Angga masih saja berlutut meskipun Mentari sudah menolak keinginannya untuk rujuk.
"Mentari, Abang mohon berikan kesempatan sekali lagi untuk Abang. Abang berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, dan Abang akan menuruti semua kemauan Mentari," ujar Angga.
"Bang, harus berapa kali Mentari menjawabnya, kita tidak akan bisa rujuk lagi, jadi tolong Abang jangan bersikap seperti Anak kecil," ujar Mentari yang merasa geram dengan tingkah Angga yang kekanak-kanakan.
Fajar bingung harus melakukan apa, karena saat ini Mentari memeluk tubuh Fajar dengan sebelah tangannya yang berhasil lepas dari genggaman Angga.
"Sebaiknya kita sekarang masuk ke dalam, dan membicarakan semuanya dengan kepala dingin. Kamu juga jangan seperti ini Angga, kasihan Mentari kalau dia harus berdiri terlalu lama," ujar Fajar.
"Aku pokoknya tidak akan berdiri sampai Mentari mau memaafkan serta bersedia untuk rujuk denganku," ujar Angga.
"Bang, Mentari sudah memaafkan kesalahan Bang Angga, tapi untuk rujuk, maaf Mentari tidak bisa," jelas Mentari.
"Apa karena Fajar makanya Mentari menolak permintaan Abang?"
Mentari terlihat berpikir, kemudian dia kembali angkat suara.
"Kalau iya memangnya kenapa? sekarang aku adalah perempuan bebas, jadi aku berhak untuk membuka lembaran baru dengan lelaki mana pun. Bukankah Abang sendiri sudah memilih Kak Jingga untuk menjadi calon Istri Abang? bahkan kalian sudah mempunyai hubungan ketika kita masih berumah tangga," ujar Mentari dengan berlinang airmata.
Fajar merasakan sakit hati yang Mentari rasakan, sehingga tanpa diduga Fajar langsung mengangkat tubuh Mentari, jadi mau tidak mau pegangan tangan Angga terhadap Mentari terlepas juga.
Fajar langsung saja membawa Mentari masuk ke dalam rumah karena dia tidak tega melihat Mentari yang terus saja menangis karena paksaan Angga.
Kenapa hatiku rasanya berdebar ketika melihat wajah Mas Fajar sedekat ini, batin Mentari.
Fajar berusaha mati-matian untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat ketika menggendong Mentari, karena dia tidak mau kalau sampai Mentari mendengarnya.
Setelah sampai di ruang tamu, Fajar langsung menurunkan tubuh Mentari dan mendudukkannya di kursi.
"Maaf Mentari, karena Mas sudah lancang menggendong kamu tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Mas hanya tidak mau kalau kamu berdiri terlalu lama," ucap Fajar dengan tertunduk malu.
"Terimakasih banyak ya Mas Fajar, Mentari tidak tau apa jadinya kalau tidak ada Mas Fajar," ujar Mentari dengan tersenyum manis, sehingga membuat hati Fajar menghangat.
Angga yang melihat Mentari di gendong oleh Fajar, kini ikut masuk juga ke rumah Mentari.
"Mau apalagi Bang?" tanya Mentari kepada Angga, dengan merapatkan tubuhnya kepada Fajar, karena saat ini dia merasa ketakutan dengan sikap Angga yang terobsesi kepadanya.
"Kamu tenang dulu Mentari, biarkan Angga berbicara, kita semua harus membicarakan semuanya dengan kepala dingin supaya semuanya cepat selesai," ucap Fajar dengan menggenggam erat tangan Mentari.
Angga merasa geram karena melihat Mentari dan Fajar berpegangan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mau Mentari semakin membencinya, sehingga Angga memilih untuk duduk di sebrang mereka.
"Mentari, Abang sangat menyesali semuanya, Abang mohon, berikan Abang kesempatan supaya bisa menebus semua kesalahan Abang. Apa Mentari tega memisahkan Abang dengan Anak-anak kita?" ujar Angga dengan nada yang lembut supaya Mentari bisa terbujuk olehnya.
"Mentari harus bilang berapa kali Bang, Mentari tidak mau dan itu tidak mungkin bisa juga sebelum Abang dan Mentari terlebih dahulu menikah dengan oranglain. Abang tenang saja, karena Mentari tidak akan memisahkan Abang dengan si Kembar kapan pun Abang ingin menemui mereka, Mentari tidak akan pernah melarangnya."
Angga nampak berpikir, kemudian dia kembali angkat bicara.
"Bagaimana kalau Abang menikah dengan Jingga selama tiga bulan, dan Mentari menikah dengan Fajar selama tiga bulan juga, kemudian kita bisa bercerai dengan pasangan kita, lalu kita bisa rujuk kembali," ujar Angga dengan entengnya.
"Punya ide gila darimana Bang? apa Abang pikir pernikahan itu adalah permainan? Mentari lebih memilih menjadi Janda selamanya daripada harus mempermainkan sebuah pernikahan," tegas Mentari.
"Fajar, kamu mau kan bantu kami supaya aku dan Mentari bisa bersama lagi, aku mohon kamu nikahin Mentari selama tiga bulan, tapi kamu tidak boleh menyentuhnya," ujar Angga.
Fajar menghela nafas panjang, dia tidak habis pikir kenapa Angga bisa mempunyai ide gila seperti itu.
"Kamu jangan gila Angga, harusnya saat ini kamu perbaiki sikap kamu dulu, bukan malah membuat ide gila seperti ini. Mentari benar jika pernikahan bukanlah permainan karena Menikah termasuk salah satu Ibadah juga," ujar Fajar yang merasa kesal dengan ide gila Angga.
"Tapi aku tidak tau harus berbuat apa lagi supaya bisa rujuk dengan Mentari, aku sangat mencintainya dan aku tidak ingin berpisah dengannya," ujar Angga dengan terus mengacak rambutnya.
"Aku mau tanya sama kamu, seandainya kalian nanti rujuk, apa kamu bersedia hidup terpisah dari keluarga kamu?" tanya Fajar.
"Kenapa aku harus hidup terpisah dari keluargaku?" tanya Angga heran.
"Kamu harus tau semuanya Angga. Penyebab rumah tangga kalian hancur adalah keluarga kamu sendiri, dan pada saat Istri kamu hamil kamu sudah tega membiarkannya berjualan keliling," ucap Fajar.
"Tapi aku benar-benar tidak tau tentang semua itu," jawab Angga.
"Kamu dulu adalah Suami Mentari, tapi kamu tidak tau jika Mentari dijadikan Pembantu di rumah kalian sendiri. Sekarang aku tanya, apa kamu tidak tau juga jika ATM uang bulanan Mentari serta uang untuk biaya persalinannya sudah Ibu kamu ambil?" tanya Fajar.
Angga hanya tertunduk malu karena dulu dia tidak pernah mempercayai perkataan Mentari saat Mentari mengatakan semuanya.
"Aku akan mencoba menanyakannya terhadap Mommy," jawab Angga.
Fajar tersenyum kecut karena Angga sepertinya belum percaya sepenuhnya dengan perkataannya.
"Lucu sekali kamu Angga, Suami macam apa kamu yang tidak tau apa-apa tentang Istri kamu yang harus berjuang sendiri untuk mencari nafkah. Sebaiknya sekarang kamu urus saja keluarga Benalu kamu, karena aku tidak akan pernah membiarkan Mentari untuk kembali masuk ke dalam rumah kalian yang membuatnya seperti hidup di Neraka. Kamu juga tidak perlu khawatir karena si Kembar tidak akan kekurangan apa pun meskipun hidup tanpa Ayah kandungnya," jelas Fajar.
Hati Angga saat ini merasa geram dengan semua perkataan Fajar, sehingga dia menggebrak meja.
"Jaga mulut kamu Fajar, kamu itu bukan siapa-siapa Mentari, jadi kamu tidak berhak mengatur-ngatur hidupnya !!" teriak Angga.
Mentari kecewa dengan sikap Angga karena ternyata Angga selalu saja terbawa emosi sehingga Mentari semakin ketakutan terhadapnya.
"Bang Angga salah, karena bagi Mentari, Mas Fajar adalah sosok Ayah yang sesungguhnya bagi Rasya dan Raisya, bahkan dia dengan tangan terbuka menerima kehadiran si Kembar yang terlahir spesial, tidak seperti Ayah kandungnya sendiri yang langsung menolak mereka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Mega
kamu dulu enggak gitu, Ngga, ke mana dirimu yang dahulu? yang sabar dan penyayang. Rela nunggu Mentari jadi jandanya Fahri, eeh, agak lupa suami pertama Mentari siapa.
2022-11-24
1
Mega
ngawur mu iku a
2022-11-24
1
@Kristin
Aku beri 1 paket bunga dan iklan say biar ttp semangat up nya 💪
2022-11-14
1