POV Akram (Rasa aneh)

Huufffft...

Aku yang merasa bersalah saat ini, hanya bisa menghela napas panjang setelah mengetahui fakta, bahwa wanita yang bernama Alda itu adalah istri pertamanya Pak Evan. Aku perlu banyak stok oksigen di paru paru. Agar bisa bersikap tenang, saat berhadapan dengan wanita yang bernama Alda itu. Aku harus membuang rasa gugup dan bersalah. Masalah yang menimpa Wanita itu tak semata mata karena ku.

Huufftt.

Ku kembali menghela nafas dalam. kini aku sedang berdiri di depan pintu ruang rawat nya Alda, di tanganku sebelah kiriku yang tak sakit, sedang menenteng tiga kresek yang berisi makanan, tadi aku pamit untuk beli makanan, nggak mungkin aku masuk lagi ke kamar ini tanpa membawakan sesuatu. Setidaknya buah untuk Alda.

Ceklek

dengan perasaan yang berkecamuk, kulangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar, tentunya dengan ekspresi wajahku yang jelas terlihat gugup dan sungkan, karena aku memang merasa bersalah atas apa yang menimpa wanita yang lemah berbaring di atas bed itu. Sekuat apapun aku menipis rasa bersalah. Nyatanya rasa bersalah tetap bercokol di hatiku.

kuhampiri ibunya Alda, aku menyodorkan kresek yang sedari tadi kutenteng yang berisi buah buahan. Sedangkan kresek satunya lagi masih ku pegang, berisi nasi padang.

"Ini bu, di depan hanya ada buah jeruk dan apel saja." Ujarku tersenyum tipis pada pada ibunya Alda, yang sempat menaruh kecurigaan padaku. Takut, Aku tak bertanggung jawab.

"Oohh iya, terima kasih." Sahut ibunya Alda dengan bingungnya. Aku pun dibuat bingung dengan sikap si ibu, yang tiba tiba berubah jadi ramah.

Aku pun mendudukkan bokongku, di atas tikar yang digelar di lantai. Ku keluarkan isi dari plastik kresek yang ku tenteng sedari tadi. Sesekali ku lirik Alda, yang mencuri curi pandang padaku? apa dia kenal aku?

Dan tak sengaja mata kami beradu pandang, dengan menahan malu. Wanita yang bernama Alda itu membuang pandangannya.

"Ada tiga bungkus, aku beli dua bungkus nasi padang dan satu bungkus mie goreng. Ayo kita makan bu?" Ujarku, menatap ibunya Alda yang masih berdiri di dekat putrinya itu.

Ibu menghampiriku dan duduk di hadapanku. Ibu meraih satu bungkus nasi padang, dan membukanya.

"Sudah lama gak makan nasi padang." Ujar ibu tersenyum tipis padaku. Aku jadi terharu, sudah lama aku kehilangan sosok seorang ibu. Karena sejak usia tahun, aku sudah piatu.

Aku yang sedang makan dengan Ibu, tak pernah lepas dari lirikan Alda.

"Ibu sedikit heran samamu Nak Akram?" ujar ibunya Alda serius menatapku. Sejenak ku menghentikan acara makanku. Tatapanku fokus ke ibunya Alda.

"Heran, heran kenapa bu?" jawabku,masih menatap lekat ibu.

Ibu memutus kontak matanya dariku. Kini ibu fokus ke nasi padang di hadapannya.

"Kamu yang ditabrak anak ibu, kamunya mau tanggung jawab." Ujar ibu itu dengan ekspresi bingungnya.

"Emang ibu gak mau aku tanggung jawab? kalau gak mau, ya gak apa apa." Sahutku tanpa ekspresi. Kembali fokus untuk makan. Tak mungkin kan, aku katakan alasan utama aku mau tanggung jawab. Sebenarnya, alasan utama, aku mau tanggung jawab adalah. Karena kejadian tabrakan itu, penyakit ku sembuh. Aku sudah tidak impoten lagi. Gairahku meningkat drastis. Bahkan dilirik Wanita yang terbaring lemah di hadapanku, membuat milikku hidup.

"Bukan, bukan seperti itu, ibu heran saja." Sahut ibu bingung, merasa salah bicara. Aku hanya bisa tersenyum dalam hati. Aku sangat senang sekali saat ini. Milikku yang tidur lama, kini bangun juga. Aku fokus menyantap makanan. Karena jika aku mengangkat wajahku, maka Aku tak akan bisa menyembunyikan ekspresi wajahku yang menahan senyum.

Hahhahhahha...

Ini keajaiban.. its magic

Setelah selesai makan, dan bisa mengontrol perasaan yang mengharu biru. Ku tatap ibu sekilas, Kemudian melirik wanita yang bernama Alda, yang tak lain istrinya Evan. Evan si musuh bebuyutanku.

"Aku datang ke kota ini, mau cari kerja. Atau buka usaha. Gak tahunya, malah ditabrak." Ujarku merogoh kantong kemeja. Aku ingin merokok, karena aku ingin menutupi rasa gugupku, karena berbohong. Aku itu sebenarnya mau ke kampung. Tapi, disini aku katakan dari kampung.

"Entah kenapa aku merasa terpanggil, untuk membiayai pengobatan putri ibu." Kembali ku lirik Wanita yang bernama Alda. Menatapnya sekali, akan membuat kita terpanggil untuk menatapnya kembali lagi. Wajah pucatnya yang terlihat sembab itu, sepertinyamengandung magnet. Mataku terpanggil terus untuk menatapnya.

Aneh... Aku merasa diriku ini aneh. Gak mungkin kan aku suka pada Alda. Wanita yang tadi siang tabrakan denganku di jalan raya. Lagian, dia kan masih istrinya Evan.

Ku lempar senyum tipis padanya. Ia pun mengalihkan pandangannya kembali pada ibunya. Sepertinya ia tak nyaman dengan tatapanku.

"Jadi, ibu tak perlu berfikir yang aneh aneh atau macem macem akan sikapku ini. Anggap aja aku ini saudara ibu." Ujarku, kemudian menyesap rokokku. "Ehh, lupa, ini kan ruangan berim Ac baiklah aku keluar dulu bu." Aku bergegas keluar, meninggalkan ibu yang masih terbingung bingung dengan sikapku. Aku bersikap seperti itu, karena aku malu sendiri dengan diriku. Koq, aku ada rasa pada Alda. Padahal baru kenal, beberapa jam lalu. Aku ini tipe Pria yang susah jatuh hati. Terbukti selama hidup, hanya mantan istriku yang pernah ku dekati dan akhirnya ku nikahi.

Ku malu sendiri dengan diriku, padahal belum tentu alda dan ibunya tahu apa yang ada dibenakku. Aku gugup, makanya aku keluar dari kamar itu. Dan kini aku berada di beranda ruang rawat inapnya Alda. Suara dari dalam kamar, masih terdengar ke tempatku berada saat ini. Aku bersandar di dinding kamar, sambil merokok.

Saat asyik merokok, ku lihat beberapa orang berjalan menuju ruangan Alda dirawat.

"Assalamualaikum....!"

Ku lirik ramah, bapak bapak dan ibu ibu yang kini ada di depan pintu.

"Walaikum salam..!" sahut ibu, ku jauhkan diriku. Agar ibu tak melihat keberadaanku saat beliau membuka pintu.

Setelah semua tamu masuk, aku kembali mendekat ke arah jendela kaca. Dari tempat tempatku berada sekarang, bisa terdengar jelas pembicaraan orang di dalam.

"Romlah, Rony..!" terdengar suara ibu menyambut kedatangan tamunya dengan senang.

"Cepat sembuh ya Alda." seorang wanita bicara.

"Astaga... Koq bisa seperti ini Alda?" tanya wanita itu lagi. Ku dekatkan kupingku ke jendela kaca. Aku Sungguh kepo pada wanita yang bernama Alda.

Tak ada sahutan dari Alda. Aku yang menguping semakin penasaran dibuatnya.

"Panjang cerita nya Romlah. Ayo duduk dulu " Malah suara ibu yang kudengar, mempersilahkan Bi Romlah dan paman Rony untuk duduk di atas tikar. Ibu pun mulai bercerita kejadian, yang ibu dapat dariku.

Aahhkkk..

Ngapain aku menguping terus di sini. Mana tamu yang datang semakin banyak, dan saat mau masuk ke ruangan. Mereka menatapku terus, mungkin mereka heran, dengan keberadaan ku di beranda kamar itu.

Aku pun akhirnya memutuskan pergi dari tempat itu. Aku akan ke dukun patah lagi. Mau dipijat, biar cepat sembuh.

Pukul 23.05 wib, aku kembali datang ke kamar Alda dirawat. Saat itu, suasana kamar sudah sepi. Tamu sudah pada berpulangan. Alda dan ibunya juga sudah tidur.

Aku yang kepikiran ayah, akhirnya memutuskan untuk menelponnya. Karena semalam, aku katakan ingin pulang. Dan Nyata nya aku gak jadi pulang.

"Iya, aku belum bisa pulang." Ujarku pada ayah dalam sambungan telepon. Sudah larut malam begini, ayah masih menunggu kabar dariku. Setelah selesai bertelepon dengan ayah. Ku seret kakiku menuju kamar mandi. Aku mau bersih bersih sebelum tidur.

Saat keluar dari kamar mandi Ku lihat Alda terbangun dan seperti sedang membutuhkan sesuatu.

"Kamu bangun? mau minum..?"

Aku tak tahu mau bicara apa. Jadilah kalimat itu yang keluar dari mulutku dengan kikuknya.

Deg

Aku Sungguh terkejut dengan sikap anehnya. Alda bukannya menjawab pertanyaan ku. Dia malah memejamkan kedua matanya dengan ekspresi wajah nya yang ketakutan.

Apa aku menakutinya?

TBC

Terpopuler

Comments

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

mungkin ketakutan klo di suruh bayar biaya operasi

2023-10-14

0

Nur cahaya

Nur cahaya

cinta kilat versi akram utk alda😍
smgat kak othorrr🥰

2023-05-26

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

ish..klo akram suka ma aida berrti sisa evan donk... nanti yg ada akhram nyuru juli tuk minta evan menikahinya biar akhram bs merebut istri evan..makin jelek nama akhram..jagan aida ah gk rela lah masak akhram sama aida

2022-11-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!