Mentari memutuskan untuk berusaha mengikhlaskan semuanya, karena dia harus kuat demi kedua bayi yang saat ini membutuhkan dirinya, meskipun mereka terlahir Spesial, tapi Mentari sangat menyayangi kedua bayinya.
"Mas Fajar, maaf ya jika Mentari tidak bisa membalas semua kebaikan Mas Fajar, tapi Mentari berdo'a semoga Allah SWT yang membalasnya. Mentari gak tau akan seperti apa jadinya jika tidak ada Mas Fajar," ucap Mentari dengan tertunduk sedih.
"Yang penting bagi Mas Fajar, Mentari selalu bahagia. Seharusnya Mentari mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT, karena Mas hanyalah perantara nya saja," jawab Fajar, sehingga membuat hati Mentari merasa tersentuh dengan kebaikan serta tutur kata Fajar yang lembut.
"Oh iya Mas, apa sekarang ingatan Mas Fajar sudah kembali?" tanya Mentari.
"Alhamdulillah, Mas sudah mengingat semuanya."
Bu Rima dan Pak Hasan tau betul jika sebenarnya Fajar mempunyai perasaan lebih dari sekedar Adik kepada Mentari, tapi mereka pura-pura tidak tau, karena saat ini Mentari masih berstatus Istrinya Angga secara hukum, meskipun secara Agama Angga mereka sudah bercerai, karena Angga telah menjatuhkan talak tiga.
"Nak Fajar, kami hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Nak Fajar, mohon maaf jika kami tidak dapat membalas semua yang telah Nak Fajar lakukan kepada keluarga kami," ucap Bu Rima, karena merasa tidak enak hati kepada Fajar meskipun tadi Mentari sudah mengatakan hal yang sama.
"Saya hanya ingin Mentari beserta keluarga bahagia Bu, dan itu sudah lebih dari cukup bagi saya, tapi sebenarnya saya masih mempunyai satu keinginan lagi," ucap Fajar.
"Apa itu Mas? kalau Mentari bisa, pasti Mentari akan lakuin," ucap Mentari.
Bu Rima dan Pak Hasan sudah mulai deg-degan mendengar keinginan Fajar yang mereka kira ingin segera Menikahi Mentari, karena mereka tidak mungkin bisa menolaknya, mengingat semua pengorbanan dan kebaikan yang telah Fajar lakukan terhadap keluarga mereka.
"Kamu mau ngasih nama apa untuk si Kembar?" tanya Fajar.
"Aku ingin memberikan mereka nama Rasya dan Raisya. Memangnya kenapa Mas?"
"Apa boleh aku menyertakan nama belakangku untuk mereka?" tanya Fajar.
"Tentu saja Mas," ucap Mentari tanpa berpikir panjang, karena Angga yang notabenenya adalah Ayah kandung si Kembar, tidak mau mengakui mereka, sehingga membuat Mentari merasa sakit hati.
"Kalau begitu kita kasih nama Rasya Putra Angkasa, sama Raisya Putri Angkasa ya, sesuai namaku yaitu Fajar Angkasa," ucap Fajar dengan tersenyum, sehingga membuat orangtua Mentari yang sudah merasa was-was kini bisa bernafas lega.
Syukurlah, ternyata Nak Fajar menginginkan supaya Mentari memakaikan nama belakangnya kepada kedua bayi Mentari, padahal tadi aku kira Nak Fajar menginginkan supaya cepat-cepat menikah dengan Mentari, ucap Bu Rima dalam hati.
"Bu, Pak, sekarang kan sudah malam, kasihan Ibu dan Bapak jika harus menginap di sini. Sebaiknya Ibu dan Bapak pulang saja, biar Supir Fajar nanti yang antar," ucap Fajar.
"Tapi kami tidak enak Nak, karena sudah satu bulan lebih Nak Fajar yang merawat Mentari serta mengurus keperluan si Kembar, jadi sebaiknya sekarang giliran Nak Fajar yang beristirahat, biar kami berdua yang berjaga di sini," ujar Bu Rima.
"Fajar akan selalu berada di samping Mentari Bu, jadi sebaiknya Ibu dan Bapak saja yang pulang. Kasihan juga Bapak kan masih belum sehat betul Bu."
Kesehatan Pak Hasan akhir-akhir ini memang menurun karena terus kepikiran dengan kondisi Mentari, tapi sekarang Mentari sudah sadar dari koma nya, sehingga kedua orang tua Mentari merasa bahagia.
"Maaf ya Nak Fajar kalau Ibu dan Bapak selalu merepotkan. Mentari, maafin Ibu ya Nak karena gak bisa menjaga Mentari, Ibu bahagia karena sekarang Mentari sudah kembali sadar," ucap Bu Rima dengan mengelus lembut kepala Mentari.
"Gak apa-apa Bu, kondisi kesehatan Ibu dan Bapak juga sedang kurang baik. Ibu dan Bapak hati-hati ya, do'akan Mentari supaya bisa cepat pulang," ujar Mentari dengan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Nak Fajar, kami titip Mentari ya, kalau begitu kami pulang dulu. Tidak ada kata-kata lain yang bisa kami ucapkan selain terimakasih," ujar Bu Rima, dan Fajar pun mencium punggung tangan kedua orangtua Mentari secara bergantian.
"Bu, Pak, jangan terus mengucapkan terimakasih kepada Fajar ya, karena bagi Fajar, Ibu dan Bapak adalah orangtua Fajar, karena Fajar sudah tidak mempunyai keluarga selain kedua keponakan Fajar yang berada di luar negeri."
"Dengan senang hati Ibu dan Bapak akan menganggap Nak Fajar sebagai Anak kami juga," ucap Pak Hasan dengan memeluk Fajar.
"Kalau begitu hati-hati ya Pak, Bu. Insyaallah Fajar akan selalu menjaga Mentari. Supir yang akan mengantarkan Ibu dan Bapak juga sudah menunggu di luar," ucap Fajar. Akhirnya Bu Rima dan Pak Hasan keluar dari kamar perawatan Mentari setelah mengucapkan salam.
"Mas Fajar, Mentari boleh nanya gak?" tanya Mentari dengan malu-malu.
"Mentari mau nanya apa hem?" tanya Fajar yang saat ini duduk di samping ranjang Mentari.
"Selama Mentari koma, Mas Fajar kan yang selalu merawat Mentari?"
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Fajar heran.
"Terus siapa yang gantiin baju Mentari?" tanya Mentari dengan pelan, karena dia merasa malu.
"Yang lap tubuh Mentari sama gantiin baju Mentari emmmm, kasih tau gak yah," goda Fajar.
"Mas Fajar kok gitu sih," ucap Mentari dengan cemberut.
"Memangnya Mentari mikir Mas ya yang gantiin semuanya? gak mungkin donk, Mas juga tau kalau kita bukan muhrim, jadi Mas minta bantuan perawat perempuan," ucap Fajar sehingga membuat Mentari merasa lega.
"Maaf ya Mas, jika perkataan Mentari sudah menyinggung Mas Fajar."
"Tidak apa-apa kok. Ya sudah kalau begitu sekarang Mentari tidur, Mas mau lihat Anak kita dulu," ucap Fajar, sehingga membuat Mentari terkejut.
"Maaf, maksud Mas mau lihat si Kembar dulu," ucap Fajar yang kini salah tingkah, kemudian bergegas keluar dari kamar perawatan Mentari menuju ruang bayi.
Kenapa sih aku sampai keceplosan segala, Mentari nanti bisa salah paham kan, ucap Fajar dalam hati.
"Entah kenapa perasaanku menjadi hangat ketika melihat kedua bayi yang sejak pertama sudah membuatku jatuh cinta. Kamu pasti akan menyesali semuanya Angga, karena tidak mau mengakui mereka. Meskipun Rasya dan Raisya mempunyai kekurangan, tapi aku akan membuat mereka berdua mempunyai kelebihan dan akan terus berusaha supaya mereka bisa sembuh," gumam Fajar.
......................
Dua minggu kini telah berlalu dari semenjak Mentari sadar dari komanya, dan hari ini Dokter sudah mengijinkan Mentari bersama kedua bayi kembarnya untuk pulang.
Hati kecil Mentari masih berharap jika Si Kembar akan memiliki keluarga yang utuh, tapi itu semua tidak mungkin, karena pengacaranya bilang jika Hakim sudah memutuskan bahwa Angga dan Mentari telah resmi bercerai, bahkan sebelumnya Angga sudah menjatuhkan talak tiga kepada Mentari. Jadi, seandainya Mentari dan Angga mau rujuk, mereka berdua harus terlebih dahulu menikah dengan oranglain sebelum kembali bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Gass talak tiga, malah seneng dapat talak tiga apalagi suami modelan angga
2022-12-30
1
Maya●●●
1 mawar untukmu fajar
2022-12-18
1
Maya●●●
bagus fajar
2022-12-18
1