Sesampainya di rumah yang di akui David sebagai rumahnya, Stella dan Mommy Sandra semakin terkejut melihat rumah yang begitu mewah bak istana dalam negeri dongeng.
"Sayang, rumah kamu bagus banget," ujar Stella dengan mata yang berbinar.
"Stella beruntung sekali, karena mendapatkan Suami yang kaya raya ya Jingga, udah gitu sangat tampan," ujar Mommy Sandra.
Dasar kampungan, kalian tidak tau saja kalau sudah aku dan David bohongi, ucap Jingga dalam hati.
"Sayang, kok rumahnya sepi?" tanya Stella.
"Aku kan sudah bilang kalau orangtuaku masih berada diluar negeri, jadi di sini hanya ada penjaga rumah saja," ujar David.
Mang Parjo yang melihat kedatangan David pun langsung menghampirinya.
"Tuan muda rupanya sudah pulang," ujar Mang Parjo.
"Iya Mang, kalau begitu kami masuk dulu," ujar David, karena takut jika Mang Parjo salah bicara.
"Mang, perkenalkan saya Istrinya Mas David," ujar Stella, sehingga membuat Mang Parjo bingung.
Kenapa perempuan ini memperkenalkan diri sebagai istrinya Tuan David ya? padahal kemarin Nyonya Jingga bilang kalau dia adalah kekasih Tuan David, dan selama beberapa hari mereka berdua selalu menginap di sini, aku jadi bingung.Ya sudahlah itu bukan urusanku juga, ucap Mang Parjo dalam hati.
"Eh iya Nona, selamat datang, kalau begitu saya pamit mau bersih-bersih lagi," ujar Mang Parjo, sehingga membuat David dan Jingga bernafas lega karena Mang Parjo tidak sampai keceplosan.
......................
Usia kandungan Mentari saat ini sudah memasuki 7 bulan, dan ingatan Fajar sebenarnya sudah kembali pulih, tapi dia masih merahasiakan semuanya supaya bisa selalu berada di samping Mentari serta melindunginya.
Mentari dan Fajar selalu bersama kemana pun mereka pergi, dan seperti biasa hari ini mereka berjualan di pasar yang tidak jauh dari rumah Mentari.
Setelah semua dagangan habis, Mentari di antar oleh Fajar untuk membeli perlengkapan bayi. Sebenarnya Mentari sudah beberapa kali meminta Angga untuk mengantarnya, tapi belakangan ini Angga selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Pedagang pakaian lagi-lagi mengira jika Mentari dan Fajar adalah pasangan Suami-istri.
"Duh, senengnya ya punya Suami yang Siaga, sampai beli pakaian bayi aja calon Ayah bantuin milih."
Hati Mentari merasa tercubit mendengar penuturan Ibu tersebut, karena pada kenyataannya bukan Angga yang selalu ada dan Siaga untuk Mentari, tapi sosok Fajar lah yang selalu mendampingi Mentari.
"Mentari, kamu tidak kenapa-napa kan?" tanya Fajar ketika melihat kesedihan di wajah Mentari.
"Aku baik-baik saja kok Mas, mungkin aku hanya kelelahan saja," jawab Mentari.
Kamu bisa membohongi oranglain Mentari, tapi kamu tidak bisa membohongiku, aku tau kalau kamu saat ini sedang bersedih karena sekarang Angga mulai berubah, bahkan untuk mengantar kamu membeli perlengkapan bayi saja dia tidak bisa, ucap Fajar dalam hati.
Setelah selesai membeli perlengkapan bayi, Mentari dan Fajar memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di bangku yang berada di depan Restoran karena Mentari terlihat kelelahan.
"Mentari, Mas mau ke toilet dulu sekalian beli minuman ya, gak apa-apa kan kalau Mas tinggal sebentar?" tanya Fajar.
"Iya, gak apa-apa kok Mas, Mentari juga bukan anak kecil jadi gak bakalan ada yang nyulik," jawab Mentari dengan tersenyum.
Pada saat Mentari duduk dengan membawa jinjingan dagangannya, Angga, Jingga bersama kolega bisnis mereka tidak sengaja melewati Mentari ketika mereka akan masuk ke dalam Restoran.
Kolega Angga yang pada saat itu pernah menghadiri acara empat bulanan Mentari pun masih mengenali Mentari, sehingga dia bertanya kepada Angga.
"Pak Angga, bukankah itu Ibu Mentari ya, Istrinya Pak Angga? tanya Kolega bisnis Angga.
Angga begitu syok karena melihat Mentari membawa keranjang dagangan, serta penampilannya terlihat kucel dan penuh keringat.
Kenapa Mentari ada di sini? dandanannya juga seperti pedagang kaki lima? malu-maluin aku saja, ucap Angga dalam hati.
Angga yang malu dengan penampilan Mentari, akhirnya menyangkal perkataan kolega bisnisnya, padahal Mentari sudah terlihat tersenyum dan hendak menghampiri Angga.
"Mungkin Bapak salah mengenali orang, karena Istri saya sekarang sedang berada di rumah, lagian Istri saya juga bukan pedagang kaki lima," ujar Angga, sehingga membuat Mentari seperti tersambar petir di siang bolong.
"Maaf Pak Angga saya kira tadi Istri Pak Angga, soalnya sama-sama sedang hamil, tapi tidak mungkin juga istri seorang CEO seperti Pak Angga menjadi pedagang kaki lima," ujar Kolega bisnis Angga, sehingga mereka tertawa, apalagi Jingga yang merasa puas dengan hinaan yang ditujukan kepada Mentari.
Fajar yang baru datang dan mendengar semua hinaan yang ditujukan kepada Mentari oleh Angga dan yang lainnya pun merasa geram, bahkan tangannya sudah mengepal. Jika saja Mentari tidak mencekal tangan Fajar, sudah dipastikan Fajar akan membuat keributan.
"Sepertinya lelaki itu deh Suami perempuan pedagang kaki lima yang Bapak kira Istrinya Pak Angga, lihat saja penampilan mereka berdua juga sama-sama kucel," celetuk Jingga. Angga bukannya membela Mentari, tapi dia malah ikut tertawa.
Fajar yang mendengar Mentari dihina pun akhirnya angkat bicara.
"Iya benar Pak, perempuan ini adalah Istri saya. Meskipun kami berpenampilan kucel, tapi setidaknya kami bukan seorang pecundang yang seperti kacang lupa kulitnya. Ayo sayang, kita pergi dari sini, tidak ada gunanya kita meladeni manusia-manusia sombong seperti mereka," ucap Fajar dengan menarik lembut tangan Mentari.
Jingga tertawa bahagia dengan memeluk Angga yang sekarang sudah mulai terpengaruh olehnya.
Mentari merasa sakit hati karena Angga tidak mengakui dirinya, bahkan Angga malah ikut menghina Mentari di depan kolega bisnisnya.
"Mentari, airmata kamu terlalu berharga untuk kamu berikan kepada manusia seperti mereka," ucap Fajar yang saat ini memeluk tubuh Mentari yang terlihat begitu rapuh.
"Kenapa Bang Angga tega kepada Mentari? apa salah Mentari sehingga dia tidak mau mengakui Mentari sebagai Istrinya?"
Angga, lihat saja nanti, karena aku tidak akan tinggal diam saja atas penghinaan yang telah kalian lakukan kepada perempuan yang paling aku cintai, dan kalian pasti akan mendapatkan balasannya, batin Fajar.
"Sebaiknya sekarang kita pulang, Mentari jangan terlalu banyak pikiran ya, Angga pasti akan menyesali semua perkataannya," ujar Fajar, lalu mereka berdua memutuskan untuk pulang.
Adzan Maghrib kini telah berkumandang, dan Mentari bergegas melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Akan tetapi, pada saat Mentari berdo'a Angga yang baru pulang bekerja berteriak memanggil nama Mentari.
"Mentari, Mentari !!" teriak Angga dengan wajah yang merah karena menahan amarah yang sudah membuncah.
Semua orang kini menghampiri Angga, karena merasa kaget oleh teriakan Angga.
"Assalamu'alaikum Bang," ucap Mentari pada saat menghampiri Angga, lalu dia berniat mencium tangan Angga, tapi Angga langsung menepisnya.
"Dasar Istri tidak tau di untung, Suami bekerja ini malah keluyuran dengan lelaki lain. Apa masih kurang uang yang aku kasih untuk kamu setiap bulannya sehingga kamu membuat aku malu dengan menjadi pedagang kaki lima?" bentak Angga.
"Maaf Bang, Mentari tidak ada sedikit pun niat untuk mempermalukan Abang, tapi ATM Mentari di ambil oleh Mommy," jawab Mentari mencoba untuk berkata jujur.
"Heh Menantu Benalu, kamu jangan suka fitnah aku ya, ngaku saja kalau kamu berjualan supaya bisa menghasilkan uang kan untuk selingkuhan kamu?" ujar Mommy Sandra.
Fajar akhirnya angkat bicara karena sudah tidak kuat mendengar hinaan dan tuduhan yang selalu dilontarkan kepada Mentari.
"Sudah cukup kalian semua menuduh serta menghina Mentari. Apa sebenarnya salah Mentari kepada kalian, sehingga kalian begitu tega menyakiti hati Mentari?" teriak Fajar.
"Kamu tidak usah ikut campur dengan urusan keluargaku Fajar, di rumah ini kamu bukan siapa-siapa, jadi kamu tidak berhak ikut bicara !!" teriak Angga.
"Suami macam apa kamu Angga, sehingga kamu tega menyakiti Istrimu sendiri. Seharusnya kamu melindunginya, bukan malah ikut menghina serta menertawakannya," ujar Fajar.
"Itu semua bukan urusan kamu, lagian siapa suruh dia berjualan tanpa seijin ku, seharusnya seorang Istri itu nurut sama Suaminya, dandan yang cantik, bukan seperti badut dan malu-maluin Suami," ujar Angga.
"Lihat saja nanti Angga, kamu akan menyesal karena telah menghina Mentari, akan aku pastikan kamu mendapatkan balasan atas semua penghinaan serta pengkhianatan yang telah kamu lakukan terhadap Mentari," ancam Fajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
@Kristin
Kopi buat mu semangat 💪
2023-11-10
1
Maya●●●
1 mawar untukmu kak rini
2022-12-10
1
Maya●●●
kok aku jadi gemes sih sama si angga.
pengen ku cubit ginjalnya🤣
2022-12-10
1