Bertemu jodoh

"Minum..." Adit memberikan segelas obat yang sudah ia campur dengan obat yang ayahnya berikan tadi.

"Tidak mau.."

"Minum..." Adit memaksa Serena untuk meminumnya.

Ntah kenapa di depan Adit, sikap tomboi Serena seperti menghilang, ia seperti wanita biasa yang takut dengan pria.

Dengan terpaksa Serena pun meminum apa yang Adit berikan, mau bagaimana lagi ia tidak bisa menghindar. Ayah nya sudah mewanti-wanti agar dirinya nurut dengan suaminya. Serena juga sudah banyak berubah, sifat tomboi nya perlahan menghilang, didikan dan latihan yang ia lakukan selama sebulan belakangan ini yang membuat nya banyak berubah.

Mereka berdua sudah berganti baju, keduanya duduk di ranjang sambil bermain handphone jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi keduanya sama sekali belum mengantuk.

Serena mulai merasakan hal aneh pada diri nya, tubuh nya mulai memanas, darah seperti mengalir lebih cepat dari biasanya, Serena sebelumnya tidak pernah seperti ini. Di beberapa arena sensitif nya terasa gatal dan mulai menegang.

"Adit.." Serena meletakkan handphone nya dan mulai memeluk Adit dari samping, aroma tubuh Adit membuat Serena seperti tergila-gila pada Adit.

"Hmmm ya ada apa," tanya Adit.

Adit sendiri belum meminum obat yang ayahnya berikan, ia sangat percaya diri kalau tanpa obat dirinya bisa bertahan lama.

"Adit.." Serena semakin mendekati Adit, aroma tubuh Adit benar-benar candu bagi Serena.

Adit rasa Serena seperti ini karena obat yang dia minum, tidak masalah sebenarnya tetapi Adit sedikit kasihan. Ntah apa yang harus ia lakukan sekarang, mendadak Adit jadi kaku dan mati gaya.

Serena merangkak naik ke atas tubuh Adit. Dengan senang hati Adit menerima Serena. Mereka berdua saling menatap satu sama lain, perlahan Serena mulai mendekat bibir Adit dan mencium bibir Adit dengan sangat ganas. Sudah pasti Adit langsung membalas nya, tidak mungkin Adit diam saja mendapatkan mangsa segar seperti Serena.

Tangan Adit mulai melepaskan pakaian yang Serena pakai, begitu juga dengan Serena, ia melepaskan piama yang Adit gunakan. Mata Adit tidak fokus dengan wajah Serena, sudah pasti fokus nya pada gunung besar yang sudah ada di depannya.

Malam ini mereka habis kan dengan malam pertama yang sangat hot sekali, tanpa pikir panjang Adit mengambil kesucian yang Serena miliki, ya walaupun tidak mudah Adit berusaha untung melakukan nya, tidak ada malam berikut nya, hanya ada malam ini.

Beberapa menit Serena semangat menangis tetapi itu hanya sebentar sebelum ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Malam ini Adit bertahan sejam lama nya, itu karena dirinya rajin ngegym dan sudah pasti makan makanan sehat yang sudah ia lakukan sebulan terakhir ini. Serena sendiri walaupun sudah ambruk beberapa kali, ia tetap kuat sampai suami nya meledakkan benih benih cinta di dalam rahimnya, benih yang akan segera tumbuh menjadi keturunan dari keluarga mereka berdua.

Keesokan harinya, kembali pada Dika dan Justin. Hari ini Dika akan dikenakan dengan seorang wanita yang akan menikah dengan nya. Mereka berdua tidak mengajak Adit karena Adit masih tidur setelah pertempuran panjang yang ia lakukan tadi malam. Justin yakin sekali pasti Adit gas sampai dirinya puas, karena Adit memang sudah ingin sejak beberapa tahun terakhir. Mereka tidak ingin menganggu pasangan bahagia Adit dan Serena, sekarang giliran Dika yang merasakan apa yang Adit rasakan saat menghadapi sebuah perjodohan.

"Bagaimana kau deg deg kan tidak," tanya Justin.

"Iya yah, mungkin ini lah yang Adit rasakan kemarin, gila aku akan menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak aku ketahui, ini mah beli kucing dalam karung," jawab Dika.

"Hahaha tidak dong, kan ayah yang pilih tidak mungkin salah, kau pasti suka ya walaupun tidak langsung suka. Kau lihat Adit sekarang, pertama tau dia merengek tidak mau menikah dengan Serena tetapi sekarang sudah malam pertama saja, bukannya itu sangat keren."

"Hahaha iya yah, ayah memang yang terbaik," ucap Dika.

Dika harus berpura-pura setuju dengan apa yang ayah nya katakan, ia merasa bingung dan seperti tidak bisa move on dari Cilla, padahal sebenarnya banyak wanita yang lebih baik dari Cilla, Dika mencoba yakin kalau yang dipilih ayah nya yang terbaik.

"Ayo masuk.."

"Aku ingin ke toilet dulu ya," ucap Dika.

"Kau sama saja seperti Dika, ingin ke toilet di saat seperti ini."

"Hahaha nama nya kebelet yah," kata Dika.

"Ya sudah ayah tunggu di sana, langsung saja nanti ke sana."

"Siap."

Mereka berdua berpisah di depan pintu masuk. Steven berjalan menemui keluarga dari wanita yang akan menikah dengan Dika terlebih dahulu.

"Rico..."

"Justin.." Mereka berdua saling berjaba tangan.

"Elena salam pada paman.."

"Halo paman," ucap Elena sambil tersenyum manis pada Justin.

"Halo.. Maaf ya, Dika nya lagi di kamar mandi."

"Iya tidak papa.."

Rico dan Justin langsung membahas perjodohan Dika dan Elena, mereka berdua berteman cukup lama dan sudah saling percaya satu sama lain.

"Maaf aku terlambat," ucap Dika yang bergabung dengan mereka bertiga.

"Tidak papa, salam kenal Dika," kata Rico.

"Salam kenal paman."

"Elena.." Rico memberikan kode agar Elena salam pada Dika.

"Elena.."

"Dika.." Untuk pertama kalinya mereka berdua berkenalan. Berbeda dengan Adit dan Serena yang sudah kenal sebelum nya, Dika dan Elena benar-benar baru pertama kali kenal, mereka berdua sama sama terlihat canggung satu sama lain.

"Sudah makan dulu bagaimana," ucap Justin.

"Iya, aku sudah pesan, nanti juga datang," kata Rico.

Elena tipe wanita yang tidak bisa diam, terlihat dengan jelas walaupun tidak memegang handphone, ada saja yang ia lakukan, bermain dengan ujung tas nya, kuku nya dan juga rambut nya. Dika sudah sadar saat mencuri pandang ke arah Elena. Dika heran kenapa jodoh nya sangat berbanding terbalik dengan sikap nya, padahal seharusnya ia mendapatkannya jodoh yang sesuai dengan sikap nya.

Elena sendiri sudah yakin kalau Dika pria yang tidak banyak bicara, dari wajah sampai gerak gerik nya Dika tipe pria yang cool seperti es batu. Tetapi ia tidak tau ke dinginnya nya itu akan hilang saat sudah dekat atau bertahan sampai selamanya.

"Tapi dia sangat tampan sekali, iya sih dia tipe ku," batin Elena.

"Dia cukup cantik, tidak membuat ku malu lah di depan Adit dan yang lainnya, cukup oke," batin Dika.

Mereka berdua sudah saling menilai walaupun belum berbicara satu sama lain, memang ini sudah menjadi kebiasaan banyak orang, menilai seseorang dari tampangnya saja, padahal bisa jadi penilaian itu salah kalau mereka sudah berbicara beberapa menit saja.

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2022-11-16

0

Tri Ani Suniantara

Tri Ani Suniantara

nah kan adil lanjut

2022-11-16

0

May Yadi

May Yadi

nahh kan jadi adil 🤣🤣🤣

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!