"Ayo makan, kenapa kau malah diam," tanya Adit.
"Iya tunggu sebentar." Dika menutup laptop nya dan langsung berlari mendekati Adit.
"Kau sudah tidak marah," tanya Dika.
"Apa bisa aku terlalu lama marah pada mu," jawab Adit.
"Nah begitu dong," ucap Dika sambil mengusap rambut Adit.
Sambil saling dorong sana-sini, selayaknya anak kecil yang baru berbaikan. Justin hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya, ia sudah tidak heran lagi, dari kecil sampai keduanya mau menikah kelakuan mereka berdua tetap sama.
"Sudah baikan kalian," tanya Justin.
"Kami tidak pernah bertengkar ya kan.."
"Ih kau siapa," ucap Adit.
"Kau Adit..!!"
"Hahaha aku bercanda, ya ayah kami sudah baikan," ucap Adit.
Mereka bertiga pun makan dengan sangat lahap nya.
***
Beberapa hari telah berlalu, Adit sudah lebih sibuk dengan persiapan pernikahan nya dengan Serena, acara pernikahan akan sangat besar dan mewah, semuanya di costume khusus yang membuat persiapan begitu padat sekali. Dari pakaian sampai dengan dekorasi semuanya di siapkan secara khusus untuk mereka berdua.
Sebelum pernikahan sudah pasti ada tahap yang namanya lamaran, lamaran mereka berdua akan di laksanakan malam ini. Selain keluarga nya, Justin meminta Mark, Nabila dan Cilla untuk ikut acara lamaran ini, untuk kakek nenek Adit tidak ada yang datang. Orang tua Intan sudah putus hubungan sejak lama, kalau ayah Justin berada di luar negeri, saat pernikahan Adit baru dia akan datang.
"Tampan sekali adik ku," ucap Dika.
"Aku akan menikah Dika, Ahh ini sangat membuat ku tidak nyaman, jantung ku berdetak dengan keras, belum lagi perasaan ku campur aduk," kata Adit.
"Hahaha sabar dong, nama nya juga pernikahan, pasti begitu. Nanti malam kan baru lamaran, pernikahan masih semingguan lagi," ucap Dika.
"Ya walaupun begitu aku sudah deg deg kan, bagaimana kehidupan ku kedepannya ya..Menikah dengan wanita bar-bar yang sama sekali bukan selera ku," kata Adit.
"Belum kau jalani, untuk apa kau pikirkan, santai saja Adit. Aku tetap di rumah ini, jadi kau bisa cerita apa saja yang kau inginkan, jangan khawatir masalah itu."
"Aku yang menjalankan, kau tinggal berbicara," ucap Adit.
"Hahaha sabar ya.."
"Habis berapa duit tu membeli seserahan sebanyak itu," tanya Dika.
"Aku tidak tau pasti berapa, untuk cincin dan pakaian itu di buat khusus, ya pasti mahal lah," jawab Adit.
"Enak kali ya, tidak bekerja sudah mau menikah, anak istri mu mau mau kasih makan apa," tanya Dika.
"Hahaha aku kaya Dika, uang ku sudah sangat banyak, untuk apa memikirkan hal itu, aku hanya tinggal menunggu warisan saja," jawab Adit.
"Hahaha ya kau benar.." Dika sengaja mengajak Adit bercanda dan mengobrol seperti ini agar Adit tidak terlalu memikirkan pernikahan nya, ia harus menjadi support sistem terbaik untuk Adit.
Karena semua orang sudah berkumpul mereka pun berangkat ke rumah Serena. Dika terlihat menghindari Cilla yang juga ikut mengantar lamaran Adit, ia sudah membulatkan tekat nya untuk berhenti berhubungan dengan Cilla.
"Dika dan Cilla dibelakang Adit ya, kalian berdua membawa seserahan," ucap Intan.
"Mamah dan ayah," tanya Dika.
"Ya di samping Adit lah, mana mungkin dia jalan sendiri," jawab Intan.
"Sial, aku sudah berusaha untuk menghindari nya, tetapi malah di dekatkan lagi," batin Dika.
Sesampainya di rumah Serena mereka memasang posisi, Adit di dampingi kedua orang tuanya, sedangkan Cilla dan Dika di belakang mereka bertiga. Serta Mark dan istri nya di posisi paling belakang.
"Sial, Adit yang mau lamaran aku yang tidak enak begini," batin Dika.
Adit sendiri sudah mulai terbiasa, ia menikah dengan Serena tanpa cinta jadi selain perasaan deg deg kan karena takut, tak ada perasaan lainnya, tidak seperti pasangan menikah karena cinta.
"Calon suami mu sangat tampan itu, jangan bertindak seperti wanita bodoh, jaga harga diri keluarga kita," ucap Hendra.
"Iya iya.." Mata Serena malah fokus pada Dika, memang wajah Adit dan Dika hampir tidak ada bedanya, tetapi di mata Serena Dika seperti memiliki aura tersendiri yang tida Adit miliki. Dika juga tipe pria idaman Serena karena Dika tidak cerewet seperti Adit.
"Kenapa aku tidak dengan Dika saja si, pasti aku bisa menerima nya, kalau dengan Adit sangat sulit, dia benar-benar bertolak belakang dengan ku," batin Serena.
Acara pun di mulai, Adit dan Serena duduk berdampingan tetapi wajah mereka berdua tidak berdekatan alias saling buang wajah. Rasa gengsi dan tidak suka masih menjalin alasan utama. Keluarga yang lainnya hanya bisa tersenyum melihat mereka berdua seperti ini.
"Mereka sangat cocok," bisik Cilla pada Dika.
"Diam..."
"Kamu galak sekali, apa karena tidak jadi ke Jepang." Cilla terus menggoda Dika.
Acara tukar cincin pun di mulai, untuk kali ini mau tidak mau keduanya harus berhadapan. Pemasangan cincin di mulai dari Adit, sebuah berlian berwarna putih bersih yang sangat cantik dan mahal mulai masuk ke jari manis Serena.
"Tangan apa kaki ni, kasar sekali," kata Adit pelan.
"Tangan mu seperti tangan wanita," ucap Serena yang tidak Terima Adit katakan seperti itu.
Setelah Adit selesai sekarang giliran Serena, kalau milik Adit hanya cincin polos dengan sebuah berlian kecil yang tidak terlalu keliatan. Adit tidak mau memakai cincin seperti wanita, ini saja diri nya terpaksa.
Semua orang bertekuk tangan melihat momen itu, sangat indah dan membuat Dika dan Cilla iri.
"Aku ingin seperti itu Dika, kapan kamu akan melamar ku," tanya Cilla.
"Jangan harap," jawab Dika.
Mereka berdua hanya bisa berkata pelan agar yang lainnya tidak dengar. Sebisa mungkin Dika bersikap cuek pada Cilla agar Cilla berhenti mendekati nya, tetapi Cilla bukan wanita seperti itu, tanpa ada keraguan ia terus menggoda Dika, hal itu membuat Dika merasa tidak nyaman.
Kembali pada Adit dan Serena, mereka berdua sedang sesi foto untuk acara pernikahan nanti, foto masa lamaran ini akan di cetak dengan besar dan di pajang saat pernikahan mereka nanti. Tempat foto juga sudah disediakan dengan sangat bagus agar hasilnya juga bagus.
"Dekat lagi," ucap Justin, ia geram dengan Adit yang sulit diatur fotografer.
"Adit...." Justin mendekati Adit dan Serena, ia sendiri yang turun tangan untuk mengatur mereka berdua.
"Nah gini loh, atau mau langsung ciuman," ucap Justin.
"Kau bar bar sekali Justin," ujar Hendra.
"Mereka berdua masih malu malu sayang, sabar lah sedikit," kata Intan.
"Nafas mu bauk," ucap Adit.
"Wajah mu berdaki," kata Serena berbohong, wajah Adit malah lebih mulus dari wajah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2022-11-11
0
Tri Ani Suniantara
wkkkkk cocok
2022-11-10
0