masukin oleh temannya. Gimana nggak keren coba." ucap pemain yang tadi mengatakan kalau Salsa sangat cantik.
"Iya dia sangat hebat. Tapi kalian tidak perlu khwatir. Melawan kita nanti dia pasti sudah kelelahan. Jadi harapan untuk kita menang sangat besar." banyak orang tentunya banyak pula pendapat yang berbeda-beda.
"Sudah, sudah! Kenapa kalian malah mengagumi rival bermain kita." kesal Kenzo, lalu dia berdiri hendak menuju ke kamar mandi.
Dengan hati yang dongkol Kenzo menuju toilet Pria. Di dalam hatinya sudah muak mendengar berbagai pujian yang penonton dan temanya berikan pada Arsya.
"Berengsek! Laki-laki seperti itu mereka puja-" mengumpat kesal setelah berada dalam kamar mandi yang terlihat sepi.
"Memangnya apa hebatnya, banyak mencetak poin atau tidak nya" masih terus mengerutuk kesal entah pada siapa.
Tidak lama setelah itu Kenzo sudah keluar dari toilet Pria. Namun, saat dia ingin kembali ke lapangan. Matanya melihat sosok Salsa berjalan mengarah ke toilet juga. Tapi gadis itu hanya sendiri tidak di temani oleh kedua adiknya.
"Gadis tadi!" gumam Kenzo terhenti di tempatnya berdiri. Namum, saat Salsa ingin melewati nya. Varo menghadang langkah gadis tersebut.
"Lo mau kemana?"
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Kristina Kaka
waduh Vero
2023-02-08
0
Seuntai Kata
Kak Zainab. Ada Varo juga di sini 😅.
2023-02-04
0
Dwisya12Aurizra
🎶 jangan ditanya kemana aku pergi... 🎶
2022-11-07
0