Pernikahan Salsa
🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Saat ini Salsa sudah bersiap-siap untuk berangkat menonton pertandingan basket yang akan di pimpin oleh kakak kembarnya. Malam ini gadis itu mengenakan celana jeans panjang yang di padukan dengan baju kaos berwarna putih dan jaket di luar nya.
Tok...
Tok...
"Sayang ini Mama, Nak." pangil Ayla dari luar kamar sang putri yang sekarang sudah berumur hampir delapan belas tahun.
"Iya, Ma! Masuk aja pintunya tidak di kunci." sahut si princes Erlangga yang masih bersiap-siap memasukan apa saja yang akan di bawanya ke dalam tas ransel.
"Wah ... anak Mama sudah cantik."
"Kan cantik nya Mama pindah ke Salsa." gadis itu tersenyum sambil berjalan mendekati sang mama.
"Nanti bila ingin ke toilet atau ke mana saja, jangan pergi sendirian ya? Mama hanya takut ada orang jahat yang tidak kita sangaka-sangka, ada di sekitar kita." ucap Ayla mengelus kepala putrinya.
Sampai saat ini kebahagiaan keluarga mereka tidak pernah surut. Rian benar-benar membuktikan janjinya yang akan membahagiakan sang istri beserta kedua buah hati mereka.
Si kembar yang terlahir dari dua keluarga kaya raya. Membuat kedua nya begitu di manja. Belum lagi Nando dan Sari, meskipun mereka sudah memiliki satu orang putra yang bernama Aditya. Juga tidak mengurangi rasa sayang terhadap Arsya dan Salsa. Bagi mereka sebesar apapun si kembar tetaplah anak kecil seperti dulu.
"Em ... Mama tenang saja, si Ale sama Aditya juga ikut bersama kami. Mana mungkin kakak meninggalkan Salsa duduk bersama para sahabatnya." jawab Salsa tersenyum karena kakak nya memang begitu posesif. Maka dari itu sampai saat ini Arsya tidak mau memiliki kekasih. Dia takut bila sudah memiliki kekasih waktu untuk menjaga adiknya akan terbatas.
"Itu lebih bagus! Mama senang bila kedua adikmu juga ikut." mendengar nya Ayla langsung merasa lega. Meskipun orang-orang dari Erlangga group selalu menjaga kedua anaknya. Tetap saja sebagai ibu Ayla masih merasa khwatir.
Kejadian masa lalu menjadi pelajaran untuk nya. Agar lebih berhati-hati lagi. Sebab saat Rian diberi obat perangsang, para pengawal mertuanya juga ada di sana. Namun, tetap saja masih bisa kecolongan. Bukan hanya Rian, dia dan suaminya pernah kembali lagi di jebak saat malam acara pernikahan Nando sahabat sekaligus kakak angkatnya.
"Mama sama saja seperti kakak. Terlalu posesif, coba seperti papa ... santai karena orang-orang suruhannya sudah menjaga kami." walaupun berkata seperti itu, tapi Salsa sangat menghargai apapun keputusan dari kakak dan juga mamanya.
"Benarkah Kakak sama mama posesif terhadap, mu?" suara Arsya membuat kedua wanita yang berbeda usia itu melepaskan pelukan mereka.
"Kakak! Sejak kapan Kak Arsya ada di sini?"
"Sejak tadi. Hanya saja Kakak sengaja ingin mendengar apa yang kamu katakan pada mama." Arsya menarik hidung sang adik yang sama seperti hidungnya sama-sama mancung seperti papa mereka.
"Apa mau berangkat sekarang, Kak?" tanya Ayla yang sekarang bergantian memberikan pelukan pada putranya.
"Iya Ma. Tolong do'akan agar kakak kembali menang ya." Arsya memang tidak pernah lupa meminta do'a restu pada sang mama setiap akan melakukan pertandingan.
Meskipun dia sangat hebat tidak membuat Arsya melupakan restu dari mamanya. Dia memang menjadi kapten di tiem basket dari sekolah milik keluarga nya. Kehebatan Arsya yang selalu menang di setiap melakukan pertandingan. Membuat putra sulung Rian itu bagaikan selebritis.
Hampir seluruh perguruan menengah atas sudah dia taklukan dengan skor yang sangat cantik. Maka dari itu malam ini dia tidak hanya menghadapi SMA dari sekolah lain. Namun, juga menghadapi anak-anak dari Universitas Bima Sakti. Tapi untuk babak yang ke-dua, karena babak pertama lawan mereka adalah anak SMA yang tidak kalah hebatnya dari Arsya.
Malam ini benar-benar malam sangat menegangkan bagi para peserta yang akan mengikuti pertandingan. Tapi tidak dengan Arsya, pemuda tersebut malah terkesan santai. Baginya siapapun lawan mereka nanti, tetap sama saja.
"Tentu Mama akan mendo'akan agar putra Mama menang. Tapi jangan karena ingin menang, Kakak melakukan hal yang membahayakan, dan bermainlah dengan jujur jangan hanya ingin menang saja." setiap memberikan restunya untuk sang putra baik Rian maupun Ayla selalu memberikan nasehat yang sama.
"Terima kasih! Arsya sayang Mama! Mama tidak perlu khawatir, Arsya juga nggak mau menang bila merugikan orang lain." jawab Arsya dengan yakin.
"Mama percaya kamu tidak akan melakukannya. Kalau begitu ayo kita turun. Papa pasti sudah menunggu di bawah." Ayla pun mengajak si kembar turun menemui suaminya yang tadi menunggu di ruang tengah.
"Sudah siap semuanya, Kak?" Rian berdiri menyambut putranya yang malam ini akan bertanding. Lelaki yang masih sangat tampan tersebut memeluk buah hatinya untuk memberikan do'a dan dukungan sebagai orang tua.
"Sudah, Pa. Tolong do'akan agar bisa Kakak menang lagi." Arsya juga melakukan hal yang sama seperti pada mamanya tadi.
"Tentu Papa akan selalu mendo'akan agar jagoan Papa bisa kembali menang seperti pertandingan sebelumnya. Tapi ingat jaga keselamatan juga." ucap Rian melongarkan pelukannya karena si putri bungsu sudah ikut-ikutan memeluk dia dan Arsya.
"Adek juga hati-hati, jangan pergi sendirian bila kakak mu sedang bertanding." pesan yang sama juga untuk putrinya.
"Tentu Pa, Mama juga sudah bilang jangan pergi sendirian. Kan ada si Ale sama Aditya yang menemani adek saat kakak nggak ada." ucap Salsa setelah mereka selesai berpelukan.
"Bagus! Kalau begitu berangkat saja sekarang. Agar di jalanya bisa santai." kata Rian melihat jam di pergelangan tangannya.
Lalu setelah mendapatkan do'a restu dan pelukan dari kedua orang tuanya. Arsya dan Salsa langsung berangkat menjemput saudara angkat mereka yang nanti bertugas menjaga Princes saat Arsya melakukan pertandingan.
"Sama saja seperti papa nya. Mau berangkat ke kantor waktu berpamitan nya sampai setengah jam." ucap Ayla setelah kedua anaknya pergi.
"Benarkah? Kan mereka memang anak-anak ku." Rian tergelak seraya memeluk tubuh istrinya yang masih tetap cantik sama seperti dua puluh tahun lalu.
"Ya, ya! Memang anak mu. Aku hanya mengandung nya saja." kata Ayla yang sebetulnya sangat bahagia.
Sedangkan di dalam mobil Arsya. Sudah ramai karena sudah bertambah penumpang dua orang yaitu anak Nando dan Andre yang sekarang tinggal satu kompleks dengan keluarga Rian.
"Kak Ar, katanya lawan kakak malam ini sangat hebat. Kakak hati-hati ya mana tahu mereka bermain curang. Kata teman-teman Ale sih kalau anak-anak perguruan, kebanyakan nya suka bermain curang." ucap Ale setelah mobil Arsya mulai masuk jalanan ibu kota.
"Hem! Kalian tidak perlu khwatir, meskipun mereka mainya licik kakak pasti bisa atasi." jawab Arsya menyakinkan ketiga adiknya yang sangat takut bila dia kalah dalam pertandingan malam ini.
*BERSAMBUNG*...
.
.
.
Terimakasih bagi yang sudah mampir ke sini lagi. jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya 🤗
Like.
Vote.
Vaforit.
Bintang lima dan hadiah nya.😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-04-09
0
Hartaty
jangan2 lawannya si Kenzo ya, cucu tn fatan
2023-06-12
0
Qaisaa Nazarudin
Mampir juga di sini thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-04-04
1