Pov Akram (Jaga pandangan)

"Haahh... Ada orang, kabur....!" Wanita itu lari terbirit birit, menuju rumah yang ku yakini rumahnya Alda.

Apa Wanita saraf itu, saudaranya Alda?

Hahhahahaha....

Aku kembali tertawa terbahak bahak. Teringat dengan tingkah lucunya. Mulai dari merapikan rambutnya yang panjang, ber make up dan membenarkan posisi gunung kembarnya.

Nyuk...

Aku merasakan celanaku semakin sempit. Ternyata otong otongku sudah on. Aku sangat senang, akan hal itu. Berarti aku ini beneran sudah sembuh. Rasanya ingin bersorak riang sekuat kuatnya. Tapi, itu tak mungkin kulakukan. Aku sedang di pemukiman, bukan sedang di hutan.

Ku tekan handle pintu dengan perasaan yang membuncah. Setelah keluar dari dalam mobil. Ku rapikan penampilanku, dan aku bercermin di jendela kaca mobilku. Senyum mengembang, tak pernah lepas dari wajahku. Aku teringat dengan tingkah gadis tadi, yang membenarkan BRa nya. Dan aku malah ikut ikutan dengan tingkah konyolnya.

Apa dia gak punya uang beli BRA baru yang ketat? agar bisa menyangga dengan baik gunung kembarnya yang terbilang gede itu?

Aaaahhkkk...

Ini otak koq mikirnya ke situ terus sih?

Kalau ia tadi membenarkan posisi gunungnya yang disanggah BRa melorot. Beda lagi cerita nya denganku. Aku kini celingak celinguk memperhatikan sekitar. Aku ingin memastikan ada tidaknya orang yang memperhatikanku. Karena aku ingin memeriksa dan melihat sejenak otong otongku yang kini berdiri tegak. Aku seperti ini, karena aku senang dan sangat euforia dengan kesembuhanku.

"Heii... Sudah dong bangunnya. Kamu tidur lagi ya? aku gak mau orang orang menyebutku punya kelainan, karena kamu hidup terus karena tadi lihat gunung kembar." Ujarku dengan bodohnya memukul lembut milikku yang kini sudah ditutupi celana.

Huufftt..

Ku menghela napas panjang. Aku harus rileks, membuang pikiran me sum dari otakku, yang sempat traveling, karena ulah gadis aneh tadi.

Setelah merasa sedikit tenang, ku seret kakiku menuju rumahnya Alda. Pintu pagar gak terkunci, itu membuatku dengan cepat sampai ke beranda rumah.

"Kamu nak Akram kan?"

Baru juga mau ucapkan salam, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah, dan menyapaku dengan ramahnya. Ya, rumahnya Alda sedang terbuka.

"Iya bu." Jawabku dengan ramah.

Huufftt...

Aku sangat bersyukur, otong otongku yang tadi hidup, kini mulai berangsur menyusut dan kempes.

Hai...

Aduuhh...

Aku apaan sih? emang punya ku balon apa? Pakai kempes segala. Aku sepertinya terlalu senang, hingga aku jadi suka bicara sendiri.

"Ayo masuk nak Akram. Pagi tadi, kak Midah nelpon. Katanya akan ada datang tamu anak muda, jemput pakaian dan keperluan lain untuk Alda." Ujar Ibu itu ramah, setelah aku duduk di atas sebuah ambal. Rumahnya Alda sangat sederhana, tak kutemukan kursi atau sofa untuk tamu di sini.

"Iya bu." Aku hanya bisa tersenyum. Otakku masih fokus memikirkan milikku yang ku yakini memang sembuh. Apa ada juga pengaruh, saat tukang pijat, memijat bagian bawahku selama dua hari ini, saat aku memijatkan tangan dan kakiku yang terkilir?

Aahhkk...

Intinya, karena kecelakaan dengan Alda. Aku bisa sembuh, aku harus bersyukur akan hal itu. Aku harus baik sama Alda dan keluarganya. Biarlah ku urungkan niat terlebih dahulu untuk buka usaha kontraktor. Aku fokuskan bantu Alda, hingga ia sembuh. Dan aku harus bisa membuat Alda suka padaku. Gak apa apa, aku menikahi mantan istrinya Evan. Pria sombong musuh bebuyutanku, yang penting hatinya baik. Wajahnya juga cantik, ayu dan keibuan. Aku suka model wajah seperti itu.

"Nak Akram, nak Akram...?"

"Oouuww... Iya bu!" lamunanku pun buyar.

"Ini, Raisya minta ikut ke rumah sakit. Apa Nak Akram mau membawanya?" tanya ibu itu dengan penuh kehati hatian.

"Raisya? siapa Raisya bu?" tanyaku bingung, aku belum tahu siapa saja anggota keluarga Alda.

"Raisya, putrinya Alda.." Ibu itu masih terlihat enggan. Mungkin ia pikir, aku gak mau membawa anaknya Alda ke rumah sakit.

"Oohh.. Boleh bu." Jawabku ramah. Aku sangat suja anak kecil. Jadi gak masalah jika akan membawa Raisya.

"Terima kasih nak. Jangan bawa lari Raisya ya? terus, jangan marahi dia. Soalnya Raisya, anaknya banyak bicara." kali ini wanita paruh baya di hadapanku bicara ketus, seperti mengancam.

Ya ampunnn... Ibu ini bicara apa sih? emangnya aku ini si penculik anak.?

"Ya, gak lah bu." Sahutku sopan dan ramah. Aku tak boleh bersikap angkuh, karena dapat kalimat tuduhan. Keluarga ini sudah membantuku keluar dari masalah besar.

"Iya nak, terima kasih ya." ujar si ibu, kemudian menoleh ke arah belakang. "Mawar..... Si Raisya sudah siap?" ujar si ibu sedikit kuat.

"Sudah bu." Terdengar suara seorang gadis menyahut. Dan disusul dengan penampakan seorang anak cewek dan gadis yang membenarkan BH nya tadi di depan kaca jendela mobilku. Melihat kedatangan kedua wanita itu, auto mataku langsung tertuju ke gunung kembarnya. Gunung kembarnya memang terlihat menggoda, walau ditutupi oleh kemeja.

Ia menyadari arah mataku. Ia pun refleks menutupi dadanya dengan tangannya. Ekspresi wajahnya terlihat tak nyaman saat ku pandangi. Aku pun akhirnya menundukkan pandangan.

Mata adalah sahabat sekaligus penuntun bagi hati. Mata mentransfer berita-berita yang dilihatnya ke hati sehingga membuat pikiran berkelana karenanya. Seperti yang ku alami sekarang, otakku sedang traveling.

Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga ********. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Ta’ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga ********.

Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata.

Astagfirullah.... Astagfirullah... Astagfirullah..

Tak henti-hentinya aku beristigfar, semoga dengan kesembuhanku ini, adalah awal yang baik. Bukan awal yang membawa kemudharatan. Aku tak mau nantinya, dapat julukan penjahat kelamin. Sepertinya aku harus menikah.

Mataku sudah berubah jadi mata tak berfaedah. Sukanya melihat ke bagian, yang bisa menguji saraf kejantananku. Apa Karena, aku baru sembuh? sehingga gejolaknya lagi hebat hebatnya?

"Mawar, cepat buatkan minum untuk Nak Akram." Ujar si ibu, pada gadis cantik dan bahenol di sebelahnya.

"Iya bu." Sahut anak gadis itu lembut. Ia pun membalik badan, menyeret kakinya ke dapur. Aku yang penasaran, mengangkat kepalaku. Mataku mulai mengikuti arah ke mana Wanita itu pergi.

Ia sangat mirip dengan Alda, apa ia sepupunya Alda. Tapi, gadis ini masih terlihat sangat muda.

"Raisya, Kamu ke tempat mama bareng paman saja ya?" Ujar si ibu lembut pada anak gadis kecil yang Ternyata sudah berdiri di sebelahku.

Ku tatap gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang. Anak yang bernama Raisya ini, sepertinya baru menangis. Matanya sembab.

"Mau kan ikut om?" ku raih tubuh mungil itu. Ia pasrah dan kini duduk di pangkuanku.

"Mau om, icha kangen Mama... Huaa.....!'

Ia malah menangis histeris.

Cup

cup

cup

" Jangan nangis, ini kita mau ketemu Mama." Ujarku melap air matanya yang mengucur deras membasahi pipi tembemnya. Raisya sangat cantik, mirip ibunya Alda.

"Iya om.." ia jawab dengan sesenggukan.

Ku peluk erat Raisya, mengusap lembut punggungnya. Aku harus menenangkannya, sepertinya ia sangat merindukan ibunya. Ia pun akhirnya terdiam.

Kedua mataku kini kembali menoleh ke arah gadis yang bernama Mawar. Ia tengah menyuguhkan teh di hadapanku. Sedikit menjongkok, karena kami duduk di lantai, beralaskan ambal.

"Ayo minum nak Akram." ujar si Ibu ramah.

"Iya bu." Sahutku ramah, dan lagi lagi mata ini tertarik mengikuti si Mawar yang masuk ke arah dapur.

Apa aku akan terang sang, jika melihat wanita?

TBC

yuk dukung cerita ini dengan memberi like komentar positif dan hadiahnya tak lupa vote nya say. Terima kasih love love you

Kalau

Terpopuler

Comments

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

Akram uhgg Parah banget.. makin parah penyakit nya tapi bikin pembaca ngakak tiap baca per bab 🤣🤣🤣🤣

2023-10-14

1

Puja Kesuma

Puja Kesuma

jls donk wajah aida ke ibuan kan mmg udah jadi ibu dan mau punya anak 2 ikhram

2022-11-14

1

Puja Kesuma

Puja Kesuma

akhram sama mawar aja

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!