Stella kembali pulang ke rumah setelah mendapatkan obatnya. Sebenarnya obat itu bukan mengobati penyakit Stella, namun hanya bisa mengurangi rasa sakit pada diri Stella saat penyakit itu menyerang. Sebelum pulang ke rumah, Stella menyempatkan diri untuk membeli makanan untuk makan malam nanti. Sepertinya ia tidak bisa memasak karena tubuhnya masih lemah.
"Berapa Kak semuanya?" tanya Stella kepada kasir Restoran.
"Semuanya menjadi ... " kasir itu menyebutkan nominal yang harus dibayar.
Stella mengambil dompetnya untuk mengambil uang, tapi ternyata uang cash-nya sudah habis karena baru saja membeli obat. Ia lalu mengeluarkan kartunya untuk membayar makanan itu.
"Pakai ini aja Kak," ucap Stella menyerahkan kartunya.
"Mohon maaf Nona, tapi saat ini kami tidak melayani pembayaran menggunakan kartu, dikarenakan mesinnya rusak. Tolong di bayar cash saja, Nona" ucap kasir itu tersenyum sopan.
"Oh, baiklah. Aku akan mengambil uang di depan," sahut Stella sepertinya harus mengambil uang di ATM yang berada tak jauh dari Restoran itu.
"Pakai ini saja," suara berat terdengar dari balik punggung Stella membuat dirinya menoleh.
"Kak Niel?" seru Stella sedikit kaget melihat sosok Daniel berada di sana.
Daniel tersenyum kecil melihat Stella, ia lalu mengeluarkan dompetnya untuk membayar makanan Stella.
"Berapa tadi totalnya?" tanya Daniel kepada kasir.
"Totalnya ..."
"Eh, Kak Niel. Tidak usah, aku akan membayar makananku sendiri," Stella mencegah saat Daniel akan membayar makanan miliknya.
"Tidak apa-apa. ATM dari sini cukup jauh. Pakai uangku saja dulu," kata Daniel tak keberatan sama sekali, ia tetap membayar semua makanan yang di beli Stella.
"Baiklah, nanti aku akan mengganti uang Kakak," kata Stella benar-benar tak enak hati.
"Santai aja lah, kayak sama siapa aja," ucap Daniel tersenyum santai.
"Enggak bisa gitu, Kak. Aku akan tetap menggantinya, Kakak kesini sama siapa?" tanya Stella celingukan mencari orang yang datang bersama Daniel.
"Sendiri, aku tadi sedang mengadakan meeting bersama klien, tak sengaja melihatmu disini," kata Daniel seadanya, ia juga tak menyangka akan bertemu Stella disana.
"Oh, gitu. Kakak kira-kira sibuk nggak, gimana kalau aku ambilkan uangnya sekarang, Kakak tunggu dulu," kata Stella.
"Sibuk, aku sibuk banget. Ini juga udah mau pergi," kata Daniel berbohong, tak ingin Stella terus membahas uang yang menurutnya tidak seberapa itu.
"Yah, kalau gitu aku minta nomor Kakak. Nanti, kalau aku udah ada uangnya, aku hubungi Kakak," kata Stella tak ingin sampai punya hutang kepada Daniel.
"Astaga Stella, aku beneran enggak apa-apa. Kenapa kamu jadi enggak enakan gini sih. Tapi kalau kau benar-benar ingin mengganti uangnya, bagaimana kalau kau ganti dengan mentraktirku makan siang?" kata Daniel sedikit meringis, merasa dirinya terlalu modus.
Stella berpikir sejenak, mengganti uang dengan mentraktir makan, sepertinya tidak masalah. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasihnya kepada Daniel karena sudah membantunya.
"Baiklah, aku setuju Kak, aku akan mentraktir Kakak makan. Kakak atur saja waktu dan tempatnya," kata Stella membuat senyum Daniel merekah.
"Secepatnya" ucap Daniel saking senangnya hingga keceplosan. "Eh, maksudku besok atau kapan pun tidak masalah," ucap Daniel meralat ucapannya.
"Oke, aku pulang dulu ya Kak. Terima kasih atas bantuannya," ucap Stella mengulas senyum tipisnya yang manis.
"Baiklah," Daniel mengangguk mempersilahkan, namun ia ingat sesuatu.
"Stella ..." panggil Daniel menghentikan langkah Stella yang sudah hampir sampai di ambang pintu.
"Ya Kak?" merasa terpanggil, Stella pun langsung menoleh.
"Berikan aku nomor ponselmu," kata Daniel sedikit gugup, ia sudah seperti ABG ingusan yang grogi saat ingin menemui kekasihnya.
"Buat apa, Kak?" tanya Stella menekuk wajahnya.
"Ehm, jaga-jaga saja. Siapa tau nanti kau akan kabur sebelum mentraktirku makan siang," kata Daniel mencari-cari alasan yang masuk akal. Padahal sejatinya, ia hanya ingin mempunyai nomor Stella agar bisa dengan mudah menghubungi wanita itu.
"Astaga, Kakak pikir aku se licik itu," kata Stella merengut kesal.
"Tidak, aku hanya berjaga-jaga," kata Daniel lagi.
"Baiklah, mana ponsel Kakak, aku akan menulisnya,"
Daniel segera mengeluarkan. ponselnya dan menyerahkannya kepada Stella. Setelah wanita itu menulis nomornya, rasanya hati Daniel sudah sangat senang sekali. Langkah pertama untuk mendekati Stella, sepertinya berjalan lancar.
"Stella, andai saja kau tau perasaanku," batin Daniel menatap punggung Stella dengan tatapan teduhnya.
****
Sesampainya di Apartemen, Stella segera menata semua makanan itu di meja makan. Kepalanya kembali terasa sakit dan ia sepertinya harus segera istirahat. Setelah membersihkan dirinya, Stella langsung menjatuhkan dirinya di kasur. Penyakitnya ini jika sudah kambuh, memang sering kali membuat tubuhnya mudah lelah dan mengantuk.
Stella tidak tau sejak kapan ia tidur, namun rasanya baru sebentar ia memejamkan matanya tiba-tiba ia merasakan guyuran air dingin di wajahnya hingga membuatnya terbangun seketika. Stella tersentak saat menyadari ternyata Xander yang sudah menyiramnya dengan air.
"Xander ..." Stella memandang wajah Xander yang diliputi oleh amarah itu. Kenapa lagi? pikirnya.
"Bangun! Apa pekerjaanmu hanya bisa tidur saat aku tidak ada di rumah!" Xander membentak Stella dengan keras seraya menarik wanita itu dengan kasar hingga turun dari ranjang.
"Xander, ada apa?" tanya Stella tak mengerti kenapa suaminya ini tiba-tiba marah. Apalagi tubuhnya yang masih lemah tak bisa berbuat apapun jika Xander akan bersikap kasar lagi.
"Kau bertanya ada apa? Seharusnya kau lebih tau apa yang sudah kau lakukan!" teriak Xander menyeret Stella ke kamar mandi. Emosinya tampak meledak-ledak membuat Stella sangat takut.
"Xander, jangan seperti ini. Aku sedang sakit," ucap Stella merintih saat tangannya yang kecil terasa nyeri karena sikap Xander.
"Kau sedang sakit? Tapi kelakuanmu di luar sana tidak menunjukan kau sedang sakit!" ucap Xander mendorong tubuh mungil Stella hingga masuk kedalam bath up, lalu ia menyarakan kran air hingga mengguyur tubuh Stella.
"Xander, dingin ..." ucap Stella menahan tangan Xander saat pria itu akan membuka bajunya.
Happy Reading.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Alanna Th
musti dracunin tuh biar mampus!
2023-10-22
0
Ibelmizzel
betul2 suami kejam, nikahi Stella utk burungny Jak.😠😠😠
2023-08-17
1
Triiyyaazz Ajuach
apa Xander melihat Stella dan Daniel??
2023-08-06
1