Mentari merasa bahagia karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Angga. Meskipun terakhir kali mereka bertemu Mentari kecewa terhadap Angga karena dia telah memfitnah Mentari dan Fajar berselingkuh serta pergi begitu saja dengan Jingga untuk bersenang-senang, padahal saat itu Mentari sedang mengalami kontraksi. Akan tetapi, jauh di dalam lubuk hatinya Mentari sangat merindukan Suami yang selama ini selalu dia puja-puja walaupun sudah berulang kali membuat kesalahan serta menyakiti hatinya.
"Bang Angga, akhirnya Abang datang juga," ujar Mentari dengan mata yang berbinar.
Fajar sebenarnya tidak tega mengatakan semua kebenarannya kepada Mentari bahwa Angga sudah menggugat cerai Mentari dan hari ini adalah hari pertama sidang perceraian mereka.
"Bagus deh Mentari kalau sekarang kamu sudah sadar, jadi Angga bisa langsung mengatakan semuanya sama kamu," ujar Jingga dengan tersenyum licik.
Mentari sekilas melihat perut Jingga yang sudah terlihat membesar, tapi Mentari mencoba untuk berpikir positif serta menampik semua kemungkinan jika Angga adalah Ayah dari bayi yang saat ini Jingga kandung, karena dulu Mentari pernah melihat video me*sum mereka.
"Abang gimana kabarnya? Abang baik-baik saja kan?" tanya Mentari.
Angga hanya diam mematung tanpa menjawab pertanyaan Mentari, dalam hati kecilnya Angga ingin sekali merengkuh tubuh Mentari yang saat ini terlihat semakin kurus, tapi lagi-lagi egonya mengalahkan akal sehatnya.
"Kabarku baik-baik saja, meskipun aku hidup tanpamu dan kedua Anakmu yang ca*cat itu," ujar Angga, sehingga membuat Fajar merasa geram.
"Kenapa Abang berbicara seperti itu? Anak itu adalah rezeki dan titipan dari Allah SWT, seharusnya kita bersyukur Bang, karena dibalik kekurangan pasti akan ada kelebihan," ujar Mentari.
"Aku tidak sudi harus mengakui kedua Bayi ca*cat itu sebagai Anakku. Mungkin saja mereka ca*cat karena perbuatanmu juga yang telah bermain gila dengan Fajar. harusnya kamu sadar kalau itu adalah Azab dan teguran untuk penghianat sepertimu !!" tegas Angga, sehingga membuat Mentari menangis.
"Hentikan Angga, tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu terhadap Mentari, bagaimanapun juga Mentari adalah Istri dan Ibu dari Anak-anakmu, dan aku berani bersumpah di atas Kitab suci Al-Qur'an bahwa Aku dan Mentari tidak pernah berselingkuh," ujar Fajar sehingga membuat Angga menjadi dilema.
"Meski kalian melakukan Sumpah Pocong pun, semua itu tidak akan merubah apa pun Fajar, karena sebentar lagi Mentari dan Angga akan segera resmi bercerai, bahkan kami baru saja menghadiri sidang pertamanya, ya kan sayang," ujar Jingga yang dengan tidak tahu malunya memeluk tubuh Angga dihadapan semua orang.
"Kalian memang pasangan yang sangat serasi, sama-sama tidak mempunyai hati. Seharusnya kamu ngaca dulu Angga sebelum menuduh kami berselingkuh hanya dengan bermodalkan sebuah foto yang bisa saja direkayasa, sedangkan kamu jelas-jelas kami berdua sudah melihat video me*sum kamu dengan Jingga. Apa video itu masih kamu simpan Jingga? aku ingin tau keputusan Majelis Hakim apabila melihat video kalian, kalian sama saja seperti maling teriak maling," ejek Fajar sehingga Jingga dan Angga tidak dapat berkutik.
"Sayang, sebaiknya sekarang kamu langsung saja bicarakan niat kamu datang ke sini," ujar Jingga. Akan tetapi, Angga merasa ragu karena dia mendengar Fajar yang berani bersumpah di atas Kitab suci.
"Kenapa kamu diam saja Angga? cepat katakan maksud kalian datang kemari, dan aku harap kalian berdua segera pergi dari sini. Kalau masalah harta gono gini, kamu tenang saja Angga, karena Mentari tidak akan meminta sepeser pun darimu, tapi seharusnya kamu sadar, kalau perusahaan yang kamu miliki serta rumah yang kamu tinggali saat ini ada hak Mentari di dalamnya. Dan untuk masalah Anak, meskipun kamu tidak mau mengakuinya, aku yang akan menjadi Ayah untuk mereka, dan aku akan selalu menyayangi mereka seperti Anakku sendiri," jelas Fajar.
Angga merasa geram dengan perkataan Fajar, sehingga Angga kembali tersulut emosi.
"Baiklah kalau kamu memang ingin menjadi Ayah dari kedua bayi ca*cat itu, dengan senang hati aku akan mengabulkan permintaanmu Fajar, karena mulai sekarang aku Angga Prawira telah menjatuhkan Talak Tiga kepada Mentari," ucap Angga dengan lantang, sehingga membuat Mentari bagai tersambar petir.
Bu Rima dan Pak Hasan semakin kecewa dengan keputusan Angga, karena mereka tidak pernah menyangka jika Angga akan bertindak sejauh itu.
"Mulai sekarang aku harap kamu tidak akan pernah mengganggu serta menemui Mentari dan Anaknya lagi, karena akan aku pastikan kalian berdua akan menyesali semuanya. Tunggu saja kehancuran kalian berdua, dan kamu Angga, kamu akan menyesal dalam seumur hidup kamu karena sudah melepaskan berlian hanya demi batu kerikil," ujar Fajar dengan tersenyum penuh arti, karena setelah ini Fajar akan memastikan hidup Angga dan Jingga hancur.
"Memangnya kamu siapa Fajar, berani-beraninya berkata seperti itu terhadap kami? asal kamu tau ya kalau aku adalah CEO dari Angkasa Grup, kalian semua pasti tau kan perusahaan terbesar di Indonesia saat ini?" ejek Jingga.
"Apa kamu yakin, kalau kamu adalah pemilik Angkasa Grup yang sebenarnya?" sindir Fajar.
"Lihat saja nanti Fajar, aku bisa melakukan apa pun terhadap kamu !!" ancam Jingga.
"Oke aku tunggu Nyonya CEO Angkasa Grup yang terhormat," ujar Fajar dengan senyum yang mengejek sehingga Jingga merasa geram.
"Sayang, sebaiknya sekarang kita pulang saja, aku merasa panas karena di sini banyak orang miskin, aku gak mau kalau bayi kita nanti tertular sama mereka," ujar Jingga dengan menarik tangan Angga yang masih menatap lekat wajah Mentari karena ada rasa penyesalan yang besar dalam hati Angga yang saat ini merasa hampa setelah dia mengucapkan kata talak terhadap Mentari.
Maafin Abang Mentari, karena selama kita berumah tangga Abang tidak bisa menjadi sosok Suami yang baik, Abang tidak pernah ada ketika kamu membutuhkan Abang. Mulai sekarang Abang do'akan semoga kamu bisa bahagia membuka lembaran baru bersama Fajar, ucap Angga dalam hati dengan airmata yang tanpa terasa kini membasahi wajahnya.
Akhirnya Angga dan Jingga keluar dari kamar perawatan Mentari, dan menorehkan luka yang teramat dalam untuk Mentari.
Mentari sama sekali tidak pernah menyangka jika pernikahan yang selama ini dia bangun dengan penuh perjuangan akan berakhir dengan penderitaan.
Aku kira pernikahanku dengan Bang Angga tidak akan berakhir seperti ini, tapi ternyata pernikahanku dengannya hanya memberikan luka yang teramat dalam untukku dan juga keluargaku, aku tidak pernah menyangka jika dia akan tega mengkhianatiku bahkan dengan Kakak kandungku sendiri, ucap Mentari dalam hati.
"Mentari, aku harap kamu kuat demi kedua Anakmu, ikhlaskan semuanya, karena aku yakin dibalik cobaan hidup yang kamu alami saat ini, ada hikmah yang tersembunyi," ucap Fajar mencoba untuk menghibur Mentari yang saat masih menangis dengan memeluk tubuh Bu Rima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
julid bgt si, si anggap . emaknya dulu nyidam apa coba
2022-12-30
1
Maya●●●
1mawar untukmu kak
2022-12-16
1
Maya●●●
fajar to the point bgt
2022-12-16
1