🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Tap...
Tap...
Salsa setengah berlari menuju meja makan. Pagi ini dia sedikit terlambat karena tadi malam sampai jam satu dini hari, dia baru bisa memejamkan matanya. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan. Biasanya Salsa tidak pernah seperti itu, sehinga bila tidak dibangun oleh mamanya tadi, gadis itu tidak akan bangun.
"Adek!" tegur Arsya yang langsung menatap di sertai mengelengkan kepalanya. Dia sudah sering memperingati Salsa yang selalu berlari apalagi saat menuruni tangga. Namun, meskipun sudah di perigati kadang-kadang masih saja melakukannya lagi.
Contohnya ya seperti pagi ini, karena tidak ingin keluarganya lama menunggu. Salsa berlari kecil dari kamarnya menuju lantai bawah. Rumah Rian memang tidak memiliki lift seperti rumah pada jaman sekarang.
"Maaf, Kakak, ku tercinta, adik mu lupa." Salsa langsung memeluk kakaknya dari belakang, karena saat ini Arsya sedang duduk di depan meja makan. Agar sang kakak tidak marah. Setelah itu baru dia menyapa keluarganya.
"Pagi Pa, pagi Ma, dan pagi juga Kakak tampan, ku." ucap Salsa yang sudah melepaskan pelukannya dan duduk di sebelah sang kakak.
"Pagi juga sayang." jawab mereka serempak.
"Tumben pagi ini telat? Biasanya kalau tahu mau kerumah opa dan kakek, adek paling sibuk duluan?" Rian bertanya karena biasanya bila mereka akan berkunjung kerumah orang tuanya. Anak gadis mereka paling sibuk. Padahal dia bisa kapan saja mengunjungi kedua neneknya. Tapi tetap saja bila mau berangkat ke sana Salsa selalu tidak sabaran.
"Tadi malam adek susah tidur. Mungkin karena sudah lewat jam tidur biasanya, Pa." jawab gadis itu jujur.
"Hem yasudah, ayo habiskan makanan kalian! Opa sama oma sudah menunggu kita." kata Rian yang memaklumi kenapa putrinya susah tidur. Salsa memang sangat jarang keluar malam, bila tidak bersama keluarga nya. Jadi gadis itu selalu tidur tepat waktu.
Lalu mereka semua tidak ada yang berbicara lagi. Saat Ratu di rumah tersebut mengisi piring anak dan suaminya makanan. Hal sederhana bagi orang lain. Namun, sangat berkesan bagi Ayla. Wanita yang masih tetap cantik di usia hampir empat puluh, empat tahun.
Dari awal menikah dengan Rian, wanita itu memang selalu melayani suaminya di meja makan. Meskipun saat itu pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak. Lalu setelah memiliki dua orang anak, Ayla juga melakukan hal yang sama. Tidak perduli meskipun kedua anaknya sudah besar dan bisa mengambil sendiri. Wanita tersebut tetap memperlakukan mereka seperti saat masih kecil.
"Tunggu Arsya kekamar sebentar ya, Pa. Kunci motor Kakak ketinggalan." ucap Arsya saat mereka sudah selesai sarapan.
"Iya, kami tunggu di ruang tengah." jawab Rian yang hendak meninggalkan meja makan. Di ikuti oleh istri dan putrinya, karena kedua wanita tersebut sudah membereskan bekas mereka sarapan.
Salsa memang sangat di manja. Tapi meskipun dimanja, dia tetap bisa mencuci piring, membereskan meja makan dan memasak. Walaupun tidak sehebat mamanya. Sebab Ayla tidak ingin anak gadisnya saat mau menikah, belum bisa mengerjakan pekerjaan rumah.
Putri dari kolongmerat bukan berarti tidak bisa memasak, setidaknya memasak makanan untuk dirinya sendiri. Begitulah cara berpikir Ayla dalam mendidik putrinya.
"Pa, kata Oma Sonya, hari ini sahabat opa akan kesana juga. Jadi nanti kita mampir di toko Royal Bakery dulu, ya?" ucap Ayla setelah mereka duduk di ruang tengah sambil menunggu putra sulungnya.
"Oh, boleh! Memangnya sahabat opa yang mana, sayang?" tanya Rian bertanya karena sahabat Tuan Heri banyak, tidak hanya satu. Namun, sahabat sejatinya tetaplah Ayah Ridwan yang sekarang sudah menjadi besanya.
"Kalau itu aku tidak bertanya, karena oma cuma menanyakan kita jadi kesana atau tidak. Lalu oma bilang kalau di rumah utama ada tamu yang akan berkunjung." tadi pagi Mama Sonya memang menelepon Ayla, menanyakan apakah mereka jadi kesanaya atau tidak.
"Ayo, Kakak sudah siap." kata Arsya yang sudah kembali membawa kunci motor sport nya.
"Iya, ayo. Mumpung masih pagi." Rian pun berdiri mengajak keluarga kecil nya berangkat.
"Ma, Adek ikut Kakak naik motor, ya?" ucap Salsa meminta izin lebih dulu.
"Kenapa tidak naik mobil saja? Nanti pulang nya baru ikut kakak." Ayla menoleh kebelakang, karena putrinya berada di belakang mereka.
"Nggak kenapa-napa sih, cuma pengen naik motor aja." Salsa tersenyum. Dia sudah tahu bila jawaban mamanya seperti itu berarti dia tidak boleh ikut sang kakak.
"Ini masih pagi. Cuacanya juga masih sangat mendung. Bagaimana bila tiba-tiba turun hujan. Naik mobil saja, ya? Mama juga ingin membeli kue dulu. Adek temani Mama memilih kuenya."
"Baiklah! Tapi nanti pulang nya ikut kakak, ya?" sambil berjalan menuju garasi. Salsa dan Ayla terus mengobrol dengan saling bergandengan tangan, karena Rian dan Arsya sudah duluan untuk memanas mesin kendaraan mereka.
"Adek ikut papa sama mama aja, ya? Itu coba lihat, cuacanya mendung takutnya hujan, pas kita belum sampai ke rumah opa." kata Arsya yang belum tahu kalau Salsa memang akan ikut bersama orang tua mereka.
"Iya, Kak. Kakak hati-hati, ya. Tapi pulang nya aku ikut kakak." jawab Salsa yang begitu suka bila pergi menaiki motor. Sebetulnya Salsa bisa membawa mobil dan juga motor sport milik kakak nya. Hanya saja karena dia tidak pernah pergi sendiri, jadi di kira orang-orang, gadis itu belum bisa membawa kendaraan sendiri.
Arsya hanya mengangguk menyetujui. Lalu dia pun memakai helm sebelum berpamitan karena dia akan berangkat duluan. "Pa, Ma. Kakak duluan, ya."
"Hem! Pelan-pelan saja, Kak. Jangan kebut-kebutan." sahut Rian sebelum masuk ke dalam mobil. Pria itu memang tidak melarang saat putranya minta di belikan motor. Dia sadar anak muda seperti putranya memang memiliki kehobian yang terkadang membuat para orang tua merasa khwatir.
"Iya, hati-hati, Nak. Katakan pada Oma, tidak usah membuat makanan untuk tamu opa. Nanti mama yang akan membelinya." jawab Ayla masih berdiri di luar mobil. Dia akan masuk setelah anak sulungnya berangkat duluan.
"Oke, siap. Adek, kakak duluan."
Tiiin... Tiiin...
Arsya langsung menjalankan motor sport nya. Dia akan duluan sedang keluarga nya masih singgah membeli kue untuk tamu opa nya.
"Ma, memang nya tamu opa yang mana?" tanya Salsa yang duduk di kursi belakang.
"Entahlah, Mama juga tidak tahu. Kamu tahu sendiri kalau opa banyak sahabat yang berkunjung."
Di rumah utama keluarga Erlangga. Memang selalu saja kedatangan tamu dari Tuan Heri. Memiliki sikap ramah dan tidak sombong, membuat Tuan Heri begitu di sukai oleh orang-orang yang mengenalnya.
...****************...
Sementara itu di kediaman yang tak kalah mewahnya, tiga orang dewasa yang berbeda usia. Sedang sarapan di meja makan. Mereka adalah Tuan Fatan bersama istri dan Kenzo cucunya.
"Ken, hari ini kamu tidak boleh pergi ke mana-mana. Kita akan berkunjung ke rumah opa Heri. Beliau sudah lama menyuruh kakek membawa mu main ke rumahnya. Mumpung hari ini libur, jadi kita akan ke sana jam sepuluh nanti." ucap Tuan Fatan pada cucu sulungnya.
"Tapi kek, Kenzo ada acara sama teman-teman. Buat merayakan kemenangan kami tadi malam." tolak pemuda itu karena sudah memiliki janji lebih dulu.
"Tidak ada tapi-tapian. Siapa-siap saja. Jam sepuluh kita berangkat. Kakek sudah berjanji pada beliau akan mengajak mu hari ini." lelaki baya itu langsung berdiri karena dia sudah selesai menghabiskan sarapannya.
"Tapi Kek, Kenzo nggak bisa ikut." Kenzo memangil kakeknya. Namun, sang kakek tidak berhenti, untuk mendengar alasannya.
"Eaghkk! Kakek nggak bilang dari kemarin kalau pekan ini, mau mengajak kerumah temannya." seru Kenzo sambil menarik rambutnya kebelakang.
"Sudah! Ikuti saja permintaan kakek mu. Lagian sudah puluhan tahun kamu tidak ke rumah Opa Heri. Dia memiliki cucu yang sangat cantik. Siapa tahu nanti kita bisa bertemu dengan cucunya itu." goda nenek Kenzo yang bernama Mila.
Sedangkan Kenzo yang di goda hanya diam saja. Sambil memikirkan gadis yang di katakan oleh neneknya.
BERSAMBUNG.....
.
.
.
.
Hayo, bbg Kenzo mau ketemu Princes nih. Kira-kira bagaimana reaksi keduanya ya. Dulu saat masih kecil mereka langsung main bersama. Lah kalau sekarang mau main apa.🤔
Yuk beri dukungannya lebih dulu, biar Mak author semangat juga buat nulis nya 🤗
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya.👇
Like.
Vote.
Favorit.
Komen.
Bintang lima, dan hadiah lainnya.😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Dwi Setyaningrum
usia segt msh bisalah ya nambah momongan😁😁biar kalau kakak2nya sdh pd menikah papa mamanya ga kesepian😁😁
2024-12-10
0
Kristina Kaka
paling ajak main lato lato 😂
2023-02-09
0
Dwisya12Aurizra
mau maen nikah2an ya, soalnya pas kwecil juga maen gituan sampe sekarang belum cerei🤭
2022-11-12
2