Dika dan Justin sudah kembali ke rumah, mereka berdua langsung berpisah ke tujuan masing-masing. Dika ke kamarnya sedangkan Justin ke ruang Gym untuk melatih otot nya. Pertemuan hari ini berjalan dengan sangat lancar, tidak seperti Adit sebelumnya yang sempat menolak, Dika nurut saja apa yang ayahnya katakan, ia memang lebih mengikuti apa yang Justin katakan, menurunnya pilihan ayahnya yang terbaik untuknya. Buktinya saja Adit yang lancar lancar saja tanpa adanya hambatan, itu tandanya memang restu orang-tua yang terpenting dalam segala hal.
"Ayah dari mana," tanya Adit.
"Dari pertemuan Dika dan calonnya, tumben ngegym tanpa ayah," ucap Justin.
"Hehehe aku bosan, tidak ada yang bisa aku lakukan," kata Adit.
"Istri mu mana, kan bisa main dengan istri mu," ucap Justin.
"Dia sedang tidur ayah, seperti nya dia masih kelelahan karena tadi malam."
"Oh tadi malam, bagaimana apakah semuanya lancar? bertahan berapa lama?"
"Satu jam, aku keren kan, tanpa obat yang ayah berikan, istri ku saja yang minum aku mah percaya diri," ucap Adit.
"Memang ya anak ini, hahaha bagus lah kalau kau percaya diri, bagaimana rasanya? mantap bukan," tanya Justin.
"Mantap dong, tapi ayah kalau lama lama apakah tidak bosan, ayah sudah 21 tahun menikah dengan mamah tapi ayah tidak ada bosan nya," jawab Adit.
"Hahaha ya tidak dong, karena ayah dan mamah saling memuaskan, dan banyak gaya bukan satu gaya saja, kau tau semakin lama semakin mantap," kata Justin.
"Apakah begitu," tanya Adit.
"Iya sayang, kau nikmati saja lah dan rajin ngegym," jawab Justin.
Setelah puas berolahraga Adit langsung menemui Dika, banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Dika, termasuk siapa wanita yang akan menikah dengannya.
"Dika..."
"Adit kau mengejutkan ku," ucap Dika yang sedang membaca novel.
"Hahaha maaf maaf, tumben baca novel, pasti kau bosan ya," kata Adit.
"Tu tau, besok baru muka kerja aku, kau enak sudah ada istri bisa bercanda dan bermain bareng."
"Eh enak sekali kau berkata, emang nya langsung bisa gitu baru menikah akrab, kami masih proses pengenalan tak ada bercanda yang kau katakan," kata Adit.
"Hahaha mana tau kan, baru proses pengenalan konon tapi sudah sampai dalam dalam, hahaha berapa ronde tadi malam," tanya Dika.
"Hmmm kau kepo sekali," jawab Adit,
"Oh iya siapa wanita yang akan menikah dengan mu, apakah aku kenal? apa dia tipe mu? apa dia cantik? bagaimana respon mu saat bertemu dengan nya?"
"Banyak sekali pertanyaan mu. Pertama aku dan dia tidak saling kenal, dan pasti denganmu tidak akan kenal, hmmm dia bukan tipe ku, terus cantik ya cantik tidak ada wanita yang tampan. Kalau respon ku saat bertemu dengan nya, sedikit terkejut karena dia tidak bisa diam, pecicilan seperti mu," jelas Dika.
"Hahaha dunia memang sangat adil, ya aku puas mendengar nya, selamat merasakan apa yang akun rasakan," ucap Adit.
"Hahaha tidak dong, kau kan tidak saling kenal, aku bisa mengontrol nya, kau tau kan kalau wanita sudah terkena tangan ku akan bagaimana, pacar mu saja bisa klepek-klepek pada ku. Dan satu lagi aku mengurus pernikahan ku sendiri, ayah hanya membantu ku, lokasi dan tema pernikahan aku yang menentukan. Aku tak mau serba sama dengan mu," kata Dika.
"Ya ya ya.." Adit tidak heran memang dari dulu Dika sudah seperti ini, ia bisa merubah sesuatu hal agar sesuai dengan keinginannya. Apalagi soal pernikahan, ia tidak mungkin mau lokasi dan tema pernikahan ditentukan oleh orang lain, semuanya harus dibicarakan terlebih dahulu. .Berbeda dengan perkataan Adit kemarin, ia menerima saja apa yang ayahnya rencanakan.
"Kira kira anak kita bisa kembar tidak ya," tanya Adit.
"Kalau dari apa yang pernah aku baca, memang kita kembar tetapi kita kan sebagai ayah, jadi tidak mempengaruhi apapun, kalau gen ibu baru lah peluang untuk memiliki anak kembar cukup besar."
"Kenapa bisa begitu? kita kan kembar, bukannya seharusnya memiliki peluang," tanya Adit.
"Aku baca ya, kau dengar baik-baik." Dika membuka handphone nya untuk mencari informasi.
"Berdasarkan penelitian, faktor keturunan di pihak ibu meningkatkan peluang pasangan untuk mengandung anak kembar fraternal. Kembar fraternal adalah dua bayi dari dua telur yang dilepaskan dari ovarium secara bersamaan. Beberapa penelitian juga telah menemukan bahwa memiliki saudara kembar fraternal dalam keluarga dekat ibu dapat melipatgandakan kemungkinan hamil kembar fraternal. Itu karena gen tertentu membuat beberapa wanita mengalami "hiperovulasi," atau melepaskan lebih dari satu sel telur selama setiap siklus menstruasi. Wanita dengan gen ini tampaknya memiliki tingkat hormon tertentu yang lebih tinggi secara alami, termasuk yang terkait dengan regulasi pelepasan sel telur."
"Namun, faktor keturunan dari pihak ayah relatif tidak meningkatkan peluang pasangan untuk memiliki anak kembar. Pasalnya, laki-laki, tentu saja, tidak berovulasi. Sehingga, meskipun mereka mewarisi gen hiperovulasi dari orang tua mereka, itu tidak meningkatkan peluang mereka untuk mengandung anak kembar." Dika membaca semuanya dengan sangat jelas agar Adit mengerti apa yang ia katakan.
"Oh begitu, aku sih berharap mempunyai anak kembar agar langsung punya dua anak dan berhenti mempunyai anak," kata Adit.
"Ya sudah berdoa dan bekerja keras lah, kau tau ayah sebelumnya tidak mempunyai keturunan keluarga kembar, maupun mamah. Tetapi mereka mempunyai kita, kalau sudah garis takdir mau bagaimana pun tetap bisa," ucap Dika.
Beginilah enaknya mempunyai kembaran semua bisa diceritakan, bisa ditanyakan karena mereka mengerti perasaan masing-masing dari mereka. Adit paham Dika dan begitu juga sebaliknya, mereka berdua bisa membantu meringankan beban satu sama lain.
Setelah puas berbicara dengan Dika, Adit kembali ke kamar nya, ia sudah mempunyai istri yang tidak bisa lama lama bersama dengan Dika seperti sebelumnya.
Di dalam kamar Adit melihat istri nya sedang menonton anime di televisi, ternyata Serena hobi menonton Anime, tidak seperti wanita pada umumnya yang suka menonton drama Korea.
"Adit kamu tidak bekerja," tanya Serena.
"Untuk apa aku bekerja, aku sudah kaya raya, tinggal tunggu warisan saja," jawab Adit dengan sangat enteng.
"Mengandalkan orang tua," ucap Serena.
"Hahaha tidak papa, tugas ku hanya membuat cucu untuk ayah, kalau kamu sudah hamil baru aku mulai bekerja," kata Adit sambil duduk di samping Serena, tangan nya bergerak mengusap paha Serena, Serena sudah tau apa yang Adit ingin kan.
"Adit.." Serena langsung memasang wajah melas.
Adit hanya tersenyum sambil mendekat bibir Serena, sudah pasti Serena tidak bisa menghindari apa yang Adit inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Tri Ani Suniantara
adeh jtanya gk suka sma serena kk skrng elus elus sih dit wkwk
2022-11-16
0