"Aku nggak bisa, hari ini aku sibuk banget di Kantor" sergah Xander menolak mentah-mentah keinginan Mamanya. Lagipula ia tidak sudi harus mengajak Stella ke pesta.
"Sibuk apa memangnya? Orang Papa kamu loh yang suruh Mama kesini, kamu jangan cari alasan. Pokoknya nanti malam, kamu harus ajak Stella ke acara itu." Tegas Nyonya Rita melirik putranya tajam.
Xander memainkan mulutnya, wajahnya tampak sangat kesal dan Stella mengerti akan hal itu.
"Ma, aku enggak perlu ikut nggak apa-apa kok. Nanti biar Stella yang jaga rumah," ucap Stella tak ingin suaminya merasa terbebani dengan keinginan ibu mertuanya ini.
"Enggak, kamu harus ikut, itu keputusan Mama." Ujar Nyonya Rita dengan nada suara yang tidak bisa dibantah.
Meski dongkol setengah mati, Xander tak lagi membantah keinginan Mamanya. Ia tidak tahu kenapa Mamanya begitu menyukai Stella, padahal seharusnya Mamanya ikut membenci Stella karena wanita itu sudah mengacaukan semua acara pernikahannya. Tapi anehnya, Mamanya malah mendukung saat ia menikahi Stella.
"Jika kau keberatan, aku tidak akan ikut," ujar Stella ketika Ibu mertuanya sudah pergi.
"Ck, kau memang licik. Kau ingin membuat Mamaku salah paham dengan sikapku 'kan?" sergah Xander mendekati Stella yang mulai ketakutan.
"Bukan seperti itu, aku hanya tidak ingin membebani mu" ucap Stella memandang Xander dengan takut.
"Jangan banyak alasan. Malam nanti kau harus ikut, jam 7 malam aku pulang ke rumah dan aku tidak suka kata terlambat." Ucap Xander menatap Stella tajam sebelum pergi untuk berangkat ke Kantor.
****
Xander sampai di Kantornya, ia sudah cukup terlambat datang ke Kantor karena tadi bangun kesiangan. Belum lagi Joana yang menariknya kembali ke ranjang untuk membagi peluh bersama. Xander tersenyum kecil mengingat bayangan manis itu, ah rasanya ia ingin kembali menemui kekasihnya itu.
"Selamat pagi, Tuan" ujar Luke menyapa Xander begitu sampai di ruangannya.
"Ya, bagaimana semuanya?" tanya Xander dengan suaranya yang berwibawa.
"Semuanya sudah siap. Tuan Mahendra sendiri yang sudah menentukan lokasinya," ujar Luke melaporkan.
"Baiklah, kita akan langsung kesana saja" kata Xander merapikan sedikit penampilannya sebelum menemui klien barunya.
Ia belum pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya, tapi Papanya yang sudah menyarankannya. Papanya bilang kalau Tuan Mahendra merupakan pemilik perusahaan besar yang memiliki cabang di berbagai Negara. Xander juga sudah mempelajari semuanya dan memastikan jika kerja sama ini pasti akan sangat menguntungkan.
"Selamat pagi Tuan Xander, perkenalkan saya Sam. Tuan Mahendra sudah menunggu Anda di ruangan khusus. Mari saya antar," seorang pria muda langsung menyambut Xander begitu ia sampai di Restoran yang di tentukan.
Xander mengangguk singkat, ia lalu diarahkan ke ruangan khusus yang sudah di pesan sebelumnya. Sebenarnya diluar pun tidak masalah, tapi terkadang suasana Restoran yang ramai sedikit menganggu konsentrasi mereka.
Sesampainya disana, pandangan Xander bertumpuk kepada dua orang yang sudah menunggu. Seorang pria paruh baya dan pria muda. Xander mengerutkan dahinya saat melihat sosok pria muda itu, sepertinya ia pernah mengenalnya, tapi dimana.
"Selamat siang, Tuan Mahendra benar?" ujar Xander mengulurkan tangannya bersalaman.
"Ya, Tuan Xander. Senang bisa bertemu dengan Anda," ucap Mahendra menyambut uluran tangan Xander dengan mantap dan tegas.
"Saya juga senang bisa bertemu dengan Anda, Tuan," kata Xander mengalihkan pandangannya kepada sosok pria gagah yang berdiri di samping Tuan Mahendra.
"Oh, perkenalkan. Dia putraku, Daniel" ujar Mahendra menepuk pundak Daniel dengan bangga.
Daniel mengulas senyum terbaiknya kepada Xander yang terlihat begitu terkejut. Sekarang Xander tau siapa pria di depannya ini, dia pria yang sama dengan pria yang bersama Stella di foto kemarin. Raut wajah Xander seketika berubah kesal, ia menatap Daniel dengan tajam dan meneliti penampilan Daniel yang sialnya tak kalah keren darinya.
"Tuan?" ujar Daniel mengerutkan dahinya melihat Xander yang hanya diam.
"Xander Oliver, pemilik OLX High Corporation" ucap Xander menyambut uluran tangan Daniel dengan mantap dan tegas. Nada suaranya pun terdengar sangat arogan membuat Daniel mengangkat alisnya.
Sepanjang pembahasan bisnis pagi itu Xander terlihat kurang fokus, ia malah menatap Daniel yang menyampaikan poin-poin penting perusahan dengan bahasa yang lugas. Jujur sebagai seorang pria, Xander merasa cukup tersaingi oleh Daniel, tapi ia tak ingin mengakui hal itu.
"Bagaimana Tuan?" ucap Daniel setelah menyelesaikan persentasenya.
"Cukup bagus, tapi sepertinya aku harus mempelajari bisnis ini lebih dalam. Kita harus berhati-hati dengan orang baru bukan?" sahut Xander mengangkat dagunya angkuh.
Daniel semakin mengerutkan dahinya, baru kali ini ada seseorang yang mengatakan hal ini padanya. Padahal sebenarnya perusahaan Xander itu masih jauh dibawah perusahaannya, hanya saja Daniel saat ini memilih memimpin salah satu anak perusahaan miliknya, bukan perusahaan utama.
Lagipula menurut Daniel ini cukup aneh, bukankah mereka baru saja bertemu, kenapa Xander seperti tidak menyukainya. Benar-benar aneh.
"Baiklah, jika Anda memang keberatan, tidak masalah jika kerja sama ini batal. Toh kita belum membuat kesepakatan apapun," kata Daniel dengan nada santainya.
Xander menyipitkan matanya, tak suka dengan cara Daniel yang seolah-olah meremehkan dirinya itu.
"Kita lihat saja nanti," kata Xander tersenyum sedikit sinis namun tidak begitu terlihat.
"Baiklah, saya rasa pertemuan kali ini cukup. Saya akan permisi dulu, Anda jika masih ingin disini silahkan. Pa, sepertinya Daniel harus pergi, hari ini aku ada janji makan siang dengan temanku," kata Daniel melipat laptopnya dan melirik Papanya.
"Teman siapa? Apakah?" Tuan Mahendra tersenyum menebak siapa teman yang dimaksud putranya.
"Nanti juga Papa akan tahu, saya permisi Tuan Xander" kata Daniel membungkuk sebagai salamnya, ia lalu berjalan keluar ruangan itu dengan langkah yang tak lepas dari tatapan mata Xander.
Wajah Xander begitu dingin, ia pun ikut berpamitan setelah Daniel pergi. Entah kenapa, ia berpikir kalau Daniel akan bertemu dengan istrinya, dan Xander tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Luke, kita kembali ke Apartemen!"
Happy Reading.
Tbc.
Bonus Visual Daniel__
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Friska Siburian
suami aku Suho Exo /Heart//Heart/
2023-10-17
2
Riinah
kirain mamax udh mati , koada lg
2023-10-08
1
milah fahri81
keren daniel
2023-10-05
1