🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Satu Minggu sudah berlalu. Hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa-siswi dari SMK Erlangga dan Universitas Bima Sakti telah tiba. Hari ini adalah penentuan siapa pemain Basket yang akan menjadi juara satu di ibu kota B.
"Ar, bila malam ini kita menang, gue ingin ... ngomong sesuatu sama, Lo." ucap Farel ragu-ragu, saat ini mereka berdua ada di dalam ruang ganti khusus untuk para pemain.
Mendengar nya Arsya menoleh lalu berkata. "Oke, gue tunggu Lo mau ngomong apa. Tapi bila itu ada hubungannya sama adek gue. Mohon maaf, gue nggak bisa bantu."pemuda itu sedikit menyugikan senyumanya pada sang sahabat.
"Ap--apa, jadi Lo tahu gue mau ngomong apa?" tanya Farel kaget dan merasa malu pada Arsya. Dia takut kalau Arsya salah paham tentang persahabatan mereka.
"Hem, gue sudah tahu dari kemarin. Sudah ayo, teman-teman pasti sudah menunggu kita." ajak pemuda tersebut berjalan lebih dulu. Meskipun dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sang sahabat. Hanya saja dia pura-pura cuek, tidak perduli.
"Tapi Ar, Lo jangan salah paham tentang persahabatan kita. Gue memang menyukai adek Lo sejak lama. Namun, gue bersahabat sama Lo, tulus nggak ada maksud untuk mendekati Salsa." Farel berlari kecil buat menyamakan langkah kaki mereka berdua.
"Udah nggak usah dibahas, gue percaya sama Lo." Arsya menyentuh pundak sahabatnya dan kembali lagi berjalan memasuki lapangan.
"Thanks, ya." kata Farel merasa lega karena Arsya percaya padanya. Lalu mereka berdua pun berjalan menuju para sahabat mereka.
"Apa kalian semua sudah siap?" tanya Arsya pada teman satu Tim nya.
"Sudah! Ar, malam ini kita akan sama-sama berjuang agar sekolah kita tidak di anggap remeh oleh mereka." ucap Dito penuh semangat.
"Oke, mari kita berjuang."kata Arsya memberi semangat.
"Buat kedua Tim silahkan bersiap-siap. Pertandingan akan segera dimulai dan waktu yang tersisa tinggal empat menit lagi."
kata operator yang mengawal selama pertandingan berlangsung.
"Kalian tunggu sebentar, gue mau ke adek gue dulu." ucap Arsya berjalan mendekati Salsa yang duduk bersama Ale dan Aditya. Mereka bertiga duduk di bangku barisan nomor dua.
"Kakak!" seru ketiganya begitu melihat Arsya mendekat.
"Kalian do'akan agar kakak menang, ya.' Ale sama Adit jagain kak Salsa. Jangan dibiarkan princes kita ke toilet sendirian." pesan Arsya seperti biasanya dan memberikan pelukan untuk mereka bertiga.
Setelah itu tidak menunggu jawaban dari ketiganya. Arsya langsung saja menyusul Tim nya memasuki lapangan. Begitu pula dengan Tim yang dipimpin oleh Kenzo.
Semenjak bertemu dengan Salsa satu Minggu yang lalu. Malam inilah dia baru melihat gadis itu lagi. Gadis yang ternyata pernah menjadi teman masa kecilnya. Kenzo baru ingat gara-gara dia berkunjung kerumah Tuan Heri Minggu lalu dan bertemu Salsa di sana. Setelah itu pula lah dia ingat kalau nama princes yang dia ingat-ingat adalah nama pangilan Salsa.
Pruiiit...
Peluit babak pertama sudah dibunyikan. Para pemain mulai berlarian merebut bola untuk dimasukkan kedalam ring Basket. Baru saja lima menit waktu berjalan, suara suporter dari Universitas Bima Sakti sudah riuh karena Kenzo sudah berhasil mencetak satu poin.
"Ken, ayo tambah poinya. Lo pasti bisa." suara dari para gadis dari Universitas memberi dukungan.
"Arsya, ayo tunjukin kalau kita juga bisa menang." pangil teman-teman nya yang menjadi suporter dari SMK Erlangga tidak mau kalah memberikan support nya juga.
Permainan yang tadi masih aman, mulai terasa panas. Sampai pada menit ke empat belas Kenzo sudah bisa mencetak sebanyak tiga poin. akan tetapi Tim Arsya belum ada sama sekali.
Namun, dua menit setelah itu Arsya sebagai Big Man mulai mencetak poin dan tidak membiarkan Tim lawan mendapatkan bola.
Farel yang menjadi pertahanan pun juga tidak memberi Tim Kenzo untuk mendapatkan Bola apabila sudah berada di zone-marking. Sebagai Tim Basket malam ini Arsya telah sukses membuat para kordinator dan Tim pelaksana tercengang. Semua yang dilakukan oleh Tim putra sulung Rian ini, benar-benar tidak bisa diremehkan.
Ternyata dari tadi bukannya mereka kalah. Namum sengaja mengalah sampai pertandingan babak pertama berakhir. Tim Arsya mencetak poin sebanyak tujuh belas dan Tim Kenzo hanya tiga poin.
Sehingga membuat Kenzo dan Tim nya bagaikan tertampar oleh anak-anak yang jauh lebih muda dari mereka. Meskipun di babak kedua mereka bisa mencetak dua puluh lima poin. Tetap saja mereka sudah kalah di babak pertama.
"Brengsek! Si kapten Arsya begitu pintar menyusun pemainnya" umpat Eel seraya melempar air minum yang dipegangnya.
"Sial banget, mereka tidak membiarkan kita mendapatkan bola setelah menit ke enam belas. Gue rasa dia sudah merencanakan dari awal." sahut dari pemain lainnya.
"Kurang ajar, disaat kita sudah lengah karena merasa menang. Arsya mulai mencetak poin. Kalian lihat sendiri seperti apa Tim nya berjaga di Zone-Marking." kata Andra yang juga sudah merasa terkecoh.
Sedangkan Kenzo yang mendengar hanya diam saja. Namun, tangannya meremas kuat-kuat botol air mineral yang berada di tangannya.
"Kurang ajar tu anak, kalau saja Lo bukan cucu Opa Heri dan anak dari Om Rian. Akan gue buat perhitungan sama Lo setelah pertandingan ini. Gue gak nyangka dia bakalan menyusun Tim nya buat ngecohin Tim gue. Brengsek!"
Entah mengapa Kenzo benar-benar tidak terima sudah dikalahkan oleh Arsya yang menurutnya hanya anak ingusan. Apalagi cara mengalahkan Tim nya seperti dipermainkan.
Padahal tidak ada yang salah, karena Arsya dan Tim nya hanya mengunakan trik mengalah bukan pelanggaran. Namun, kebanyakan yang kalah memang selalu seperti itu tidak menerima apapun alasan mereka bisa kalah.
"Kakak hebat!" Salsa tersenyum bahagia karena sang kakak sudah berhasil mengalahkan Kenzo dan kawan-kawannya.
"Iya dong, kakak siapa dulu." sahut Ale dan Aditya secara bersamaan. Mereka berdua memang mengidolakan pemuda yang sudah dianggap sebagai kakak kandungnya sendiri.
"Kakak tidak hebat, hanya berusaha untuk menang." kata Arsya meneguk minumannya. Saat ini dia duduk di samping adik perempuannya.
"Wah, besok pagi sepertinya kita akan mengadakan perayaan lagi nih." ucap Hendrik dengan riang karena sangat yakin bahwa Tim mereka akan menang.
"Iyalah! Tapi Princes Salsa harus ikut ya?" timpal Denis.
"Benar banget, biar lebih seru." kata anak-anak yang lainnya lagi.
Menyaksikan hal tersebut membuat Tim Kenzo yang kalah semakin merasa terbakar. Mereka semua mulai memandang tidak suka kearah Arsya dan kawan-kawan nya.
"Pertandingan babak kedua akan segera dilakukan setelah tujuh menit lagi. Jadi diharapkan pada para peserta untuk bersiap-siap."
Suara komentator sudah kembali terdengar memberi peringatan waktu.
*BERSAMBUNG* ...
.
.
.
Yuk kak pada mampir, di karya teman aku. Jangan lupa untuk memberikan dukungannya ya. Terima kasih.🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments