Tabrakan

Ada rasa sedih dan putus asa bersarang di hatiku. Alda memang terlihat tak ada rasa padaku. Padahal, aku sudah bersikap baik padanya. Dan yang membuat insecure, ia malah memanggilku dengan sapaan adik. Hal itu membuatku jadi sangat minder.

Dengan perasaan yang tak semangat, aku pun pergi belanja dengan Bi Imah, bibinya Alda, yang tak lain ibunya Mawar.

Hhuufft...

Mengingat nama Mawar, membuatku bete dan kesal. Anak ingusan itu, selalu saja menggodaku. Tebar pesona gak jelas padaku. Dan tadi malam, ia sempat-sempatnya datang ke ruko dengan temannya. Menyatakan cinta padaku. Kan gila, seorang wanita mengejar-ngejar pria. Di mana harga dirinya?

"Nak Akram, kamu masih lajang kan?" tanya Bi Imah menepuk pelan bahuku. Bi Imah, sedang duduk di boncengan, kami sedang diperjalanan menuju pasar.

Pertanyaan Bi Imah cukup membuatku terkejut dan was was. Selama dua bulan ini, aku masih menyembunyikan identitasku pada Alda serta keluarganya.

"Eemm.. Lajang bu." Jawabku tegas. Aku memang lajang sekarang.

"Oouuww.... Syukurlah. Kamu mau kan jadi menantu ibu?"

Ciittt...

Ku tepikan motor yang ku kenderai, pertanyaan Bi Imah cukup membuatku terkejut.

"Aduuhh... Kenapa Nak Akram..?" tanya Bi Imah dengan bingungnya. "Motornya rusak?"

Ku menoleh ke belakang dengan senyum tipis, aku gak boleh terlihat gugup.

"Gak apa apa bu. Ban motor ini sepertinya kurang angin." Sahutku, kembali melajukan motor itu.

Sepanjang perjalanan Bi Imah, tak henti hentinya mempromosikan Mawar. Aku hanya menanggapi semua perkataan Bi Imah dengan anggukan, ataupun deheman. Sadar dengan sikap acuhku. Bi Imah pun tak mau bercerita tentang Mawar lagi. Hingga selesai belanja, dan aku membawa Bi Imah pulang ke rumah.

***

Di kedai.

"Alda, Da.. Bangun...!" ku bangunkan wanita yang membuatku kembali punya semangat hidup itu. Ia kini tengah ketiduran sambil duduk di kursi meja kasir.

Setalah panggilan kedua, ku lihat ia sudah mulai meresponku. Dengan membuka sebelah mataku yang terasa sangat berat, seperti ditimpah batu besar saja. Malas sekali rasanya ia untuk bangun itu.

"Astaga... Sudah emak emak masih ngences!'

" Masak sih?" dengan cepat ia lap bibirnya

Rasa kantuknya terbang sudah. Kedua matanya melotot sempurna, menatapku tajam. "Iihh.. Dasar usil, siapa juga yang ences." Sahutnya menatap kesal diriku yang tertawa cekikikan. Ia polos sekali, sangat menyenangkan menggodanya.

"Ku pikir kamu sudah nyampe di rumah. Eehh.. Disini betah tidur. Itu si Raisya sudah merengek cariin kamu." Ujar ku, kemudian bergegas menarik pintu besi warung makan ini. Kami akan tutup.

"Iya sih, Raisya pasti nyariin aku. Ini sudah pukul lima ternyata." Iabangkit dari duduknya engan penuh kehati hatian. Berjalan ke dapur. Aku ingin menemui mawar. "Loh, koq gak ada orang sih?mawar ke mana?" ujarnya dengan bingungnya celingak celinguk mencari keberadaan mawar.

"Sudah pulang dia. Tadi kami jumpa di rumah." Sahut ku dengan suara sedikit keras. Karena ia ada di dapur, sadangkan aku di bagian depan.

"Eemmm.. Hapeku pasti dibajaknya. Habis da nanti data paketku." Ia melongos kesal, kembali duduk di kursi meja kasir, menungguku selesai menutup pintu Ruko besi itu.

"Jangan pelit, orang pelit kuburannya sempit." Ujarku tersenyum tipis meliriknya.

Ia pun bangkit dari duduknya, mengikuti ku keluar dari Ruko. Alda mengunci Ruko, sedang aku sudah naik di atas motor. Siap memboncengnya dengan senangnya.

"Tergantung pelit nya apa dulu kalau pelit soal kebaikan bisa jadi tapi kalau kejahatan insha Allah tidak." Ujarnya lembut.

Brugkk

Tiba tiba saja aku ngerem mendadak, auto dadanya menabrak punggungku

Nyukj..

Sangat empuk.... Milikku di bawah sana, langaung berdiri tegak.

Hufftt..

Ini godaan berat.

Ku lirik Alda yang terlhat Kesal karena ulahku. Sepertinya, ia merasa kesakitan.

"Iihh.. Akram, jangan ngerem mendadak dong?!" protesnya memukulku. Aku terdiam, ia melirikku dengan spion. Aku pun langsung nyengir

dari spion yang wajahnya terlihat tegang. Sadar ku amati, ia pun langsung tersenyum.

"Lumayan kena senggol melon kembar." Ujarku garing, dan tertawa lepas.

"Dasar buaya, kelihatannya aja kamu polos. Ternyata suhu nya." Ketusnya kesal, memundurkan sedikit tubuhnya.

"Ya Allah Alda, jangan mundur jauh. Bisa bisa motor ini jungkir balik." Ujarkunlagi menggodanya masih tertawa lepas.

"Kamu pikir aku gentong?" Ia ampilan éksprési wajah kesal, yang bisa ku lihat dari sipion.

"Eemmm... kamu gak asyik, orang bercanda, kamunya serius."

"Apa maksudmu bercandain aku dengan kelakuan seperti itu? kamu pikir aku ini wanita jablay, yang suka digoda dan menggoda." Ketusnya kesal.

"Maaf ya Da, aku tak ada niat lakuin seperti itu. Tadi memang tak sengaja aku rem mendadak."

TBC

Terpopuler

Comments

mommyanis

mommyanis

jgn sama Mawar,karna mawar itu cantik tapi berduri,bisa bikin kamu sakit hati nantix 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-11-16

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

lbh baik trima aja mawar.akhram anaknya baik kog... mmg kamu itu lajang walaupun uda menikah tp kn blom pernah MP😃😃😃

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!