Penyesalan Suami : Pernikahan Balas Dendam
"STELLA! Apa yang sudah kau lakukan? Dasar anak tidak tau diri!" teriakan Mama Melisa terdengar memenuhi penjuru kamar yang ditempati Stella.
Stella tentu sangat kebingungan, ia baru saja membuka mata, tapi ia malah kaget melihat semua keluarganya ada di sana.
Joana tampak menangis di pelukan Papa Medison. Stella tidak ingat apapun, dia hanya ingat kalau semalam sedang pesta bersama Kakaknya karena tadi malam merupakan malam terakhir sebelum Kakaknya menikah hari ini.
"Mama, apa maksud Mama? Ada apa ini?" tanya Stella mencoba turun dari ranjang, namun ia lagi-lagi dibuat kaget saat menyadari dirinya tidak menggunakan apapun.
Namun ada hal lain yang membuat dirinya kaget, yaitu melihat Xander yang dalam kondisi yang sama. Pria itu bahkan tak berani mengangkat wajahnya sama sekali. Stella bingung, kenapa ia bisa bersama calon kakak iparnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Kakak, aku bisa menjelaskan semuanya. Kami pasti dijebak kak, kami tidak melakukan apapun," kata Stella ingin bangkit menjelaskan semuanya, tapi kondisinya yang tidak memakai apapun membuat ia kesusahan.
"Cukup! Aku tidak menyangka kau melakukan ini kepadaku Stella! Harusnya saat ini adalah hari bahagiaku karena akan menikah! Tapi apa yang kau lakukan! Kau tega merebut calon suamiku!" Joana justru berteriak dan menangis histeris, lalu pergi begitu saja.
"Kak! Tunggu kak!" Stella tak menyerah, ingin sekali lagi menjelaskan kepada Kakaknya.
"Tidak perlu mengejar putriku. Kau memang anak yang tidak tau di untung! Apa kau lupa kalau kau itu hanya anak pungut Stella! Kalau bukan karena Joana, kau mungkin masih menjadi orang miskin sampai sekarang. Tapi apa yang kau lakukan padanya? Inikah balasanmu kepada keluarga kami? Kau benar-benar wanita menjijikan! Mulai detik ini, KAU BUKAN LAGI KELUARGA MEDISON! NAMAMU SUDAH KAMI CORET DALAM NAMA KELUARGA!"
*****
Tak ada yang lebih menyakitkan dari apa yang Stella dengar hari itu. Keluarga yang sangat menyayanginya kini sudah membuangnya dan tak ingin mengakuinya lagi. Meski Stella memohon dan meminta maaf kepada keluarga mereka, tapi apa yang mereka lihat pagi itu sudah menjelaskan semuanya yang terjadi.
Stella sangat yakin kalau dia tidak melakukan apapun dengan Xander. Mereka berdua di jebak hingga terjadilah kesalahpahaman ini.
"Berhentilah menangis!" bentak Xander begitu kesal saat mendengar suara tangisan Stella. Ia segera memunguti bajunya lalu memakainya.
"Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak menjelaskan semuanya kepada Kak Joana!" ucap Stella malah mengeraskan tangisnya.
Xander tersenyum licik, ia lalu mendatangi Stella dan tanpa diduga, Xander langsung mencekik leher Stella dengan keras.
"Lepas!" ucap Stella kaget tentunya, ia memukul tangan Xander agar melepaskan cekikan itu. Kerongkongannya terasa sakit dan perih sekali.
"Dasar wanita licik! Kau yang sudah merencanakan ini semua, tapi kau berlagak seolah kau korban disini? Menjijikan!" teriak Xander menghempaskan Stella dengan keras ke ranjang.
Kepala Stella langsung pusing seketika, ia terbatuk-batuk dengan mata yang berair.
"Aku tidak melakukan itu Xander, kita berdua memang dijebak oleh seseorang," ujar Stella mencoba menjelaskan.
"Kau pikir aku pria bodoh Stella? Kau memang sengaja melakukan ini agar pernikahanku dan Joana batal! Kau iri kepada Kakakmu kan?" bentak Xander begitu keras hingga membuat tubuh Stella terjingkat kaget.
Stella menggelengkan kepalanya, ia tidak melakukan itu semua. Mana mungkin ia bisa mengkhianati Kakaknya sendiri? Stella tidak akan sekejam itu.
Setelah Xander meninggalkannya, Stella segera memakai bajunya, ia harus menemui keluarganya untuk menjelaskan ini semua. Namun, semuanya itu tidak ada gunanya sama sekali, ketika Stella datang ke rumah keluarga Medison, yang didapatkannya hanya cacian dan makian dari mereka.
"Ambil ini! Bawa semua barang-barang mu! Keluarga kita tidak menerima pengkhianat!" ucap Bibi Tania, dia adalah adik dari Papa angkatnya.
"Bibi, tolong biarkan aku masuk. Aku harus menemui Kakak, dia harus mendengar penjelasan ku," ucap Stella mengatupkan kedua tangannya, memohon kepada Bibinya agar diizinkan masuk.
"Selain tidak tau diri, kau juga ternyata tidak tau malu. Pergi sana! Kau bukan lagi keluarga Medison, kembalilah ke tempatmu, Anak pungut," sergah Bibi Tania dengan begitu pedasnya, ia bahkan tak segan mendorong Stella hingga terjatuh.
Stella meringis kesakitan saat lututnya menghantam jalan dengan keras. Air matanya kembali jatuh, kenapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini? Stella hanya bisa menatap nanar rumah keluarganya yang perlahan ia tinggalkan dengan langkah gontai.
Sekarang kemana lagi dia akan pergi? Apa mungkin dia harus kembali ke Panti asuhan? Stella menggelengkan kepalanya, ia tak akan sanggup jika harus membuat Ibu panti sedih karena mengetahui nasibnya. Mulai sekarang, ia harus berusaha mandiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Stella terus melangkahkan kakinya, hingga tiba-tiba saja ada mobil Van berwarna hitam berhenti tepat di sampingnya. Lalu disusul dua orang berbadan besar langsung mencekal kedua tangan Stella.
"Apa-apaan ini? Siapa kalian?" teriak Stella kaget dan panik.
"Masuk!" bentak orang itu mendorong Stella untuk masuk kedalam mobil.
Stella sempat berontak tak ingin dibawa masuk, tapi tenaganya kalah kuat. Tubuh mungilnya terdorong keras kedalam mobil itu. Saat Stella mengangkat pandangannya, ia kaget saat melihat Xander yang sudah duduk tenang dan kini sedang menatapnya sangat tajam.
"Kau! Apa yang kau inginkan?" tanya Stella bergidik saat melihat wajah Xander yang begitu mengerikan. Selama mengenal pria ini, tak pernah Stella melihat wajahnya seperti ini.
Xander langsung melirik wanita itu, ia mencengkram kedua lengan Stella dengan keras.
"Kau bertanya apa yang aku inginkan? Aku ingin membalas semua yang kau lakukan padaku. Kau sudah membuat aku berpisah dengan wanita yang aku cintai, sekarang kau harus membayar semuanya Stella!" bentak Xander penuh amarah yang membara, sorot mata penuh kebencian yang nyata.
"Aku tidak melakukan apapun Xander," Stella langsung menangis begitu saja, seumur hidupnya ia tidak pernah dibentak siapapun, mendapatkan perlakuan seperti ini, membuat hatinya nyeri sekali.
"Aku tidak perduli! Kau harus merasakan apa yang aku rasakan Stella!" ucap Xander kembali mendorong Stella hingga tubuhnya membentur pintu dengan keras.
Di detik itu, Stella sadar kalau jalan hidupnya tidak akan mudah. Dalam satu hari, ia mendapatkan cobaan bertubi-tubi dan membuat semua kehidupannya berubah 180 derajat. Stella dibuang keluarganya, dan kini ia harus dipaksa menikah oleh Xander dengan alasan balas dendam.
Bagaimana Stella bisa menjalani kehidupan pernikahan dengan orang yang sangat membencinya? Adakah yang lebih menyakitkan dari ini semua?
"Berhentilah menangis! Kau sungguh membuatku muak," teriakan dari Xander membuat Stella berusaha keras menahan suaranya.
Ia menatap suaminya yang kini berjalan mendekat kearahnya, entah kenapa sekarang Stella sangat ketakutan melihat pria itu. Ia beringsut mundur ke belakang.
"Kau terlihat sangat ketakutan Stella? Bukankah ini yang kau inginkan? Kau sengaja menjebak ku agar bisa memiliki ku 'kan?" kata Xander membuka jasnya dan melemparkannya sembarangan. Ia terus mendekati Stella yang berjalan mundur.
"Maafkan aku Xander, tolong jangan lakukan apapun padaku, aku benar-benar minta maaf karena sudah membuat kau berpisah dengan Kak Joana," kata Stella mengatupkan tangannya, ia sangat takut jika Xander akan melakukan hal yang tidak-tidak.
Mendengar nama kekasihnya disebut, raut wajah Xander berubah menggelap. Rasa amarah dan dendam langsung menguasainya karena mengingat apa yang terjadi pada hubungannya.
"Aku tidak akan memaafkan mu!" Ucap Xander menarik tangan Stella dengan keras hingga wanita itu menabrak dada bidangnya.
Xander tersenyum licik, ia lalu mendorong tubuh Stella ke ranjang dan menindihnya.
"Jangan! Xander aku mohon ... ." sekali lagi Stella mengiba kepada pria yang sudah menjadi suaminya ini, namun Stella belum siap jika harus melakukan ini semua.
"Kau tidak berhak menolak ku! Kau sekarang istriku dan kau harus melayani aku," ucap Xander langsung me lu mat bibir mungil Stella.
Ciuman itu bukan ciuman penuh perasaan dan cinta, namun ciuman yang sangat kasar dan penuh paksaan. Xander bahkan tak segan mengigit bibir Stella hingga berdarah, pria itu juga dengan kasar merobek baju Stella. Xander benar-benar menggila, antara kemarahan dan bergairah menjadi satu.
Malam itu, dia menyentuh istrinya dengan kasar dan penuh hasrat. Tak perduli Stella yang menangis kesakitan karena baru pertama kali melakukannya. Bagi Xander, tangis Stella malah menjadi hal yang membuat dirinya puas.
"Ingat Stella, ini belum seberapa, aku tidak akan membuat hidupmu mudah," ucap Xander setelah menyelesaikan semuanya, ia memakai bajunya kembali dan ia sengaja mengambil semua uangnya.
"Ini untuk jasamu malam ini, tak kusangka kau masih perawan," ucap Xander melemparkan uang itu di atas tubuh Stella, sebuah penghinaan yang sangat menyakiti hati Stella disaat suaminya sendiri malah menganggapnya seperti ja lang murahan.
Happy Reading.
Tbc.
Hai...Hai...ketemu lagi di cerita author Virzha...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys ya...
TEKAN TOMBOL LIKE, KOMEN DAN VOTE-NYA UNTUK MENDUKUNG AUTHOR...
Bonus Visual.
Stella Medison__
Xander Oliver__
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
sakura
..
2023-11-02
0
223
suka
2023-10-24
1
Jane
nama barat, tapi mukanya korea 🤣
2023-10-21
1