H-1

"Gila gila gila, aku bisa gila," ucap Adit.

Adit merebahkan diri nya ke atas tempat tidur, pertempuran dari benar-benar sangat luar biasa sekali. Otak Adit tidak bisa berhentilah memiliki pertempuran itu.

"Ayah aku harus belajar dengan ayah," ucap Adit.

Dika dan Cilla sudah kembali ke rumah, mereka meletakkan barang belanjaan ke dapur dan langsung menuju kamar Dika. Dika tak tau kalau Adit ada di dalam sana.

"Masuk..." Dika membuka pintu kamar nya.

"Iya.."

"Dika Cilla," ucap Adit yang membuat mereka berdua terkejut.

"Adit, kenapa kau berada di kamar ku," tanya Dika yang berusaha untuk tenang.

"Kenapa? tidak boleh? kalian berdua ngapain masuk kamar?." Adit menatap tajam mereka berdua.

"Dika ingin memanjakan baju untuk Erik, Erik ada acara di sekolah nya, kata nya Dika punya baju SMA nya dulu, dari pada bingung harus beli dimana bagus pinjam Dika," ucap Cilla.

"Harus ke kamar," tanya Adit.

"Lah ada masalah Adit, dia adik kita, mana mungkin aku meninggalkan nya di luar sendiri," jawab Dika.

"Iya sih.."

"Kau ngapain di kamar ku, bukan nya kau sudah punya kamar sendiri," tanya Dika.

"Ah nanti aku jelaskan, ada Cilla tidak enak," jawab Adit.

Dika dan Cilla ke ruangan ganti untuk mengambil pakaian yang Cilla katakan tadi. Dika sangat bingung pakaian mana yang harus ia berikan pada Cilla, pakaian SMA nya saja ntah ia letak dimana.

"Sayang apa yang harus aku berikan," tanya Adit pelan.

"Apa saja, pakai tas atau plastik agar dia tidak tau."

Dika masih bingung dengan apa yang Cilla katakan. Cilla mengambil paperback kosong dan memasukan satu pakaian Dika, dari pada ia bingung harus membawa apa, bagus seperti ini.

"Adit aku mau mengantarkan Cilla pulang, kau mau ikutt tidak," tanya Dika.

"Ikut lah, enak kali kau pergi tanpa aku," jawab Adit.

Dika dan Cilla keluar dari ruang ganti.

"Apa itu liat aku," tanya Adit.

"Adit kau tidak sopan," ucap Dika.

"Adit ini bukan hanya pakaian biasa, ada pakaian ku dari tante Intan," kata Cilla.

"Tapi tadi seperti nya kau tidak membawa paperback masuk ke dalam kamar deh."

"Adit kau tau apa, aku yang membawa nya, kau tidak sadar," ucap Cilla.

"Iya ya, ya sudah ayo lah."

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan kamar Dika.

Di dapur mereka melihat kedua orang tua mereka, Intan sedang masak sedangkan Justin sedang ngopi.

"Aku ke mobil duluan ya," ucap Cilla yang tidak enak jika ikut bergabung, Justin sedang tidak memakai baju, tubuh kekar nya terkadang membuat wanita salah fokus termasuk Cilla sendiri yang notabene nya wanita normal.

"Ayah kamar ku berantakan, sudah ayah rapikan," tanya Adit.

"Kau melihat nya?" Justin terkejut mendengar hal itu.

"Iya dong, ayah keren sekali, aku mau berguru dengan ayah," kata Adit.

Intan hampir tersedak mendengar hal itu, ia sangat malu jika anaknya melihat apa yang ia lakukan dengan Justin tadi.

''Kau melihat semuanya sayang," tanya Justin.

"Hahaha iya tapi hanya punggung ayah saja, tapi aku sudah lihat bagaimana gagah nya ayah, aku mau belajar dengan ayah," jawab Adit.

Dika sendiri hanya diam mendengar apa yang mereka berdua katakan, memang ia juga sudah beberapa kali Dika memegroki ayah dan mamah nya berhubungan, memang bisa di katakan Justin sangat ceroboh sekali.

"Nanti belajar dengan ayah, kau tenang saja ya," kata Justin.

"Siap yah, aku akan belajar dengan ayah, aku kan mau menikah kalau Dika ntah kapan jadi jangan ayah ajari dulu," ucap Adit.

"Aku juga tidak pelu belajar, aku bisa sendiri," ujar Dika.

''Oh iya Dika, antar kan Cilla pulang sana, jangan lama lama kasihan orang tua nya," kata Justin.

"Iya yah, aku memang mau mengantarkan Cilla, kau jadi ikut Adit," tanya Dika.

"Mamah sudah matang belum, aku sudah sangat lapar, kalau belum atau masih lama aku makan diluar saja," tanya Adit.

"Sudah sayang, ayo makan dulu, biarkan Dika pergi sendiri, kau kan akan menikah," jawab Intan.

"Dika kau pergi sendiri sana, aku juga sudah pesan online dan mamah sudah selesai masak."

"Yasudah aku pergi," ucap Dika sambil pergi meninggalkan dapur.

Dika pun pergi mengantarkan Cilla pulang kerumahnya, kalau berdua begini mereka berdua bisa bebas melakukan apa saja, karena tak ada yang melihat kedekatan mereka berdua.

"Sayang kita habis pernikahan Adit kan baru mencari bukti itu," Tanya Cilla.

"Iya sayang, setelah Adit menikah dan semuanya sudah tenang, jangan sampai kita datang diwaktu yang tidak tepat," jawab Dika.

Dika dan Cilla sama sama memiliki keyakinan kalau mereka berdua bisa bersatu dan hidup bahagia bersama.

***

Hari terus berlalu, H-1 sebelum pernikahan Adit dan Serena, semua nya sudah sangat sibuk sekali, dari keluarga Adit sampai dengan keluarga Serena, Rumah Adit sudah di penuhi dengan banyak orang yang sedang merampungkan dekorasi pernikahan yang harus segera diselesaikan.

"Wah wah wah sangat mewah sekali ya," ucap Dika.

"Iya Dika aku tak menduga jika pernikahan ku begitu mewah seperti ini," kata Adit.

"Aku sangat bahagia kau suka dengan pernikahan mewah seperti ini, mungkin ini satu satunya pernikahan mewah di rumah ini."

"Lalu kau sendiri bagaimana," tanya Adit.

''Aku tak mau ah mewah begini, aku lebih suka yang private, mungkin hanya 50 tamu undangan dan lokasi nya di pantai," jawab Dika.

"Itu juga bagus, kau sangat keren, segera lah menikah,'' ucap Adit.

"Adit badan mu makin bagus saja ya, kau rajin olahraga seperti nya."

Adit tertawa, akhirnya ada yang sadar jika tubuh nya sudah lebih baik dari sebelumnya, ia sangat bersemangat membentuk tubuhnya agar seperti ayahnya Justin.

"Iya dong, aku sangat rajin olahraga, kau sibuk mengurus pernikahan ku, aku sibuk dengan olahraga ku," ucap Adit.

Author ; Ayo mampir guys sudah 10 bab nih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***