Aku memperhatikan lekat wajah wanita yang bernama Alda itu, mendengarkan dengan seksama pembicaraannya pada sang ibu dan kedua suster. Tentang ia yang ragu untuk melakukan operasi, karena ia ternyata sedang hamil. Aku sedikit heran, kenapa yang menemaninya di ruang rawat ini hanya ibunya. Apa tak ada keluarga yang lain? mungkin suaminya, kan ia sedang hamil. Apa wanita ini tak punya suami lagi?
Memikirkan itu, akhirnya aku jadi teringat pada Evan. Karena nama istrinya ternyata sama dengan wanita yang terbujur kaku di hadapanku ini. Aku sangat penasaran jadinya. Aku perlu cari info tentang Evan dan keluarganya. Jangan - jangan Wanita ini, istrinya Evan.
"Bu, aku pamit keluar mau beli makanan dulu." Ujarku pada ibunya Alda. Aku berbohong, padahal aku ingin menelpon temanku yang tahu banyak tentang Evan. Selama ini, aku tak begitu tertarik mengetahui apapun tentang Evan. Yang ku inginkan hanya ingin balas dendam, atas ia yang menghina diriku, di depan teman kerja lainnya.
"Oohh iya nak." Sahut ibu dengan ragu. Ku bisa rasakan ia menaruh kecurigaan padaku. Mata nya memperhatikan ku lekat saat mengambil tas ranselku di atas sofa. Setelah tas ku sandang, aku berbalik badan dan tersenyum pada wanita tua yang menatapku dengan lekat.
"Tunggu sebentar, nak Akram gak mau lari kan?"
Benar sekali, ibu ini takut aku melarikan diri, padahal aku kan sudah mengatakan pada pihak berwajib, akan bertanggung jawab.
"Ya gak lah bu, aku mau cari makan saja. Lapar ini perut, dari tadi siang sampai sekarang gak sempat makan." Jelasku tersenyum tipis pada ibu.
"Baiklah, kalau ibu takut aku lari. Aku tinggalkan tas ku di sini." Aku kembali meletakkan tas yang sempat ku sandang di atas sofa. "Di tas ini, ada uang 25 juta." ku pukul pelan tasku, tentu saja kedua sudut bibirku masih tersungging sempurna. Aku merasa lucu dengan ekspresi ibunya Alda, yang takut aku akan melarikan diri.
Setelah memastikan wanita tua itu yakin, aku pun keluar dari ruangan dengan santainya. Menahan sakit di pergelangan kaki yang terkilir.
Ku seret kakiku sambil menahankan sakit. Aku akan menuju taman. Akan lebih tenang dan aman bicara di taman. Tapi, sebelum kaki ini melangkah jauh ke taman. Aku yang penasaran menyempatkan menguping di balik jendela kaca ruangan Alda di rawat.
"Bu..!" Suara lemahnya Alda saat memanggil ibunya, membuat dadaku rasanya sesak. Bisa ku rasakan sakit yang ia rasakan di sekujur tubuhnya sekarang ini. Aku saja yang hanya terkilir di bagian kaki dan tangan, terasa sangat sakit. Apalagi dia yang patah tulang dan mengalami luka sobek yang parah di kakinya.
"Ibu takut, dia lari. Dia kan sudah mau bayar pengobatan. Kalau dia lari gimana?" ujar ibunya Alda. Mereka benar benar takut, aku tak mau tanggung jawab.
"Ya gak apa apa bu, kalau ia kabur. Kan kata ibu aku yang salah."
Ternyata wanita yang bernama Alda ini, punya hati yang baik, lembut dan sabar. Aku jadi semakin merasa bersalah padanya. Apalagi, bicara dengan meringis kesakitan. Ini tak salahnya seratus persen. Aku juga salah, karena mengkhayal saat mengemudi. dengan meringis kesakitan.
"Itu cerita dia, ibu yakin dia juga salah. Kalau gak salah, kenapa dia mau tanggung jawab."
Hhuufftt....
Ku tarik napas panjang dan menghembuskannya berat. Sungguh ibunya Alda, bisa baca situasi.
"Bu, kalau dia gak mau tanggung jawab, biarlah. Nanti biaya operasi ku, ibu jual aja perhiasanku. Dan ada uang di tasku 2 juta ma. Tas ku dimana ma?"
Aku masih menguping di balik kaca jendela. Masih penasaran dengan wanita yang bernama Alda. Sungguh hatinya sangat baik. Kalau benar Alda, adalah istrinya Evan. Sungguh sangat bodoh si Evan menyia nyiakan wanita seperti Alda.
Aku meninggalkan tempat itu. Percakapan ibu dan anak itu, sudah cukup buatku. Tutur bahasa lembut dan sopan, menandakan Alda wanita yang sangat baik. Siapapun ia, aku akan membantu ia dan keluarganya. Aku rela jadi kacungnya, sampai ia bisa beraktifitas seperti biasanya.
***
Sesampainya di taman.
Ku dudukkan bokongku di bangku beton taman di bawah pohon mangga. Aku akan menelpon Gisel, ia tahu semua Tentang Evan. Semoga dugaan ku salah. Wanita yang bernama Alda yang menabrak ku bukanlah istrinya Evan. Karena kalau benar Alda adalah istrinya Evan. Maka, aku akan sangat bersalah pada wanita itu. Gara gara aku, Juli semakin genjar mengejar Evan hingga mereka bisa menikah dengan dokumen palsu.
"Hai Pak Akram... ? Bapak koq berhenti kerja?" suara Gisel terdengar mendayu dayu. Ia memang selalu suka menggodaku. Ia tak percaya, kalau aku ini impoten. Di kantor ia selalu tebar pesona padaku.
"Hai Gisel, kali ini. Aku gak ada waktu jawab pertanyaaan mu. Lain kali kita bahas ya soal itu."
"Bapak kangen ya?"
Belum selesai aku bicara, si Gisel sudah main potong pembicaraanku saja.
"Eemmm..." Aku bergumam, aku ingin sesuatu padanya. Aku harus bisa merayunya.
"Aku percaya kalau bapak memang kangen. Habis bapak nelpon aku."
"Iya Sel. Ngomong - ngomong, kabarnya Juli gimana sekarang?" tanyaku lembut, mulai mengintrogasi Gisel. Aku ingin mencari informasi akurat tentang Evan serta istrinya.
"Bapak koq nanya si Juli sih?" Wanita itu terdengar cemburu.
"Iya, ada yang ingin ku tahu tentang keluarga istri pertamanya si Evan." Jawabku to the point. Sama Gisel bicara harus pada tujuan. Kalau gak pembicaraan nya jadi ngaur.
"Bapak koq kepo?"
Aduhhh.. Malas sebenarnya bicara dengan si Gisel ini.
"Iya, siapa nama istiri pertamanya si Evan?" malas sudah aku basa basi, moga Gisel gak banyak tanya.
"Eemm.. Alda Dwi putri."
"Baiklah, terima kasih ya Gisel."
Tut
Panggilan dengan cepat kun putus, aku hanya ingin tahu nama lengkap istrinya Evan. Aku gak suka bicara lama lama dengan Gisel.
Dadaku semakin dibuat tak tenang, nama istrinya Evan sama dengan nama data pasien yang ku baca tadi.
Untuk memastikan dugaanku, ku berselancar ke dunia maya. Mengetikkan pencarian nama atas Alda Dwi Putri.
Deg
Aku pun menemukan akun, yang foto profilnya adalah pasien yang bernama Alda. Lawanku saat tabrakan. Ku scrol album foto di akun Fb itu. Dadaku semakin bergemuruh, setelah melihat foto keluarganya. Ada Evan dan seorang putri cantik bersamanya.
Nyut..
Hatiku terasa sakit, mengetahui fakta ini. Wanita yang bernama Alda, ditinggalkan sang suami, karena ada campur tanganku di dalamnya. Aku mendesak Juli, agar berhasil menikah dengan Evan. Niat hati menghancurkan Evan. Tapi, Aku sendiri yang merasa hancur. Karena membuat seorang wanita bernama Alda, menderita.
TBC
Ini novel squel dari Kubiarkan suamiku selingkuh. Agat dapat feel mendalam cerita ini. Baca novel Kubiarkan suamiku selingkuh ya say.
Terima kasih atas dukungan nya dengan like, komentar positif, hadiah dan vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
iya nanti aku baca novelnya tapi tak akan ku biarkan dia selingkuh 🤣🤣
2023-10-14
0
lovely
tega juga lu Arkam tapi jjik juga c Avan yg selingkuh ma s juli
2023-01-01
0
mommyanis
tyt ini sekuel thor ????? 🤔🤔🤔🤔
2022-11-15
0