Huufftt...
Legah rasanya setelah lahar panas itu berhasil Akram keluarkan. Sungguh ia merasakan nikmat yang teramat. Tapi, seketika ia merasa sedih atas apa yang ia lakukan. Karena ia tak membiasakan dirinya bermain tangan untuk mendapatkan kenikmatan itu.
Ia pun memutuskan untuk mandi junub, dengan menahan rasa sakit yang teramat di bagian tubuhnya yang terluka, yaitu pada bagian tangan dan kaki. Karena bagian itu yang paling banyak kena goresan ke aspal.
Setelah rapi dan wangi. Ia kembali menyeret kakinya ke ruang IGD. Ia akan menjumpai wanita yang menabrak motornya. Tapi, saat sampai di tempat Itu, ia tak menemukan wanita itu lagi. Itu artinya wanita itu sudah dibawa ke ruang rawat inap.
"Bapak, bapak yang tadi kan?"
Hadeuhh..
Koq bertemu dengan mereka lagi sih?
Rutuk Akram dalam hati. Ia kembali disapa suster yang tadi sempat mengobati lukanya. Ia sangat malu pada kedua wanita itu, Karena ia merasa organ vit al nya jadi bahan olok olok an Kedua suster itu.
"Iya, matanya gak usah gitu juga kali..!" Sahut Akram, menatap jengah suster yang mencuri-curi pandang ke bagian intinya itu. Akram melihat tatapan suster itu.
Suster itu terdiam, kemudian membuang pandangannya.
"Di ruang mana dirawat wanita tadi?" tanya Akram pada suster yang kini tak berani menatapnya.
"Wanita yang mana ya pak?" tanya suster bingung, masih tak berani menatap Akram.
"Wanita yang tadi dibawa kesini karena kecelakaan." Jawab Akram tegas.
"Oohh.. Ibu itu sudah dibawa ke ruang rontgen." Sahut suster itu ramah, yang kini sudah menatap ke arah Akram.
"Emang siapa yang menanggungjawabi wanita itu berobat di sini?" tanya Akram dengan herannya. Soalnya, ia belum melaporkan ke bagian administrasi, kalau ia yang akan menanggung semua pengobatan. Tapi, koq sudah dilakukan tindakan atas wanita itu.
"Tadi, ibu ibu yang membawa nya ke sini."
Akram manggut-manggut mendengar penjelasan suster itu.
"Di dekat sini, ada adek tahu tempat untuk mijat,?" kini Akram menampilkan Wajah ramahnya.
"Bapak mau pijat? bapak ini kan yang nabrak ibu tadi?" tanya suster penuh selidik. Ternyata kedua suster itu baru tahu cerita sebenarnya, saat Akram lari terbirit birit mencari kamar mandi.
"Gak...!" sahut Akram cepat. Ia menyeret kakinya yang terkilir itu, menjauh dari loket pendaftaran, di ruang IGD itu. Ia akan mencari tempat mijat,.
***
Setelah menanyakan ke tukang becak motor yang ada di gerbang rumah sakit, Akram akhirnya di antar kan abang tukang becak ke sebuah rumah dukun patah.
Ternyata benar Akram mengalami terkilir di bagian pergelangan kaki, dan punggungnya. Ia pun menghabiskan waktu 1 jam di dukun patah Itu, untuk dipijat. Dan dukun patah memintanya untuk datang lagi esok pagi.
Setelah tubuhnya dipijat. Rasa sakit disekujur tubuh berkurang sedikit. Ia pun kembali ke rumah sakit. Ia penasaran juga pada wanita yang menabrak motornya. Karena kecelakaan ini, ia kembali jadi lelaki normal. Keperkasaannya telah kembali. Jadi menurutnya kecelakaan yang baru ia alami bukanlah sebuah musibah. Tapi, mukjizat serta anugerah dari Allah SWT.
Dengan wajah sumringah, ia kembali ke loket administrasi ruang IGD. Ia ingin mengetahui, di mana wanita yang menabraknya sekarang berada. Akram akhirnya bisa bernafas legah, kedua suster yang tadi mengejeknya, tak ada lagi di tempat itu.
Dada Akram bergemuruh hebat saat ini. Jujur ia takut untuk berhadapan dengan keluarga wanita yang menabrak motornya. Ia takut keluarga dari korban tak mau berdamai. Kalau itu terjadi, bisa bisa urusan jadi panjang.
Bismillahirrahmanirrahim...
Ucap Akram dalam hati, ia kini tengah berada di depan ruang rawat. Berdiri dengan perasaan tak tenang. Tangannya tak henti henti mengusap dadanya yang berdebar debar itu. Ia berharap, bisa tenang. Tapi, ia malah semakin dibuat gugup.
Ceklek..
Akram Akhirnya memberanikan diri membuka pintu ruang rawat itu. Dan saat itu juga ia dikejutkan dengan seorang wanita paruh baya yang ingin keluar dari kamar itu. Wanita itu adalah ibu dari lawannya tabrakan.
Akram sudah tahu ibu itu. Karena saat wanita yang menabraknya di tangani di ruang IGD, Wanita tua ini bersamanya. Akram yang kikuk akhirnya hanya bisa melempar senyum pada wanita paruh baya itu.
"Mau ke mana bu?" tanya Akram pada si ibu dengan ramahnya. Ia juga menyempatkan dirinya melirik Wanita yang menabrak motornya.
"Mau panggilkan suster, Alda merasakan sakit pada tangannya." Sahut si ibu.
"Oohh.. Namanya Alda." Akram kini menatap lekat wanita yang terbujur lemah di atas bed. Ia seperti pernanh mendengar nama itu. Saat memikirkan itu, Akram kembali menatap Wanita paruh baya itu.
"Biar aku saja yang panggilkan bu, ibu temani putri ibu saja." Ujarnya tersenyum tipis pada si ibu.
Dan lagi lagi, Akram melirik wanita yang bernama Alda itu. Dan kebetulan sekali, Wanita yang bernama Alda itu juga sedang menatapnya.
"Baiklah Nak Akram, terima kasih." Sahut ibu.
Akram keluar dari kamar itu dengan banyaknya dugaan dugaan terkait, wanita lawannya tabrakan. Sesampainya di ruang piket jaga para suster. Akram meminta suster memeriksa Alda. Dan saat itu juga, ia meminta data Wanita yang menabraknya. Ia tak menemukan identitas yang detail, hanya nama, jenis kelamin, usia dan alamat.
Akram dengan penasarannya kembali masuk ke ruang rawat. Dan lagi lagi saat masuk ke ruangan itu, ia dikejutkan dengan info yang ia dengar, bahwa Wanita yang terbujur lemah itu sedang hamil. Mana Wanita itu mengalami luka parah di bagian paha, dan tangan.
Akram menyimak dengan serius pembicaraan suster dengan ibu wanita yang bernama Alda itu. Ibu nya Alda, tak ingin putrinya di operasi. Ia lebih setuju membawa Alda ke dukun patah. Sedangkan sang putri terlihat setuju untuk dioperasi. Tapi, wanita yang bernama Alda masih sedikit ragu, karena ia tengah hamil.
Akram merasa perlu ikut campur.
"Bu, sebaiknya putri ibu dioperasi saja. Kalau diurut, takutnya tulangnya gak nyambung dengan benar. Nanti bisa cacat."
Ujar Akram lembut, memberi pengertian pada si ibu. Saat itu juga Akram menoleh ke arah wanita yang bernama Alda. Ia merasa Wanita yang bernama Alda itu sedang menatapnya lekat.
"Soal biaya, aku yang nanggung. Ibu tak perlu khawatir." Jelas Akram lagi, berusaha meyakinkan ibunya Alda yang terlihat bingung.
Ibunya Alda menatap Akram yang kini berdiri tak jauh dari bed tempat wanita yang bernama Alda berbarinh. Tatapan mata ibu menunjukkan keraguan.
"Emmm... Bu Alda, ibu mau kan di operasi?" kini Akram memberani kan diri menanyakan langsung pada wanita cantik di hadapannya. Ia tak lupa melempar senyum manis dan tulus pada wanita yang terkapar itu. Wajahnya terlihat menahan rasa sakit yang amat.
Entah kenapa dengan melihat wajahnya saja, Akram jadi bergairah. Padahal wanita itu saat ini terlihat sangat pucat. Akram merasa ada yang aneh dalam dirinya. Tatapan Akram terhenti di wajahnya Alda, yang kini membuang pandangan. Wanita bernama Alda, tak sanggup lama lama bersitatap dengan Akram.
"Gimana bu? keputusan harus cepat diambil." Ujar Akram mendesak si ibu. Sungguh Akram terlhat tegar dan berani. Ia juga kini menatap wanita yang bernama Alda. Seolah menginginkan penegasan darinya.
"Aku mau dioperasi." Alda kembali mengutarakan kemauannya dengan penuh keyakinan. Aku mau di operasi, karena menurutku itu lebih baik, daripada diurut. Kalau dioperasi, paling sakitnya sebentar. Kalau diurut bisa - bisa setiap kali diurut aku terkencing - kencing di celana."
Walau sudah kesakitan, wanita yang bernama Alda, masih sempat sempatnya bergurau.
"Kamu yakin nak? di operasi biayanya banyak, puluhan juta. Kita mana ada uang." Ujar si ibu penuh kekhawatiran.
"Bu, semua biaya aku yang bayar." Jelas pria yang bernama Akram., menatap lekat Ibu nya Alda yang terlihat tak yakin.
"Biaya buka pen nya nanti?" tanya ibu lagi memastikan. Sepertinya ibu khawatir, pria itu tak serius dengan ucapannya.
"Iya, aku tanggung jawab penuh sampai bu Alda ini sehat, sampai bisa beraktifitas lagi." Ujar Akram penuh keseriusan
"Tapi sus, aku sedang hamil. Apa bisa ibu hamil di operasi?" tanya Alda pada suster.
TBX
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nining Bunga Rijkiya P
lanjut
2022-11-10
0
Puja Kesuma
jgn jgn aida istri evan...
jgn sama aidahlah akhram gairahnya...kyk gk ada aja wanita gadis.ting ting
2022-11-10
2