Setelah Fajar menekan tombol untuk memanggil Dokter, beberapa saat kemudian Dokter masuk ke dalam ruang ICU tempat Mentari di rawat.
"Dok, Mentari sudah sadar," ucap Fajar dengan berlinang airmata, karena dia begitu bahagia melihat Mentari kembali bangun dari tidur panjangnya.
"Pak Fajar tenang ya, biar kami periksa dulu keadaan Bu Mentari," ujar Dokter.
Dokter kini memeriksa Mentari secara rinci, dan setelah selesai memeriksanya, Dokter kembali angkat bicara.
"Alhamdulillah, ini semua merupakan sebuah keajaiban, karena akhirnya Bu Mentari bisa kembali terbangun setelah koma selama satu bulan. Bu Mentari harus bersyukur karena mempunyai Suami seperti Pak Fajar, karena Pak Fajar selalu setia menunggu Bu Mentari di sini, bahkan ketika kami semua sudah berputus asa serta menyarankan supaya alat bantu hidup Bu Mentari di lepas, hanya Pak Fajar yang terus mempunyai keyakinan bahwa Bu Mentari akan sadar kembali," ujar Dokter, sehingga membuat Mentari merasa bingung.
Kenapa bukan Bang Angga yang mendampingiku di sini? padahal Suamiku kan Bang Angga, tapi malah Mas Fajar yang selalu ada untukku, batin Mentari.
"Selamat ya Pak Fajar, Bu Mentari, kalau begitu kami permisi dulu," ujar Dokter dengan melangkahkan kaki keluar dari ruang ICU.
"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya Engkau mengabulkan semua do'a-do'a hamba," ucap Fajar dengan melakukan sujud syukur.
Semua orang di Rumah Sakit mengira jika Fajar adalah Suami Mentari, karena hanya dia orang satu-satunya yang selalu mengurus Mentari serta semua keperluan si Kembar.
"Mas Fajar, terimakasih banyak ya atas semua kebaikan yang telah Mas Fajar lakukan, tapi kemana Bang Angga? apa dia tidak pernah datang untuk melihat Istri dan Anaknya sendiri?" tanya Mentari.
"Mentari jangan terlalu banyak pikiran ya, yang penting sekarang Mentari harus segera pulih dulu, kasihan si Kembar pasti ingin segera bertemu dengan Ibunya," ucap Fajar.
"Mas, Mentari ingin bertemu dengan si Kembar sekarang, apa mereka baik-baik saja? kasihan mereka karena harus terlahir prematur," ujar Mentari.
"Mentari yang sabar ya, tunggu sampai kondisi Mentari benar-benar pulih, Si Kembar juga saat ini masih berada di dalam inkubator," ujar Fajar.
"Mentari ingin bertemu dengan Ibu dan Bapak juga Mas."
"Ya sudah, kalau begitu Mas telpon dulu," ujar Fajar kemudian menelpon Bu Rima.
📞"Assalamu'alaikum Nak," ucap Bu Rima yang terdengar menangis karena takut jika Fajar akan memberikan kabar buruk tentang Mentari.
📞"Wa'alaikumsalam Bu," jawab Fajar.
📞"Bagaimana keadaan Mentari sekarang?" tanya Bu Rima, lalu Fajar memberikan telponnya kepada Mentari.
📞"Bu, Mentari ingin bertemu dengan Ibu dan Bapak," ucap Mentari dengan suaranya yang masih lemas.
📞"Ini beneran kamu kan Nak? Ibu tidak sedang bermimpi kan?" tanya Bu Rima dengan menangis bahagia.
📞"Ini beneran Mentari Bu, Alhamdulillah Mentari baru bangun dari koma. Ibu dan Bapak bisa datang ke sini kan? Mentari kangen sama Ibu dan Bapak," ujar Mentari.
📞"Ibu dan Bapak sekarang juga bakalan datang ke Rumah Sakit Nak," ujar Bu Rima dengan antusias kemudian menutup telponnya setelah mengucapkan Salam.
......................
Di tempat lain tepatnya di Pengadilan Agama, Angga saat ini telah menghadiri sidang pertama perceraiannya dengan Mentari.
Jingga selalu berada di samping Angga, dan dia selalu mengikuti kemana pun Angga pergi, karena sekarang Angga sudah melupakan Mentari dan Anaknya, sehingga Angga tidak menolak kehadiran Jingga dengan bayi yang dikandungnya, karena Angga mengira jika itu adalah darah dagingnya juga.
Sidang berlangsung dengan cepat karena dari pihak Mentari yang datang hanya pengacaranya saja yang dari awal hanya Fajar suruh untuk mengikuti semua prosedur.
"Sayang, aku seneng deh, karena sebentar lagi kamu dan Mentari akan resmi bercerai," ujar Jingga dengan memeluk tubuh Angga.
Angga yang merasa penasaran dengan keadaan Mentari saat ini mencoba untuk bertanya kepada Pengacaranya.
"Maaf Pak, kenapa Bu Mentari nya tidak dapat menghadiri sidang ya?" tanya Angga.
"Setau saya Ibu Mentari saat ini masih koma Pak, maaf kalau begitu saya permisi dulu," ujar Pengacara meninggalkan Jingga dan Angga yang masih memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya.
Apa? jadi sudah sebulan ini Mentari masih koma, aku jadi merasa berdosa karena telah menggugat cerai dia pada saat Mentari masih dalam keadaan koma. Akan tetapi, aku masih penasaran dengan jati diri Fajar yang sebenarnya, kenapa dia bisa membayar pengacara yang bagus untuk Mentari? apa sekarang ingatan Fajar sudah kembali? batin Angga kini bertanya-tanya.
Jingga merasa tidak suka karena Angga masih saja ingin tau kabar Mentari.
"Sayang, kamu kenapa sih masih saja ingin tau kabar Mentari?" tanya Jingga.
"Aku cuma penasaran aja kenapa dia gak datang, terus darimana dia mempunyai uang untuk membayar seorang Pengacara yang terkenal," jawab Angga.
"Iya juga sih, apa mungkin ingatan Fajar sudah kembali? dan ternyata selama ini Fajar adalah orang kaya?" ujar Jingga.
"Entahlah, tapi aku jadi penasaran ingin melihat keadaan Mentari sekarang," ujar Angga.
"Aku gak mau ya kalau kamu mempunyai niat untuk rujuk lagi sama si Mentari," rengek Jingga.
"Gak mungkin lah aku mau rujuk kembali sama orang yang sudah berselingkuh, aku cuma mau menjatuhkan talak saja kepada dia secara langsung, kalau perlu aku talak tiga saja sekalian," ujar Angga.
"Ya sudah, sekarang aku ikut kamu ke Rumah Sakit, aku pengen tau reaksi dia seperti apa," ujar Jingga.
"Tapi kata pengacaranya dia masih koma, semoga saja sekarang dia sudah sadar," ujar Angga yang memang jauh dalam lubuk hatinya masih mempunyai perasaan cinta kepada Mentari, tapi karena hasutan dari Jingga dan keluarganya Angga menjadi berubah serta menampik semua perasaannya.
Setelah Angga dan Jingga sampai di Rumah Sakit, mereka terlebih dahulu menanyakan keberadaan Mentari saat ini.
"Bu, maaf kalau pasien atas nama Mentari saat ini di rawat dimana ya?" tanya Angga.
"Pasien atas nama Bu Mentari, baru saja dipindahkan ke kamar VVIP nomor 5, karena dia baru saja sadar dari koma nya," jawab petugas Rumah Sakit.
Angga dan Jingga memutuskan untuk datang langsung ke kamar tersebut, perasaan Angga saat ini sudah berdebar-debar, ada rindu dan benci yang dia rasakan untuk perempuan yang pernah mengisi hatinya selama bertahun-tahun.
Jingga dan Angga langsung saja masuk ke dalam kamar rawat Mentari tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan di sana sudah terlihat kedua orangtua Mentari dan Fajar yang begitu telaten menyuapi Mentari.
Mata Angga dan Mentari saat ini saling bertemu, ada rasa rindu dalam hati Angga, tapi rasa kecewa Angga pada Mentari sangatlah besar, apalagi saat ini Angga melihat Mentari yang sedang disuapi oleh Fajar, sehingga kebencian Angga terhadap Mentari dan Fajar semakin besar juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Cayo fajar, aku mendukungmu👍
2022-12-21
1
Maya●●●
1 iklan untukmu kak
2022-12-15
1
Maya●●●
kamu kira fajar orang sembarangan? kalau nanti fajar udah bertindak, kamu akan seperti butiran debu angga😁😁😁
2022-12-15
1