Pov Akram (Cemburu)

Aku dan Raisya sampai di rumah sakit. Alda ternyata masih tidur. Ku ajak Raisa bermain-main dengan menggambar dan berhitung sebentar. Kemudian aku pamit pada ibunya Alda. Aku mau ke dukun patah, mau pijat tangan dan kakiku yang terkilir. Bagdah Magrib, aku baru kembali ke ruang rawatnya Alda.

Saat tengah asyik bermain bersama Raisa. terdengar suara seorang pria mengucapkan salam. Ibu dengan cepat membuka pintu dan pria itu masuk dengan elegannya, mataku tertarik untuk melihat sosok pria itu, menurutku pria yang membesuk alda ini tampan dan sangat berwibawa.

Setelah mengamati pria itu, aku kembali fokus bermain bersama Raisa dan sesekali mendengarkan perbincangan antara Alda dengan pria itu beserta ibu tentu saja pria itu bertanya kronologis kejadian Alda yang mengalami kecelakaan. Alda menceritakannya yang diperkuat dengan cerita ibu. Bisa ku tebak dan ku nilai, pria ini adalah rasa pada Alda.

"Lain kali harus hati hati ya mas, lihat orang mau nabrak, harusnya menghindar, jangan making ditantang." Ujar Pria yang membesuk Alda, yang namanya ku tak tahu siapa. Aku pura pura budeg, tak merasa diajak bicara. Sok kali nada bicaranya, ngapain aku ngubrisnya.

Hening

"Kamu dengar gak? hei pria yang menabrak Alda." Ujarnya tegas.

Ku angkat wajahku dengan malasnya "Bicara denganku?" tanyanya dengan ekspresi cuek, menunjuk diri sendiri.

"Ya mas, gak mungkin juga aku bicara dengan Raisya." Sahutnya dengan muka betenya.

"Iya pak guru, lain kali aku akan lebih hati hati." Jawab ku dengan nada meledek. Ngapain ambil hati ucapannya, sok kali. Kalau ia yang mengalami kejadian, pasti ia juga tak bisa ngelak.

"Eemm.... "Aku pamit dulu ya Alda." Ujar pria itu tersenyum. "Aku belum terima surat pengunduran dirimu. Nanti setelah kamu sembuh. Kamu boleh kerja lagi."

Oohh.. Pria ini bos nya si Alda. Aku yakin seratus persen, kalau pria ini ada hati pada Alda.

Ternyata pria itu akrab juga dengan Raisya. Mana ia minta digendong sama pria itu lagi. Raisya yang cerewet banyak cerita. Aku gak terlaku fokus mendengarkan ocehan Raisya. Aku sangat bete, melihat sikap pria itu yang sok peduli pada Raisya. Seperti ingin jadi ayah tiri Raisya.

"Om besok aku gak masuk sekolah, tolong kasih tahu ummi kami ya om!" Ujar Raisya menghampiri Pria yang bernama Armand yang kini berjalan ke arah pintu.

"Oouuww.. Iya nak!" Pria yang bernama Armand, mengusap lembut puncak kepalanya Raisya.

"Mama gak punya hape lagi, hapenya rusak. Jadi, gak bisa kasih kabar ke ummi Ida. Ayahku pun paman sudah hilang. Kata orang orang ayahku direbut pelakor.."

"Raisya... " Alda membentak putrinya Raisya. Sungguh Raisya anak zaman now, banyak cerita dan sok tahu.

"Maaf ya, nak Armand." Ibu menarik Raisya menjauh dari Armand. Aku hanya bisa menarik napas panjang atas ulah anak itu. Sungguh sok dewasa si Raisya.

"Iihh nenek, sakit!" Raisya menghempaskan tangan Ibu yang memegang erat lengannya.

"Gak apa apa bu." Ujar Pria yang bernama Armand itu lembut, berjongkok agar sejajar dengan Raisya yang masih dipegangi oleh ibu. "Besok om kasih tahu umy ida." Kini Pak Armand menjawir gemes dagunya Raisya. "Anak pintar!" ujarnya lagi, kemudian berdiri.

Dasar sok akrab.

"Om sudah mau pulang ya?" langkahnya ria itu terhenti. Ia pun membalik badan, menghadap Raisya.

"Iya sayang, ini sudah malam." Sahutnya lembut menatap Raisya penuh kasih sayang.

"Aku dan Reza sudah saudara an. Reza, abang an dan aku ini katanya adiknya. Terus kata abang Reza, om juga bisa jadi ayahku."

Aku termangu melihat tingkah Raisya, yang kini bicara dengan mata berkaca kaca itu. Aku yakin, ia sudah sangat merindukan figur seorang ayah. Kasihan juga si Raisya. Coba, tidak ku desak, si Juli merebut Evan. Mungkin si Evan, tidak menceraikan Alda. Aku jadi sangat merasa bersalah.

Tak hanya aku yang terkejut. Pria yang Armand, Alda dan ibu juga tak kalah tercengangnya. Pria itu menatap Alda dan ibu secara bergantian. Ia terlihat sedikit bingung, untuk menanggapi ucapan Raisya. Dan akhirnya tatapan nya berakhir ke Raisya.

"Iya sayang, Raisya boleh memanggil om ini, bapak!" Ujarnya mencubit gemes pipinya Raisya. Kemudian Pria itu melirikku Alda. Ku lihat Alda, jadi salah tingkah dengan tatapannya yang misterius itu. Apa Alda, suka juga pada pria ini.

Hadeuhh..

Ada saingan berat. Apa pria ini duda juga? Koq besuk Alda gak bareng istrinya

"Bapak.. Gendong?!"

Astaga.. Raisya malah merentangkan kedua tangannya. Berharap disambut Pak Armand untuk digendong.

"Baiklah...!" Pak Armand menyambut tangan Raisya. Mengangkat gadis kecil itu, menggendongnya dengan bahagianya. Pak Armand dan Raisya tertawa lepas, disaat pak armand berputar saat menggendong Raisya. Aku jadi cemburu, berharap aku saja yang akrab dengan Raisya.

"Kalau begitu, kapan bapak menikah dengan Mama?"

Pertanyaan tentang kapan pria itu menikahi ibunya, membuatku tersedak dengan ludahku sendiri.

Kulihat tubuh pak Armand membeku dengan pertanyaan Raisya.

"Raisya...!" bentak AldA kuat, menatap tajam putrinya yang mulutnya tak ada rem itu.

"Mama, kenapa marah?" ujarnya dengan cemberut.

"Maaf ya pak Armand?" Aku tak mau pak Armand salah paham padaku, karena ucapan Raisya. Takutnya pak Armand mengira, aku mengajari Raisya bicara seperti itu."

Alda dengan cepat membela diri. Dari cara bicara, bisa ku pastikan Alda ada rasa pada atasannya itu?

Pria itu hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan Alda. Ia pun menurunkan Raisya dari gendongannya.

"Om bisa koq jadi ayahmu nak, walau tak menikah dengan mamamu." Ujarnya lembut pada Raisya yang nampak bingung dengan ucapan Pria itu.

Muna... Jelas terlihat ia ada rasa pada alda.

"Oohh.. Kata orang orang harus nikah dulu om?' Ujar Raisya dengan ekspresi yakinnya. Raisya sedewasa itu belajar dari mana sih?

"Itu kalau Raisya sudah gak ada bapak lagi, baru om bisa nikah dengan mamamu. Raisya kan masih punya ayah?" Jelas Pria itu seperti tak keberatan dengan permintaan Raisya untuk jadi ayahnya.

"Oouu.. Ayah harus mati dulu ya om? baru om bisa nikah dengan mama?!"

Hahahaha..

Emang si Evan harus cepat mati. Koq aku merasa lucu dengan setiap celotehan Raisya.

"Raisya....!" kini alda dan ibu sama sama membentak Raisya. Ibu pun dengan cepat menjauhkan Raisya dari Pak Armand. Aku hanya menahan tawa melihat kejadian ini.

"Biasa bu, anak anak bicara gitu, kan mereka belum ngerti apa itu menikah. Mereka hanya tahu saja, kalau ayah dan ibu harus menikah. Jadi kita harus beri pengertian pada Raisya." Jelas Pak Armand tenang pada ibu.

Pria ini, pandai bersikap tenang. Eemm.. Pantes Alda terlihat suka. Mungkin saat Evan tak memperhatikan Alda. Alda diperhatikan bos nya ini. Biasalah cinta bisa timbul, dari kebersamaan.

"Iya pak, tapi ini anak kalau dilawani bicara, banyak cakap nya. Gak akan selesai selesai hingga malam." Sahut ibu sungkan. "Maaf ya pak Armand, ucapan Raisya jangan bapak ambil hati." Jelas ibu lagi, menahan Raisya agar mau diam dalam rengkuhan ibu.

"Iya bu, baiklah om pulang dulu Raisya." Pak Armand mencubit gemes pipi raisya. Memang sok akrab pria itu.

"Iya papa, jangan lupa besok papa bilangin sama umy ida ya? aku gak bisa sekolah."

Hadeuh...

Makin pusing aku dengan tingkah Raisya

Ia malah sudah manggil pak Armand dengan papa nya. Kenapa gak aku saja jadi papamu nak...teriakku dalam hati, menatap Raisya yang centil.

"Iya sayang." Pak Armand menoleh ke arah Alda. Eemmm.... Si Alda malah tersenyum tipis membalas tatapan mata keranjangnya pria bernama Armand itu.

"Pulang dulu bu." Ucapnya lagi pada ibu.

"Iya nak Armand." Ibu mengantar Pak Armand ke ambang pintu.

Setelah Pak Armand pergi, Raisya langsung menghampiri ibunya.

"Ma, kenapa mama gak bisa nikah dengan om, ayah nya Reza?" tanyanya dengan penasarannya. Mataku tak pernah lepas dari ibu dan anak itu. Kulihat Alda kebingungan pertanyaan putrinya.

"Karena kamu masih punya ayah sayang. Dan Om Armand masih punya istri. Ibunya temanmu Reza." Jelas Alda dengan meringis kesakitan. Alda sepertinya kesakitan. Aku jadi kasihan melihatnya

"Ooo.. Tapi, ada loh ma temanku ibunya dua." Ujarnya lagi dengan semangat. Raisya memang suka bercerita. Aku jadi tertawa mendengar ocehan Raisya. Ku baringkan tubuhku dengan memunggungi mereka. Gak mungkin kan, aku tertawa di hadapan mereka.

"Raisa, jangan ganggu Mamamu. Mama Mau istirahat, biar cepat sembuh." Ujar ibu, menarik lembut tangan Raisya agar menjauh dari Alda. Ibu pun akhirnya menuntun Raisya agar berbaring di atas tikar. "Kita tidur, lihat itu om Akram juga sudah tidur." Aku sebenarnya pura pura tidur, dari tadi lihatin dan dengar apa yang terjadi..

"Emang ini sudah jam berapa nek?"

"Sudah pukul 10 malam." Jawab ibu.

"Ouww... Sudah malam toh nek. Nek, nek.." Aku yang pura pura tidur, hanya mendengarkan ocehan Raisya terus.

"Raisya, tidur..!" Ibu membentak Raisya. Aku jadi kasihan. Ku balik badan, dan kini menghadap ke arah Ibu dan Raisya.

"Eemmm...Gimana kalau Om Akram saja yang jadi ayahku. Kan om Akram sudah tinggal di rumah kita?"

Seer...

Kedua bola mataku membola mendengar ocehan Raisya. Ini ni kalimat yang kutunggu dari tadi.

"Raisya... Tidur...!" bentak ibu pada Raisya. Bentakan kuat itu membuat nyaliku ciut. Aku kembali menutup mataku. Karena Kulihat ibu dan alda, sudah emosi dengan tingkah Raisya.

sedangkan aku memilih diam.

TBC

Beri dukungan pada novel ini say. Like komentar positif vote dan hadiah

Terpopuler

Comments

Nur cahaya

Nur cahaya

dewasa dan lucu saat berbicara raisyah🤣🤣akram jg hnya bsa menjerit dlm hati pengen dipanggil ayah... 🤣sma" lucu nih kl jdi 1 keluarga akram vs raisyah😂
smgt kak othorrr yaa🥰

2023-05-26

0

mommyanis

mommyanis

tyt om Armand suami orang toh ???? tapi masih aj ganjen dpn Alda,seolah2 dia mengharap Alda mau jd istrix 😤😤😤😤..ah..laki mah gitu klo di luar n jauh dr anak istri,g bisa jaga jarak n hati k perempuan lain 😤😤😤😤.d dalam rumah seorang suami,d luar rumah seorang bujang 😤😤😤😤

2022-11-15

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

bahaya ni raisya kecil kecil udah ngerti ibu nikah sama om lah.. drmn dia tau

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!