10 hari kemudian.
Walau Alda tak mau membalas cintaku. Aku tetap bersikap baik padanya. Perhatian perhatian kecil, tetap ku berikan. Seperti hari ini, aku membuatkan juice kesukaannya.
"Ini aku buatkan kamu juice kesukaanmu." Ku letakkan satu gelas juice terong belanda di atas meja kasir yang hadapannya
Hatiku berbunga bunga saat ia membalas senyum yang ku tebarkan.
"Hanya melihat senyummu, kopi tanpa gula akan terasa manis." Ku tatap ia dengan senyum tipis dan pastinya, Alda pasti cemberut karena aku menggombalnya.
Huufftt..
Alda terlihat menarik napas panjang. Ekspresi kesal di wajah nya itu terlihat sangat lucu. Aku jadi seneng menggodanya.
"Gak pantang menyerah kamu ya dek Akram." Alda walau kesal akan sikapku, ia tetap menghargai apapun yang kulakukan padanya. Termasuk meminum juice yang kubuat untuknya.
"Memang gitu ya kalau kita janda. Selalu digodain cowok, kamu pikir aku ini jablay,. Yang haus untuk disentuh kali ya? Aku jadi kesal sama mu Akram."Ujar Alda geram, ia seperti ingin menelanku hidup hidup, saking kesalnya ia padaku.
"Matamu itu kayak lampu merah, membuatku berhenti setiap kali melihatnya."
Dia marah, aku semakin senang menggodanya. Aku tahu, ia sebenarnya ada rasa padaku. Tapi, mungkin karena ia baru saja dikhianati. Alda masih terlhat traumah. Alda Cepat cepat memuutus kan kontak mata denganku. Mungkin karena ia sudah kesal padaku.
Hahhahaha..
Aku tertawa renyah. Mukanya yang cemberut padaku, sungguh sangat menghibur.
Ciitt.
Seketika kedua bola mataku membulat, saat melihat Evan dan Juli, turun dari mobil dan berjalan ke arah kami. Kedatangan Evan dan Juli di warung ini jelas membuatku was was, aku gak mau Alda tahu tentang diriku, dari Evan atau pun Juli. Saat perhatian Alda tertuju ke Evan dan Juli. Ku berlari terbirit birit, menyembunyikan diri ke belakang.
Dadaku berdebar kuat, karena takut dan khawatir dengan keberadaan Evan dan Juli di warung ini. Aku jadi seperti buronan saja, yang ketakutan pada penjahat Evan dan Juli.
"Mas, ayo silakan duduk..!" Ku fokuskan pendengaran ku. Aku gak mau kelewatan, dengan apa yang dinicarakan Alda ke mantan suami dan si pelakor Juli.
"Gak ku sangka, kamu punya nyali juga gugat cerai aku ya Dek?!" ujar si Evan, pria sok cakep dengan suara dinginnya. Aku yang menguping saja, dibuat geram dengan cara bicaranya.
Kira kira ekspresi Alda saat ini, gimana ya? aku sungguh penasaran. Ingin rasanya ikut nimbrung, tapi aku takut juga, jadi tambah masalah.
"Mas, aku gak ngerti apa maumu. Sudah lah Mas, aku bukan Alda yang dulu lagi, yang gara gara cinta jadi bloon. Harusnya dari sejak awal, saat aku tahu mas Selingkuh, aku gugat cerai mas. Agar aku tak merasakan sakit lahir bathin seperti saat ini."
Puas sekali aku mendengar jawaban Alda yang tegas itu. Aku senyam senyum sendiri di dapur. Tenyata Alda sudah benar benar move on. Tapi, seketika aku merasa sedih, karena mendengar isak tangis Alda
"Jangan harap, kamu bisa cerai dari ku. Kamu tak akan bisa menggugat ku. Karena aku punya alasan, agar gugatanmu tak dikabulkan. Asal kamu tahu, suami yang cacat setelah perceraian.. Dan istri gugat cerai suami nya yang sudah cacat. Itu tidak dibolehkan hakim."
Dasar Evan bloon, aku jadi geram sendiri mendengar ucapan Evan. Saking geramnya, tomat yang ada di hadapanku sudah hancur lebur, karena ku remas.
"Kita lihat saja nanti mas, sampai ketemu di pangadilan." Ucapan Alda semakin tegas saja.
"Lihat saja, kamu akan menyesal karena gugat cerai aku." Ujar si Evan gak tahu diri.
"Aku tak akan menyesal, lepas dari kamu aku pasti bahagia."
Lagi-lagi Alda bicara tegas pada Evan. Aku suka dengan sikap Alda saat ini. Aku pun bersiap siap untuk keluar dari persembunyian. Karena Evan dan Juli, sepertinya sudah pergi.
Huufftt..
Ku tarik napas panjang, dan menghembuskan nya pelan. Kaki melangkah ingin ke depan.
Dan..
"Astagfirullah...!"
Tak hanya Alda yang terkejut, hingga ia beristigfar berulang kali, aku juga sangat terkejut saat Alda menyibak tirai menuju dapur.
Aawww... Awwuu..
Teriakku refleks
Puukkk..
Saat menyibak tirai dapur. Wajahnya da yang tepat di hadapan mata ini, hampir saja membuat jantung copot.
"Akram, kamu di sini? hadeuh... Kamu tadi koq pergi sih?" ujarnya dengan sesenggukan. memukul pelan dadaku. Ia terlihat kesal padaku. Menurutku sikapnya sedikit berlebihan saat ini. Karena ia lanca.g memukul manja dada bidangku.
Ku tangkap tangan mungil dan lembutnya, yang memukul dadaku yang keras dan bidang. Pukulannya itu tak ada apa apanya. Aku malah merasa seperti di klitiki.
"Aku di sini koq. Aku di kamar mandi, kebelet. Sakit perut aku." Ujarku tak berani menatap matanya Alda . Biasanya juga bicara selalu tatap matanya. "Emang kamu kenapa?" tanyaku lagi, Ku lewatiku dia, dan kembali duduk di kursi yang ia duduk tadi.
Alda mengekoriku. Ia mendudukkan bokongnya do kursi yang ada di hadapanku. Biasanya akan duduk di kursi meja kasir.
"Mas Evan datang ke sini."
Aku sudah tahu kali. Mendengar mulutnya menyebut Evan, membuat ku kesal. Ku sibukkan diriku, pura pura main hape
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Puja Kesuma
sok kecakepan si evan tuh...
takutnya kau akhram gk brani menghadapi evan kau..cemen👎😃😃😃
2022-11-18
0