Berbeda dengan Mark, Justin sangat bangga hanya memiliki dua anak sekali cetak. Ia memang tidak ada niat untuk mempunyai anak lagi dari Intan hamil, Dika dan Adit sudah lebih dari cukup untuk nya, malah terkadang suka kelebihan. Ia tidak ingin terlalu sibuk mengurus anak walaupun sebenarnya cukup menyenangkan bagi Justin. Dari pada menambah anak, Justin pikir lebih baik memiliki cucu, ia ingin anak anak nya segera menikah dengan wanita pilihan mereka masing-masing.
"Paman boleh nanti malam aku pinjam Cilla," tanya Adit.
"Ya boleh lah, mau kemana kau? Jangan macam macam dengan adik mu ya..."
"Ah paman mau tau saja urusan anak muda," kata Adit.
"Dika tidak kau ajak?"
"Tidak ah ya, kata ayah kami seperti perangko lengket terus. Ntar yang ada para wanita malah suka pada nya dari aku, secara dia lebih tampan dari aku," kata Adit.
"Hahaha itu kau sadar, aku memang lebih tampan dari mu...."
"Tidak dari ayah kan?"
"Ayah mah yang tertampan, tapi sayang cemburuan," kata Dika.
"Ayah mu memang begitu, istri nya di colek sedikit saja pasti sudah ngamuk ngamuk dia," ucap Mark.
Malam hari nya....
"Jangan macam macam," ucap Dika.
"Iya," kata Adit.
"Kau suka dengan Cilla kan?"
"Kau benar aku memiliki perasaan pada Cilla," ucap Adit.
"Adit!!"
"Mau bagaimana lagi, dia benar benar cantik, kau pasti tau lah bagaimana tipe ku. Kau kembaran ku, kau pasti merasakan apa yang aku rasakan."
"Adit hentikan perasaan mu, sudah jangan pergi," ucap Dika.
"Dika, ya aku memang suka tapi aku tidak berniat untuk menjadikan nya kekasih," kata Adit.
"Jangan pergi, katakan pada Cilla tidak Jual pergi."
"Enak saja aku mau pergi sekarang."
"Adit, aku yang akan menghubungi Cilla," ucap Dika.
Secara sepihak Dika membatalkan rencana jalan jalan Adit dengan Cilla. Hal itu membuat Adit benar-benar sangat kesal.
"Kau memang benar benar ya, menyesal aku mengatakan semua nya pada mu.."
"Jangan marah..." Dika menarik Adit ke atas ranjang dan memeluk nya.
"Aku abang mu, ya walaupun aku hanya 5 menit lahir lebih cepat dari mu, tetap saja aku abang mu dan kau tanggung jawab ku, aku tidak ingin kau terkena emosi ayah, kau tau bagaimana ayah kalau mengamuk. Hilangkan perasaan itu Adit, aku akan membangun mu mencari wanita yang lebih cantik dari Cilla," kata Dika.
"Hmmmm," gumam Adit.
"Jangan marah bodoh," ucap Dika.
"Hmmmm," gumam Adit.
"Adit.."
"Iya..," ucap nya.
"Jangan seperti anak kecil, kau sudah dewasa, banyak wanita yang bisa kau suka, kenapa harus Cilla."
"Maafkan aku..."
Adit menyesal mengatakan perasaan nya pada Dika, kalau seperti ini sudah pasti Dika akan mengawasi nya, bahkan bisa membuat nya tidak menemui Cilla lagi, tetapi ia tau apa yang Dika lakukan benar.
Di lantai bawa Justin kedatangan seseorang yang tidak terduga. Orang itu adalah adik dari mafia yang membeli nya dulu, orang yang pernah berjuang bersama nya sebelum mereka hilang kontak.
"Paman benar-benar tidak pernah berubah, ya walaupun wajah sudah tua, sudah puluhan tahun kita tidak bertemu," ucap Justin.
"Aku tau diri mu, kau benar-benar terkenal di kalangan atas, tapi aku menghindari mu, kalau aku datang kau pasti tidak mau meneruskan kejayaannya abang ku, kau pasti lebih menyerah nya pada ku."
"Paman kau benar, aku pikir kau sudah mati dengan ayah, jadi semuanya jatuh pada ku, ternyata kau Menghindari ku," kata Justin.
"Aku sekarang tinggal di rumah lama, dengan keluarga ku, datang lah," ucap Hendra.
"Ya aku pasti akan datang, Mark yang memberitahu alamat rumah ku?"
"Tidak, aku tau semua nya Justin," ucap Hendra.
"Di minum paman." Intan bergabung dengan mereka berdua.
"Terimakasih, istri mu sangat cantik Justin, dimana anak anak mu," tanya Hendra.
"Di kamar mereka, mau bertemu dengan mereka?"
"Tidak perlu kau bawa saja nanti mereka ke rumah, berapa usia mereka?"
"20 ke 21, sudah dewasa tapi masih seperti anak anak," ucap Justin.
"Nah sudah pas lah itu untuk menikah, kalian tidak ingin menantu?"
"Aku si sudah ingin mereka menikah, aku ingin anak bayi lagi, tapi aku tidak ingin istri ku hamil," ucap Justin.
"Terserah mereka paman, mau menikah ya tidak papa, mau lanjut S2 ya tidak papa, sekarang masih pada bermain dengan dunia mereka," ujar Intan.
"Bagaimana kalau menikah dengan anak paman, paman ada satu anak gadis, sulit sekali bergaul dengan orang lain, ia terlalu mengurung diri di rumah. Dia sangat galak pada siapapun, makan nya tidak ada pria yang mau dengan nya," jelas Hendra.
"Adit cocok tu," ucap Justin.
"Kamu benar mas, sifat Adit yang tidak bisa diam dan lasak cocok dengan wanita seperti itu," kata Intan.
"Mau tidak? kita jadi saudara beneran kalau mereka menikah," ucap Hendra.
"Aku tidak janji paman, nanti aku bicarakan dengan Adit," kata Justin.
"Oke, ingat berkunjung ku rumah paman," ucap Hendra.
Setelah membicarakan banyak hal Hendra pun memutuskan untuk pulang. Justin meminta Hendra untuk menginap tetapi Hendra tidak mau. Ia hanya ingin Justin berkunjung ke rumah nya.
"Bagaimana sayang, kamu mau memilki menantu," tanya Justin.
"Aku tidak masalah mas, kalau Adit mau, ya bagus dia menikah. Aku takut nya malah Adit atau Dika menjalin hubungan dengan Cilla, soal nya Cilla banyak sekali bertanya tentang mereka berdua."
"Iya juga ya, terus juga Adit tadi meminta izin untuk membawa Cilla jalan, ah seperti nya ada yang tidak beres ni.."
Justin jadi curiga dengan Adit, ia rasa Adit memiliki hubungan spesial dengan Cilla. Mereka berdua tidak boleh memiliki hubungan spesial karena Cilla keponakan Intan.
"Dika sayang, aku merindukan mu.. Aku bosan dengan semua ini.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2022-11-05
0
May Yadi
jangan2 dika yg suka cilla
2022-11-05
0
Tri Ani Suniantara
wah siapa tuh
2022-11-05
1