"Dika ajak lah dia jalan jalan," ucap Justin.
"Iya yah.. Ayo Elena.." Dika pun membawa Alena pergi dari sana.
Mereka berdua sudah selesai makan, jadi Dika membawa Elena jalan-jalan pakai mobil saja, ia belum akrab dengan Elena dan sedikit bingung harus memulai semuanya dari mana.
"Aku heran dengan Adit, dia bisa langsung malam pertama ya, sedangkan aku, jangankan malam pertama, mengobrol saja tidak bisa," batin Dika.
"Berapa usia mu," tanya Dika.
"19 tahun," jawab Elena.
"Lah masih muda, kenapa sudah mau menikah," tanya Dika.
"Karena dijodohkan dengan mu," jawab Elena.
"Iya ya, kau benar. Kita beda setahun lah. Aku 20 mau ke 21, beberapa minggu lagi."
"Kamu masih muda juga, aku pikir kamu sudah 25-26," kata Elena.
"Sial aku terlihat tua di mata nya," batin Dika.
"Hehehe tidak," ucap Dika.
Elena masih dengan sikap tidak bisa diam nya, ia memainkan rambut nya, terus melihat ke arah jendela mobil, tetapi tidak bermain handphone, itu sedikit membuat Dika tertarik. Elena gadis yang sangat berbeda yang pernah Dika temuin, bisa dikatakan Elena sangat langka. Biasanya juga ketika baru pertama bertemu, wanita pasti jaga image dan bersikap sebaik mungkin di depan pasangan nya, tetapi Elena tidak, ia apa adanya. Walaupun sikap Elena berbanding terbalik dengan Dika, Dika cukup tertarik dengan Elena.
"Mas Dika sudah punya pacar," tanya Elena.
"Mas...?"
"Ayah ku meminta aku memanggil kamu dengan sebutan mas," kata Elena.
"Oh iya tidak papa, ya sebelumnya aku sudah mempunyai pacar, tapi kami putus karena perjodohan ini."
"Lah kenapa putus, kalau mas Dika sudah punya pacar perjodohan ini tidak akan lanjut," kata Elena.
"Kalau tidak lanjut pun aku tidak bisa kembali dengan pacar ku, aku malah mengecewakan ayah dan adik ku yang baru menikah," ucap Dika.
"Oh begitu, kalau aku memang jomblo, siapa yang mau dengan aku, kata ayah aku tidak bisa diam, banyak tingkah."
"Hahaha memang sih, kamu terlihat berbeda dari semua gadis yang pernah aku temui," ucap Dika.
Tetapi walaupun aneh Elena bisa membuat tersenyum Dika, jarang sekali Dika tersenyum manis saat bersama dengan wanita kecuali dengan Cilla.
"Kalau aku aneh kenapa mas Dika melanjutkan perjodohan ini," tanya Elena.
"Mau kamu aneh, gila atau apapun sekalipun, aku tidak bisa menolak atau menggagalkan perjodohan ini," jawab Dika.
Elena tersenyum mendengar hal itu, ntah kenapa Dika seperti masuk ke dalam tipe pria idaman nya, bisa menerima dirinya apa adanya, tanpa meminta Elena untuk berubah.
Di rumah Adit dan Serena sudah bangun dari tidur mereka. Mereka berdua masih di atas ranjang sambil berpelukan, ya walaupun pelukan ini tidak dari hati karena sedari malam sudah begini.
"Sakit," ucap Serena.
"Tapi enak kan," tanya Adit.
"Di akhir, kamu sangat ganas, aku sampai tidak bisa bernafas dengan baik," jawab Serena.
"Hahaha tapi kau suka, jangan banyak alasan, kau sendiri yang menggoda ku," ucap Adit.
Sampai sekarang Serena sangat bingung kenapa bisa dirinya yang menggoda Adit, padahal ia tidak ada niat sebelumnya. Sepertinya ada pengaruh obat yang Adit berikan sebelumnya, ntalah Serena tidak tau akan hal itu. Yang ia harus sadari sekarang dirinya bukan seorang gadis.
"Pantas ayah selalu getol seperti ini, rasanya sangat enak sekali, ini pengalaman pertama untuk ku dan aku sudah sangat ketagihan. Dika harus merasakan apa yang aku rasakan," batin Adit.
Adit memutuskan untuk mandi lebih dulu dari Serena, ia ingin sombong dengan Dika karena sudah merasakannya lebih dulu padahal dirinya lebih muda dari Dika. Adit tidak tau jika Dika sudah tidak ada di rumah.
"Mau kemana," tanya Serena.
"Ke kamar Dika, kau mandi lah, setelah itu makan," jawab Adit sambil pergi meninggalkan kamar nya.
"Giliran sudah dapat enaknya saja langsung pergi, tidak ada perhatian dibantu gitu, dasar pria," ucap Serena.
Serena pun berjalan secara perlahan menuju kamar mandi. Sudah pasti karena tadi malam bagian intinya terasa perih. Serena tidak melihat sebesar apa milik Adit tetapi kalau ia rasakan tadi malam ya sudah pasti besar.
Adit sendiri bingung kenapa Dika sudah tidak di rumah, ayahnya juga sudah tidak terlihat, di lantai bawah hanya ada orang yang sedang membereskan bekas pesta kemarin malam.
"Sayang kamu cari apa," tanya Intan sambil memeluk Adit dari belakang, tak terasa anak yang baru ia kandung beberapa tahun lalu sudah menikah saja. Waktu memeng berjalan sangat cepat, ia jadi ingat bagaimana dulu ia mendapatkan Adit dan Dika.
"Dika mana mah," tanya Adit.
"Pergi dengan ayah mu, sudah pasti lah mereka berdua bersama," jawab Intan.
"Kenapa tidak mengajak aku," tanya Adit.
"Hahaha tidak bisa sayang, kamu kan sudah menikah, kalau kamu sibuk dengan Dika dan ayah mu, bagaimana dengan istri mu," jawab Intan.
"Tapi kan aku bisa pergi, dia juga tidak masalah."
"Sayang kamu sudah menikah, ingat istri mu nomor satu, kan kamu sudah puas bersama dengan Dika, toh kalau mereka pergi jauh baru mungkin mereka akan mengajak mu. Dika juga sedang proses bertemu dengan wanita nya," kata Intan.
"Dan lagi, kamu pasti lelah kan, otak mesum mu pasti bekerja tadi malam, kau dengar ayah mu kan sama saja."
"Hahaha iya mah, ya sudah nanti kalau mereka sudah pulang beritahu aku, aku mau sarapan dulu," ucap Adit.
"Lah dimana istri mu? jangan sampai kau cuek dengan nya, kau makan istri mu kau ajak makan, jangan makan sendiri sendiri, ayahnya memperlakukan dia dengan baik dan kau harus memperlakukan dia juga dengan baik," kata Intan.
"Iya aku panggil dia dulu." Adit kembali masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar Serena sudah selesai membersihkan tubuhnya, ia tengah duduk di sofa menunggu Adit yang tidak kunjung kembali.
"Ahh dimana sih dia, dia tidak bertanggung jawab begini."
Tak lama Adit kembali masuk ke dalam kamar, ia langsung duduk di samping Serena.
"Sarapan yuk," ucap Adit.
"Ayo aku sudah menunggu mu, bantu aku turun," kata Serena.
"Apa masih sakit," tanya Adit.
"Kasih lah, Adit punya kamu besar," tanya Serena yang penasaran, ia tidak sempat melihat nya tadi Malam.
"Hahaha ya besar lah, nanti malam kau lihat lagi, sekarang ayo sarapan aku sudah sangat lapar,"jawab Adit.
Mereka berdua pun turun dari kamar untuk sarapan, walaupun sebenarnya sudah terlambat karena hari sudah mulai siang. Serena merasa senang berada di rumah Adit, ntah kenapa vibe rumah Adit begitu menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Tri Ani Suniantara
cieee yg udh unboxing
2022-11-16
0