🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
"Arsya ... Arsya ..." riuh penonton saling bersahutan. Ada suporter dari Universitas Bima Sakti. Ada yang dari SMK Erlangga. Sejauh ini kedua pemain sama-sama bertahan.
Benar kata Arsya mereka tidak boleh menyepelekan musuh, karena terbukti sampai waktu pertandingan sebelas menit belum ada yang berhasil mencetak poin. Bila saja si kapten Arsya tidak menyusun tim nya sebelum memasuki lapangan. Sudah bisa di pastikan mereka sudah kalah dari tadi.
Tidak sia-sia memang di sebut kapten Basket. Bukan hanya pintar memasukan Bola ke dalam ring. Namun, Arsya juga hebat menyusun strategi main nya.
"Ken ini!" ucap pemain dari universitas melempar bola agar Kenzo yang memasukan bola nya. Tapi saat Kenzo akan membawa Bola ke wilayah zone-marking Bola nya sudah berhasil di rebut oleh Farel. Lalu di berikan kepada Arsya sebagai Big Man sehingga poin pertama langsung dicetak.
Dari tadi Arsya memang tidak berkesempatan merebut Bola tersebut. Kalau Bola sudah berada di tangannya mana mungkin untuk mencetak poin harus menunggu beberapa menit.
"Arsya kita woi.. pencetak poin terbaik." teriak anak-anak dari SMK Erlangga.
"Kapten kita di lawan." berbagai macam pujian mereka lontarkan. Namun, pokus Kenzo bukan suara bising dari mereka. Tapi teriakan dari Salsa bersama Ale dan Aditya
"Kakak I love you! Kakak pasti menang." tidak mau kalah dari suporter lain Salsa ikut berteriak menyerukan sang kakak.
Bagi yang mengetahui kalau hubungan keduanya hanya saudara, tidak menghiraukan perkataan Salsa yang mengatakan mencintai kakak nya, karena di setiap acara sekolah yang di hadiri oleh Rian dan Ayla. Mereka sudah tahu kalau keluarga Erlangga selalu mengungkapkan rasa cinta dan sayang pada saudara-saudara nya. Jadi bukan hal aneh karena Salsa mencintai Arsya hanya sebagai kakak laki-laki nya.
Tapi bagi pemain dari Universitas Bima sakti malah semakin gencar merebut Bola. Seakan-akan merasa tertantang untuk mengalahkan Arsya. Walaupun mereka sedang dalam pertandingan. Akan tetapi sasaran yang ingin di kalahkan adalah Arsya bukan tim nya lagi.
"Ar Lo nggak apa-apa 'kan?" Farel langsung membantu Arsya berdiri. Sahabat baiknya itu terjatuh setelah di sengol oleh lawan mainnya.
"Nggak! Gue baik-baik aja. Thanks ya." ucap Arsya yang sudah berdiri, karena pelanggaran itu suasana main yang tadinya panas semakin panas lagi.
"Woi main yang sportif dong." tim Arsya tidak terima kaptennya di sengol jadi satu-persatu mulai protes.
Peluit yang di bunyikan oleh wasit sudah tidak mempan karena sebelumnya mereka main aman-aman saja. Belum pernah terjadi hal seperti saat ini.
"Kalah ya kalah aja, bukanya main pelanggaran segala." ucapan pedas kembali mereka lontarkan.
"Sudah mau kalah nggak terima." Hengki sebagai sahabat Arsya juga ikut protes. Dia tidak terima karena sudah dari awal main, anak-anak dari Universitas Bima sakti sudah melakukan pelanggaran tapi tidak sampai wasit membunyikan peluit.
"Maaf, maaf! Tim gue nggak sengaja." ucap Kenzo meminta maaf, karena dia adalah kapten nya.
"Minta maaf gampang, kalau sampai tangan sohib gua patah memangnya Lo bisa perbaiki. Nggak sengaja! Sudah jelas dia melakukan pelanggaran. Masih bilang nggak sengaja." meskipun badannya kecil dari Kenzo tidak membuat Hengki takut.
"Ki ... udah! Gue nggak apa-apa." cegah Arsya menarik sahabatnya ke belakang.
"Gue minta maaf. Mungkin tim gue memang salah." kata Kenzo yang masih membela tim nya.
"Oke gue maafin. Tapi jika masih ingin pertandingan ini berlanjut, dia harus keluar lapangan sekarang juga." pinta Arsya tersenyum kecil yang tidak bisa di lihat oleh siapapun kecuali Mak author.
"Apa? Dia cuma nyengol Lo, dikit doang. Lagian Lo nya juga baik-baik aja." Kenzo tidak terima keputusan Arsya.
"Sekarang terserah kalian. Gue nggak maksa, kalau dia tetap main. Maka pertandingan nya sampai di sini. Gue nggak mau ambil resiko tim gue cidera gara-gara dia yang tidak sportif." Arsya menjawab santai. Keturunan dari Erlangga tentu tidak di ragukan lagi dalam mengambil keputusan. Meskipun mereka berada pada posisi terdesak sekali pun.
Sekarang Kenzo lah berada di situasi yang sangat sulit. Mengeluarkan pemainnya lalu di ganti pemain baru. Maka sama saja mencoreng nama mereka. Namun, bila pertandingan berhenti saat ini, mereka lebih malu lagi. Sudah kalah, bermain curang! Seluruh ibu kota B pasti akan membicarakan Universitas Bima sakti.
"Hah! Baiklah gue akan mengeluarkan dia dari lapangan. Kita lanjutkan pertandingan ini. Gue sangat yakin setelah ini kalian yang akan kalah." akhirnya Kenzo mengambil keputusan. Meskipun sangat berat, karena semua keputusan tersebut merugikan tim nya.
"Apa! Gue di keluarin dari lapangan? Nggak Ken, gue nggak mau." sahut Andra yang ikut mendengar percakapan antara dua canter yang hampir sama-sama hebat.
"Andra! Jangan bodoh! Keluar sekarang, biar Eel yang gantiin Lo." kata Kenzo menarik rambutnya kebelakang karena dia mengerti perasaan teman nya.
"Ken .. Lo tahu kan gue nggak bersalah. Lagian dia nggak kenapa-napa. Ngeluarin gue dari pertandingan ini sama aja mencoreng tim kita." Andar yang tidak terima protes pada Kenzo, karena sudah mengambil keputusan seperti itu.
"Bila Lo nggak kekuar. Mereka menyudahi pertandingan ini. Lo tahu kan apa yang akan terjadi pada kampus kita bila pertandingannya berhenti sampai di sini?"
"Brengsek! Baiklah gue keluar sekarang." tidak memiliki pilihan Andra pun bersedia keluar.
"Sorry men ... gue terpaksa mengambil keputusan ini. Tapi Lo tenang aja, gue tidak akan membiarkan mereka mencetak poin lagi." ucap Kenzo memberi pelukan sebelum Andra keluar dari lapangan dan langsung di gantikan oleh pemain baru yang bernama Eel.
Setelah semuanya kembali di beri arahan oleh wasit. Pertandingan kembali di lanjutkan.
Pruiiit...
Farel yang bertugas menghalangi lawan mendekati Zone-marking terus berjuang agar Kenzo tidak berhasil mendekati ring. Begitu pula pemain lainya, mereka sama bertahan agar tidak ada yang berhasil mencetak poin.
Teriakan dari suporter semakin ruih karena mendukung pemain mereka masing-masing. Sehingga teriakan mereka memulihkan kembali semangat pemainya.
"Menurut kakak tim siapa yang akan menang?" tanya Ale sedikit berteriak pada Salsa, karena suara penonton sangat ramai.
"Em ... belum tahu, Ale. Sepertinya setelah pemainnya di ganti anak-anak dari Universitas Bima Sakti lebih semangat lagi." jawab Salsa yang kurang yakin kakak nya bisa bertahan. Mengigat Tim Arsya sudah bermain tiga kali putaran.
"Iih kakak kenapa ngomong nya gitu. Kak Ar pasti menang." timpal Aditya yang mendengar percakapan kedua kakaknya.
"Kalah juga tidak apa. Dari pada kakak kita kenapa-nap---"
"Aaakkh! Mereka berhasil mencetak poin. Sekarang kita jadi satu sama." Ale berteriak tidak menghiraukan kalau kakak perempuan nya sedang berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Makanya jgn main curang,giliran di keluarin malah marah2😜😜
2023-04-04
2
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
hemmmm minte di geprek nih anak
2022-11-09
1
Dwisya12Aurizra
lanjut
2022-11-08
1