🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Suara dari para suporter semakin riuh saat Kenzo berhasil memasukkan Bola ke dalam ring Basket, karena itu membuat nilai mereka menjadi satu sama. Sedangkan waktu yang tersisa hanya tinggal tujuh menit lagi.
Mungkin bila waktunya masih lama ada kemungkinan Arsya kembali mencetak poin. Namun, karena sisa waktu yang terbatas membuat harapan tersebut sangat kecil.
"Kakak ayo semangat!" Salsa yang melihat Kenzo mencetak poin berjalan turun yang tadinya duduk di bangku barisan nomor tiga sekarang berada di pinggir lapangan. Di mana tempat pemain cadangan menunggu mana tahu mendapatkan giliran.
Sehingga membuat perhatian Arsya langsung teralihkan ke arah adik perempuan nya itu. Tidak hanya Arsya tapi juga Kenzo dan Farel.
"Gadis ini!" Kenzo berkata di dalam hatinya. Entah apa maksudnya gadis ini karena setelah itu dia langsung diam dan kembali melanjutkan pertandingan yang tinggal sebentar lagi.
"Kenzo semangat!" suara dari anak-anak Universitas kembali mengema setelah Kenzo berhasil menyamakan posisi nilai mereka.
Tidak hanya pemain yang memanas para pendukung masing-masing juga saling meneriaki. Selama ada pertandingan Bola Basket di ibu kota B. Ini adalah pertandingan paling menegangkan.
Dimana para pemain terhebat sedang di pertemukan dalam satu pertandingan. Sebetulnya pertandingan malam ini hanya untuk anak-anak sekolah menengah atas. Namun, karena pihak dari Universitas Bima Sakti yang langsung meninta agar kampus mereka ikut bertanding. Para penyelenggara pun mengizinkan. Apalagi para pihak terkait tahu bahwa anak-anak dari sekolah menengah atas juga sangat hebat.
Untuk mencari pemain terbaik dari antara yang terbaik nya lagi. Jadi siapa yang masuk pinal itulah yang akan berhadapan dengan anak-anak dari Universitas, dan pemenangnya nanti akan menjadi Tim nomor satu di ibu kota.
Pruiiit...
Suara nyaring dari benda kecil yang sengaja di tiup kan oleh wasit membuat semua pemain berhenti.
"Pertandingan SMK Erlangga melawan Universitas Bima Sakti nilai poinya seri. Jadi Minggu depan adalah pertandingan babak kedua yang kembali kita lanjutkan." Ucap komentator sebelum semuanya bubar. Termasuk para pemain nya.
"Ken, Lo keren banget. Gue nggak nyangka Lo bisa nyamain poin kita menjadi seri." sambut Andra yang tadi terpaksa harus di keluarkan dari lapangan.
"Hem! Gue berhasil karena dukungan dari kalian juga." Kenzo mengambil tempat duduk untuk istirahat lebih dulu sebelum pulang ke rumah mereka masing-masing.
Padahal pakta yang sebenarnya bukan karena dukungan dari suporter nya. Kenzo berhasil karena tidak suka melihat Arsya mendapat dukungan dari Salsa. Entah memiliki hubungan apa antara Arsya dan Salsa, yang jelas Kenzo tidak suka.
"Kakak! Jangan sedih ya? Minggu depan Salsa sangat yakin kakak akan membantai habis tu anak-anak dari Universitas yang kapten nya tukang bohong." Salsa langsung memberikan pelukan perduli nya untuk sang kakak. Tanpa sadar dia juga sudah mengatai kalau Kenzo pembohong. Sampai Arsya menyergit satu alisnya, karena tidak tahu siapa yang di umpat oleh sang adik.
"Terima kasih! Tidak apa-apa kalau malam ini kakak belum menang. Setidaknya sekolah kita tidak kalah." Arsya mengelus kepala Salsa dengan sayang setelah mereka saling melepaskan pelukannya.
Hal tersebut tidak lepas dari perhatian anak-anak lain dan juga Kenzo, karena diantara banyaknya penonton perempuan yang ada di sana. Tentu saja Salsa adalah gadis paling cantik. Jadi sudah jelas Princes Erlangga bagaikan sebuah bintang bersinar terang di antara bintang lainnya.
"Untung ada Princes Salsa. Kalau nggak Kak Hengki udah nangis dari tadi." Hengki yang tiba-tiba datang langsung merayu Salsa di depan sahabatnya sendiri.
"Princes mana mau sama Lo. Jadi nggak usah sok merayu mau nangis segala. Dia lebih suka cowok kayak gue yang nggak suka basa-basi" sahut Denis tidak ingin kalah.
"Tapi sayangnya Princes nggak suka sama kalian berdua. Main Basket aja nggak pernah mencetak poin. Coba kalian hebat seperti kakak nya si es balok. Pasti Salsa akan bilang kata I love you juga." ejek Dito sambil tertawa.
Hanya Farel yang diam saja. Pemuda itu cuma duduk sambil memasang jaket karena dia datang nya membawa motor bukan mobil. Arsya dan ke tiga sahabatnya memang memiliki motor sport, karena bila pergi sendirian mereka lebih nyaman menggunakan roda dua.
"Sudah, sudah ayo pulang!" Arsya yang telah biasa mendengar para sahabatnya merayu sang adik kesayangan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Ale, Adit! Ayo kita pulang!" ucapannya berdiri lebih dulu. Setelah melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Iya Kak!" Jawab keduanya yang sudah mengantuk.
Lalu mereka pun mulai meninggalkan tempat itu. Namun, saat Arsya dan ke tiga adiknya akan melewati tempat Kenzo dan Tim nya. Farel memanggil Salsa, sehingga membuat para sahabat dan anak-anak lain tercengang.
"Princes! Em ... Hati-hati!" Farel sedikit berteriak di sertai senyum saat mengucapkan kata-kata sederhana bagi anak lain. Tapi sangat berharga bagi seorang Farel yang juga memiliki sipat pendiam seperti Arsya.
"Terima kasih Kak Farel. Kakak juga hati-hati!" balas Salsa ikut tersenyum melihat kearah belakang mereka.
"Wah, wah kita keduluan sama farel. Pantas dia diam aja, ternyata sedang mengumpulkan kata-kata buat Princes." sorak Hengki karena ini adalah kali pertama Farel mengucapkan kata-kata seperti itu pada seorang gadis.
"Anjiiir ada kakak nya woi."
"Agh gue juga mau coba mendekati Princes." saat para pemuda itu berkata ingin mendekati Salsa. Para Tim Kenzo masih duduk di tempat mereka masing-masing. Jadi mereka mendengar pujian yang di lontarkan untuk gadis tersebut.
"Sungguh beruntung yang bisa menjadi kekasih nya." berbagai pujian mereka ucapkan sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.
"Ah kayak yang berani aja Lo sama kapten kita." ucap para pengemar Salsa, yang berasal dari sekolah milik keluarga nya.
"Ken Lo denger nggak tu cewek di panggil Princes?" Andra menyengol Kenzo yang malah melamun.
"Wajar sih di panggil Princes. Dia emang cantik banget." bukan Kenzo yang menjawab. Tapi anak lainya.
"Ken, Lo kenapa?" tanya Andra lagi.
"Gue nggak kenapa-napa." kata Kenzo berdiri dari duduknya.
"Kalau nggak kenapa-napa, tadi gue nanya apa, Lo tau nggak?"
"Ya taulah! Lo bilang gadis tadi 'kan?" mereka mengobrol sambil keluar dari sana, karena anak-anak lain sudah duluan.
"Iya gadis cantik tadi! Gue rasa dia bukan pacar nya si kapten Arsya deh." Sahut Eel yang ikut memperhatikan Salsa.
"Entahlah gue juga nggak tahu pacarnya atau bukan." Kenzo menjawab dengan cuek. Padahal di dalam hatinya sedang bertanya-tanya sendiri setelah mendengar kata Princes.
Di dalam mobilnya pun Kenzo terus memikirkan di mana dia pernah mendengar kata Princes.
*BERSAMBUNG*...
Bonus visual.
Alexander Pranata.
Putra Andre dan Pika.
Umur : 15 Tahun.
Aditya Hermawan.
Putra Nando dan Sari.
Umur : 14 Tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
runma
seru thor
2022-11-11
1
Dwisya12Aurizra
di film putri Elsa kayak nya 🤭
2022-11-10
1
Puji Lestari
padahal waktu masih kecil udah pernah ketemu dirumahnya opa heri
2022-11-10
1