Setelah acara syukuran si Kembar selesai, Fajar berniat untuk menidurkan Raisya yang saat ini tertidur lelap dalam gendongannya. Akan tetapi, Raisya langsung menangis karena tidak mau lepas dari gendongan Fajar sehingga Fajar menggendongnya kembali.
"Mas Fajar, maaf ya karena Mentari selalu merepotkan. Kasihan Mas Fajar pasti pegel juga karena harus menggendong Raisya terus," ujar Mentari yang merasa tidak enak terhadap Fajar.
"Gak apa-apa kok, tubuh Raisya juga masih kecil, jadi masih ringan. Kalau Bundanya yang minta digendong terus, baru Mas bakalan ngerasa pegel," goda Fajar, lalu mendapat cubitan di pinggangnya dari Mentari.
"Awww sakit Mentari, kenapa sih main cubit-cubit aja, gemes juga ya sama Ayah si Kembar?" goda Fajar lagi, sehingga Mentari menjadi salah tingkah.
"Maaf ya Mas kalau tadi juga Mentari sudah bilang kepada Pak Ustad kalau nama Ayah si Kembar Mas Fajar, sehingga semua orang mengira jika Mas Fajar adalah Ayah mereka," ujar Mentari yang kemudian tertunduk sedih.
Fajar tau betul penyebab kesedihan Mentari, karena sudah pasti penyebabnya adalah Angga yang tidak mau mengakui Anak kandungnya sendiri.
"Boleh gak Mas minta sesuatu?" ujar Fajar.
"Apa Mas?" tanya Mentari dengan mendongakkan kepalanya melihat Fajar yang saat ini berdiri di sampingnya dengan masih menggendong Raisya yang tidak mau lepas.
"Tersenyumlah, karena Mentari adalah cahaya penerang di Dunia ini, jika kamu bersedih maka Dunia ini akan terasa gelap," ucap Fajar sehingga berhasil membuat Mentari tersenyum bahkan tertawa lepas.
"Lho, emangnya perkataan Mas lucu apa sampai diketawain segala?" tanya Fajar yang merasa heran karena Mentari masih terus saja tertawa.
"Sadar gak apa yang barusan Mas Fajar bilang?" ujar Mentari, dan Fajar hanya menggelengkan kepalanya.
"Emangnya aku Matahari apa sampai bisa menerangi Dunia ini," ujar Mentari, dan Fajar hanya tersenyum malu.
Bu Rima dan Pak Hasan yang selalu kepo dengan percakapan Mentari dan Fajar selalu berusaha untuk mengintipnya.
"Alhamdulillah ya Pak, Mentari bisa kembali tersenyum, bahkan dia barusan tertawa," bisik Bu Rima kepada Pak Hasan.
"Iya Bu, itu perkembangan yang bagus," jawab Pak Hasan dengan berbisik juga.
Fajar berkali-kali berusaha untuk menidurkan Raisya karena saat ini sudah hampir tengah malam, tapi lagi-lagi Raisya menangis saat Fajar mencoba untuk menidurkannya.
"Mas Fajar sini Mentari coba gendong Raisya nya," ujar Mentari dengan mengambil Raisya dari gendongan Fajar, tapi Raisya malah menangis semakin kencang dan kembali terdiam saat Fajar yang menggendongnya.
"Raisya manja banget sih sama Ayah sampai gak mau lepas," ujar Fajar dengan mencium bayi kecil yang saat ini berada dalam dekapannya.
"Gimana dong mas, ini sudah malam, Mas Fajar kan harus pulang," ujar Mentari yang merasa tidak enak kepada Fajar.
Bu Rima dan Pak Hasan yang daritadi bersembunyi akhirnya keluar dari tempat persembunyian mereka.
"Kenapa barusan Raisya menangis Mentari?" tanya Bu Rima pura-pura tidak tau kejadian yang sebenarnya.
"Raisya gak mau lepas dari gendongan Mas Fajar Bu, padahal ini kan sudah hampir tengah malam, jadi Mas Fajar harus pulang," jawab Mentari.
"Ya sudah kalau begitu Nak Fajar menginap saja di sini, kasihan sudah malam juga kalau harus menyetir nanti malah ngantuk di jalan, kalau Raisya nya gak mau lepas dari gendongan, sekarang coba Nak Fajar tiduran, terus tangan Nak Fajar dijadiin bantal buat kepala Raisya," ujar Bu Rima yang kini memberikan pengarahan kepada Fajar.
"Eh iya Bu Raisya nya gak nangis kalau tidur di tangan Fajar," ucap Fajar dengan memeluk Raisya yang saat ini terlelap di sampingnya.
"Dulu juga waktu bayi Mentari selalu seperti itu sama Bapak, dan kalau Bapak sudah terlanjur mengantuk, Bapak akan menidurkan Mentari dengan memakai tangan Bapak sebagai bantalnya," ujar Pak Hasan sehingga membuat Mentari melamun.
Kenapa Raisya tidak ingin berpisah dengan Mas Fajar ya? padahal Mas Fajar bukanlah Ayah kandungnya, batin Mentari.
"Mentari tidak usah bingung, karena Cinta dan kasih sayang lebih kental daripada darah, jadi meskipun Nak Fajar bukan Ayah kandungnya Raisya dan Rasya, tapi ikatan batin mereka sangat kuat karena mereka saling menyayangi," ucap Bu Rima karena tau betul dengan yang Mentari pikirkan saat ini.
"Iya Bu, Fajar sangat menyayangi mereka berdua bahkan sejak pertama kali mereka dilahirkan, Fajar sudah jatuh cinta kepada Rasya dan Raisya," ucap Fajar sehingga membuat hati Mentari merasa tersentuh.
"Ya sudah kalau begitu Nak Fajar sama Raisya tidur di kamar Mentari saja, biar Mentari tidur di kamar tamu bersama Rasya," ujar Bu Rima.
Mentari bersama kedua orangtuanya memutuskan untuk keluar, supaya Fajar bisa beristirahat.
"Bu, Mentari gak enak sama Mas Fajar, karena Mas Fajar sampai harus menginap di sini."
"Nak Fajar nya juga gak apa-apa, kenapa Mentari yang gak enak," ujar Bu Rima.
"Kita berdua kan bukan muhrim Bu, jadi apa kata orang nanti."
"Lho, bukannya semua orang tau kalau Nak Fajar itu Suami Mentari? tadi Mentari sendiri kan yang bilang kalau Ayah Rasya dan Raisya adalah Nak Fajar," jelas Bu Rima.
"Tapi kan Bu, Mentari gak bermaksud seperti itu, dan Mentari melakukannya karena sudah terlalu kecewa dengan Bang Angga yang tidak mau mengakui Anaknya sendiri."
"Sudah, sebaiknya sekarang Mentari tidur dan tidak usah banyak pikiran, lupakan Angga, kubur semua masalalu Mentari bersamanya, karena percuma jika kita terus memikirkan masalalu yang hanya akan membuat kita sakit hati saja," ujar Bu Rima dengan mengelus punggung Mentari.
"Iya Bu, Mentari juga akan berusaha untuk melupakan bayang-bayang Bang Angga, karena bagi Mentari dia hanyalah masalalu yang menyakitkan," ujar mentari kemudian masuk ke dalam kamar.
......................
Angga saat ini masih belum bisa memejamkan matanya, pikirannya sangat kacau karena sebelumnya dia harus mendengar kenyataan pahit ketika dia berniat berkunjung ke rumah Mentari untuk melihat kedua Bayinya, dan Angga terus saja terbayang pada saat tadi dia berada di depan rumah Mentari, tepatnya saat sukuran si Kembar berlangsung.
"Di rumah Mentari sepertinya sedang mengadakan acara, makanya banyak sekali orang," gumam Angga.
Angga yang merasa penasaran dengan acara yang diselenggarakan di rumah Mentari, memutuskan untuk bertanya pada salah satu Ibu yang lewat di samping mobilnya.
"Bu, maaf saya mau tanya, di rumah Mentari sedang mengadakan acara apa ya?" tanya Angga.
"Oh itu Mas, Mentari dan Mas Fajar sedang melaksanakan acara syukuran 40 hari sama Akikah si kembar," jawab Ibu tersebut.
"Jadi nama Suami Mentari Fajar ya Bu?" tanya Angga, dengan menahan sesak dalam dadanya.
"Iya Mas, Namanya Fajar. Mentari sangat beruntung karena memiliki Suami yang tampan dan baik seperti Mas Fajar, meski pun bayi mereka terlahir spesial, tapi Mas Fajar sangat menyayangi Rasya dan Raisya," ujar Ibu tersebut sehingga membuat hati Angga terasa sakit.
Angga terus saja terngiang-ngiang perkataan tetangga Mentari dan dia semakin menyesali semuanya.
"Aku memang Ayah yang jahat, Fajar saja yang bukan Ayah kandung si Kembar begitu menyayangi mereka, tapi aku yang Ayah kandungnya sendiri malah menolak serta tidak mengakui mereka sebagai Anakku, bahkan aku mengetahui nama mereka saja dari oranglain," gumam Angga yang saat ini menangisi semua kebodohannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Nyesel kalau udah gini🙄🙄
2023-11-10
2
Shuhairi Nafsir
kapok kamu Angga. baru rasa menyesal
2023-04-08
0
Maya●●●
1 mawar untukmu kk rini
2022-12-26
1