David terus membujuk Jingga supaya mau di ajak pulang, karena David terus kepikiran dengan Stella, dan pada saat dia mengaktifkan handphone nya tanpa sepengetahuan Jingga, terdapat puluhan panggilan dari Mommy Sandra sehingga membuat David semakin khawatir.
"Honey, please kita pulang sekarang ya, aku takut jika Stella nanti curiga kalau aku gak pulang-pulang," bujuk David.
"Sayang, tapi aku masih betah di sini, kamu juga udah aku kasih 10 milyar, tapi masih saja mikirin Stella," ujar Jingga dengan cemberut.
"Pokoknya aku janji, mulai sekarang aku bakalan lebih perhatian sama kamu dibandingkan dengan Stella," ujar David dengan memeluk tubuh Jingga.
"Beneran ya kamu harus nepatin janji kamu."
"Iya honey, aku bakalan lakuin apa pun demi kamu," jawab David dengan mengecup kening Jingga.
Akhirnya Jingga mau di ajak pulang, dan pada saat mereka berdua di perjalanan, David kembali mendapat telpon dari Mommy Sandra.
Baru juga David mengangkatnya, Mommy Sandra langsung saja nyerocos sehingga David menjauhkan handphone nya dan memilih untuk menyalakan loud speaker supaya Jingga tidak cemberut lagi.
"Sayang, kamu kemana aja? kenapa telponnya baru aktif? Mommy khawatir sama kamu. David udah makan sama minum obat kan?"
Jingga langsung melotot tak percaya jika Nenek lampir yang biasa berbicara kasar, saat ini seperti kucing yang meminta dibelai pada saat berbicara dengan David.
"David sudah baikan Mom, maaf karena kemarin David ketiduran sampai lupa kalau baterai handphone lowbat," Jawab David.
Berarti dari kemarin Mommy dan Stella tidak pulang ke rumah, makanya dia tidak menanyakan aku pergi kemana, batin David.
"Oh ya Mom, kenapa kalian berdua tidak pulang? Stella baik-baik saja kan?" tanya David.
"Sayang, Stella ternyata hamil Anggur, jadi sekarang Dokter sedang melakukan kuret kepada Stella," jawab Mommy Sandra dengan menangis.
David yang terkejut langsung saja mengerem mobilnya dengan mendadak.
"Sayang, hati-hati donk," ujar Jingga yang kaget karena hampir saja menabrak kaca.
"Maaf honey, kamu tidak kenapa-napa kan?" tanya David karena merasa khawatir dengan kandungan Jingga.
David dan Jingga lupa bahwa saat ini sambungan telpon dengan Mommy Sandra belum dimatikan, dan secara samar-samar Mommy Sandra mendengar percakapan mereka berdua.
"Sayang, kenapa kamu diam saja? siapa perempuan yang barusan berbicara?" tanya Mommy Sandra sehingga membuat David merasa terkejut.
"Maaf Mom, David merasa kaget, makanya barusan David diam saja. Dan suara perempuan yang Mommy dengar itu suara TV Mom."
"Kamu bisa datang ke sini kan sayang? Mommy takut jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Stella, karena tadi juga Stella ngamuk terus karena gak mau di kuret."
"Iya Mom, David akan segera ke sana," ujar David kemudian mematikan sambungan telponnya.
Kasihan Stella, pasti dia merasa ketakutan, apalagi aku tidak ada di sampingnya. Maafin aku Stella, aku bukan Suami yang baik, ucap David dalam hati.
"Sayang, kamu kenapa diam saja? aku bahagia deh, karena ternyata hanya aku yang hamil Anak kita, jadi perhatian kamu tidak akan terbagi dengan Anak dari Stella," ujar Jingga dengan tersenyum, kemudian memeluk tubuh David.
David sebenarnya merasa sedih dengan kejadian yang menimpa Stella, tapi di depan Jingga dia berpura-pura tersenyum supaya Jingga tidak kembali marah.
"Honey, apa kamu mau langsung aku antar pulang atau mau ikut ke Rumah Sakit terlebih dahulu?" tanya David.
"Aku ikut ke Rumah Sakit aja deh, pasti di sana ada tontonan seru," ujar Jingga dengan tersenyum bahagia.
......................
Fajar bersyukur karena Raisya ingin selalu berada di dekatnya, jadi dia bisa terus dekat dengan Mentari tanpa harus mencari alasan.
Semoga dengan seiring waktu Mentari akan membuka hatinya untukku. Terimakasih ya cantik karena kamu ingin selalu dekat dengan Ayah, jadi Ayah bisa selalu dekat dengan Bunda, ucap Fajar dalam hati dengan mencium pipi Raisya.
Fajar dan Mentari kini menggendong Rasya dan Raisya untuk berjemur di bawah cahaya Matahari pagi supaya tubuh kedua bayi tersebut lebih sehat.
Para tetangga yang lewat ikut tersenyum bahagia karena mereka masih mengira jika Fajar adalah Suami Mentari.
"Senengnya ya lihat keluarga yang harmonis seperti Nak Fajar dan Nak Mentari," ucap salah satu Ibu yang lewat. Angga yang mendengarnya langsung saja mengepalkan kedua tangannya.
Semalaman Angga sudah memikirkan semuanya, dan Angga sudah memutuskan kalau dia akan mengajak Mentari untuk rujuk, dan akan menerima kedua Anak mereka yang terlahir spesial.
"Mentari, apa kita bisa berbicara berdua saja?" tanya Angga yang tiba-tiba berada di hadapan Mentari dan Fajar, bahkan tanpa mengucapkan Salam terlebih dahulu, sehingga membuat Fajar dan Mentari terlonjak kaget.
Penampilan Angga terlihat acak-acakan, dan matanya terlihat sembab.
"Maaf Bang, ada perlu apa Abang ke sini?" tanya Mentari dengan nada sinis.
"Apa tidak boleh seorang Ayah melihat Anak-anaknya?" tanya Angga dengan suara yang lirih.
"Apa Mentari tidak salah dengar? sekarang Abang mengaku sebagai seorang Ayah setelah Abang menolak kehadiran mereka? kemarin-kemarin Abang kemana saja? kenapa baru sekarang Abang melihat mereka dan mengakui mereka sebagai Anak?" ujar Mentari dengan kecewa, sehingga nafasnya terasa sesak menahan amarah dalam dadanya.
"Istighfar Mentari, jangan sampai kamu dikuasai oleh hawa nafsu. Angga sebaiknya sekarang kita masuk, tidak enak jika ada orang yang dengar," ucap Fajar.
"Kamu itu oranglain Fajar, jadi kamu jangan pernah ikut campur urusan rumah tanggaku dan Mentari !!" teriak Angga, sehingga terdengar oleh Bu Rima dan Pak Hasan.
Bu Rima dan Pak Hasan yang mendengar teriakan Angga langsung saja menghampiri mereka, karena takut terjadi keributan.
"Bu, Pak, tolong bawa masuk Anak-anak, kasihan mereka kalau harus mendengar keributan orang dewasa," ucap Fajar, sehingga Bu Rima dan Pak Hasan langsung membawa Rasya dan Raisya untuk masuk, walaupun Raisya menangis saat terlepas dari gendongan Fajar, dan itu membuat Angga merasa sakit hati karena ternyata Anaknya lebih dekat dengan oranglain.
"Sekarang sebaiknya kita masuk juga, malu jika dilihat orang," ajak Fajar dengan menggandeng Mentari untuk masuk, karena saat ini Mentari tengah menangis.
Angga yang melihat Fajar menggandeng tubuh Mentari, langsung saja menarik tangan Fajar dengan kasar.
"Lepaskan tanganmu dari Istriku Fajar !!" teriak Angga, dan Mentari tersenyum kecut Mendengarnya.
"Sepertinya Anda lupa kalau saya hanyalah MANTAN ISTRI Anda !!" ucap Mentari penuh penekanan.
Tiba-tiba Angga berlutut dengan menggenggam tangan Mentari, kemudian dia menangis.
"Maafin Abang Mentari, Abang mengaku salah sama kamu, sekarang Abang sudah menyesali semuanya. Abang mohon sekarang kita rujuk demi Anak-anak," ucap Angga.
"Maaf Bang, sekarang semuanya sudah terlambat. Apa Abang lupa kalau Abang sendiri yang sudah menjatuhkan talak tiga kepada Mentari? dan harus Abang tau, kalau pun Mentari mau rujuk dengan Abang, kita berdua harus terlebih dahulu menikah dengan oranglain sebelum kembali bersama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Mega
elah masih kecil, tapi kalau dengar bentakan takut nangis.
2022-11-24
1
Mega
bagooossss
2022-11-24
1
Mega
astaghfirullah
2022-11-24
1