Xander memutar tubuh Joana agar menatapnya, ia mengusap air mata wanita itu dengan penuh kasih. Namun, Joana semakin menangis tersedu-sedu membuat Xander kembali menarik wanita itu kedalam pelukannya.
"Maafkan aku Joana, aku akan menceraikannya jika kau memintanya, aku hanya mencintaimu, percayalah padaku," ucap Xander menatap lurus mata Joana.
Joana mengangguk pelan, mencoba percaya kalau Xander memang mencintainya. Xander tersenyum lega melihat anggukan Joana, perlahan ia mendekatkan wajahnya lalu me lu mat bibir Joana. Menciumnya dengan penuh perasaan dan saling berbalas.
Tangan Stella mengepal erat melihat adegan di depannya, hatinya tak terima saat suaminya dengan seenaknya saja berciuman dengan wanita lain. Meski mereka berdua saling mencintai, tapi tetap saja hal itu sangat mengesalkan. Apalagi dia sekarang adalah istri sahnya Xander.
Dengan langkah panjang, Stella menghampiri kedua orang yang sedang saling melepas rindu itu, lalu dengan kasar ia menarik pundak Kakaknya hingga ciuman mereka berdua terlepas.
Kedua orang itu kaget tentunya saat melihat Stella yang tiba-tiba ada disana. Namun ekspresi kaget dari Xander, langsung berubah dengan kemarahan saat melihat Stella.
"Kalian berdua menjijikan! Kakak sudah tau kalau sekarang Xander itu suamiku, kenapa Kakak malah berciuman dengannya! Dimana hati nurani Kakak," ucap Stella menatap Joana sengit.
"Tutup mulutmu wanita murahan! Kau tidak berhak berbicara seperti itu kepada Joana," bentak Xander menarik tangan Joana agar bersembunyi di belakang tubuhnya, ia tak terima Stella berani mengatai wanita yang dicintainya seperti ini.
"Kau menyebutku murahan Xander? Lalu apa sebutan yang pantas untuk wanita yang tega berciuman dengan pria yang sudah beristri! Ja lang?" ucap Stella mungkin diam jika Xander memaki dirinya, namun sekarang dia tak ingin tinggal diam, karena baginya Xander itu sekarang adalah miliknya. Joana sama sekali tidak berhak apapun lagi atas diri Xander.
"Dasar kurang ajar! Berani sekali kau menyebut Joana seperti itu!" bentak Xander begitu murka, ia mencengkram kedua lengan Stella dengan keras hingga membuat wanita itu kesakitan.
"Itu memang cocok untuk dirinya Xander! Sekarang aku adalah istrimu, jadi dia sudah tidak berhak apapun lagi padamu!" kata Stella menantang tatapan mata Xander dengan tak kalah tajamnya.
"Xander ... jangan seperti itu, kasihan Stella" ucap Joana tak tega melihat adiknya yang sudah sangat kesakitan.
"Kakak tidak usah sok baik padaku! Bukankah Kakak sudah memutuskan hubungan denganku, pergilah Kak, pergi dari rumahku sekarang juga" kata Stella kini giliran menatap Joana tajam, biarlah dia dianggap sebagai wanita tak tau diri, dia hanya memperjuangkan apa yang sudah menjadi miliknya.
"Kau lihat dia Joana! Adikmu ini memang tidak tau diri, dia harus aku hukum agar tidak bicara sembarangan dengan mulutnya yang kotor itu!" ucap Xander menarik tangan Stella dengan kasar, ia menyeret wanita itu untuk masuk kedalam kamar.
"Xander! lepaskan aku! Sakit ..." Stella mengaduh karena kali kini cengkraman Xander benar-benar sangat kuat hingga tangannya begitu nyeri.
Joana yang melihat apa yang dilakukan Xander terdiam sesaat, namun sedetik kemudian bibirnya mengulas senyum tipis hingga menjadi tawa kecil. Saat ia sudah mendengar suara jeritan Stella yang begitu menyayat hati, barulah ia pergi dari sana.
*****
Di dalam kamar, Xander menghempaskan Stella dengan keras ke ranjang. Kali ini kemarahan dalam dirinya meledak-ledak, Stella salah karena sudah mematik emosinya ke titik terdalam.
"Kau memang tidak tahu diri, berapa kali aku bilang padamu bagaimana posisimu di mataku?" ucap Xander mencengkram dagu Stella dengan keras.
"Aku sekarang adalah istrimu, jadi aku yang lebih berhak atas dirimu daripada dia" ucap Stella meski kesakitan tak ingin diam begitu saja.
"Kau bukan istriku! Kau hanya wanita yang aku nikahi untuk alasan balas dendam! Apa kau lupa itu Stella!" ucap Xander semakin emosi rasanya, cengkraman di dagu Stella semakin kuat tak perduli wajah wanita itu yang memerah kesakitan.
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Tak bisakah kau melihat aku sedikit saja? Katakan Xander! Apa yang dia punya tapi aku tak punya? Katakan! Apa yang Joana punya tapi aku tidak punya!" ucap Stella menatap Xander dengan mata berkaca-kaca. Kali ini ia menatap Xander dengan penuh perasaan yang selama ini dimilikinya.
Xander mengertakkan giginya, menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun. Ia menatap wajah Stella yang sangat dekat dengannya ini. Joana memang sangat cantik, tapi Stella jauh lebih cantik, wajahnya alami dan sangat manis. Tapi bagi Xander hanya Joana wanita yang paling cantik di dunia.
"Kau sama sekali tidak sebanding dengan Joana! Kau itu hanya anak yang di pungut oleh keluarga Medison dari Panti Asuhan! Kau harus sadar seberapa rendah posisimu itu Stella," ucap Xander menghempaskan wajah Stella dengan kasar.
Deg
Jantung Stella rasanya seperti di tusuk-tusuk menggunakan ribuan anak panah. Ya, benar. Dia hanya seroang anak pungut dan tidak memiliki apapun. Tapi haruskah suaminya sendiri yang menghina derajatnya seperti ini.
"Cih, pikirkan itu baik-baik Stella. Bahkan orang tuamu saja tidak mau mempunyai anak seperti dirimu," ucap Xander lagi semakin menghina Stella.
"Lalu untuk apalagi kau mempertahankan ku?" ucap Stella lirih.
"Untuk apalagi kalau bukan membuatmu menderita, aku tidak akan melepaskanmu meski kau memohon ampun padaku Stella" ucap Xander dengan sinisnya.
"Maka lakukanlah agar kau puas," Stella bangkit seraya mengusap air matanya kasar lalu mendatangi Xander.
"Sekarang apalagi yang akan kau lakukan!" ucap Stella berdiri tepat di hadapan Xander, menatap pria itu dengan tatapan seolah-olah dia siap menghadapi segala siksaan yang dia berikan.
"Wanita murahan sepertimu, hanya pantas menjadi pemuas nafsuku," ucap Xander memandang Stella dengan tatapan meremehkan.
"Ya! Aku memang murahan! Kau mau aku layani kan? Baik, aku akan melayanimu" ucap Stella menahan dirinya agar tidak terlihat lemah di mata Xander. Ia melepaskan semua bajunya hingga meninggalkan dua kain yang menutupi daerah sensitifnya.
Xander sedikit kaget melihat tingkah Stella ini, tanpa sadar ia menelan ludahnya kasar saat melihat lekuk tubuh istrinya yang begitu menggoda. Kulitnya yang putih mulus dan terawat membuat darah Xander berdesir.
"Kau minta dilayani? Aku akan melayanimu, sekarang berapa bayaran yang akan kau berikan?" kata Stella menarik kerah baju Xander dan bersiap membuka kancing bajunya.
Bukankah selama ini Xander selalu meninggalkan uang ketika mereka selesai bercinta? Hal itu Xander lakukan selain untuk merendahkan Stella tentu saja agar membuat wanita itu sakit hati.
"Sesuai keinginanmu," ucap Xander langsung mendorong wanita itu ke ranjang hingga keduanya jatuh ke ranjang.
"Sekarang layani aku," kata Xander dengan suara beratnya yang menahan gairah.
"As yo wish ..." kata Stella menggulingkan tubuhnya hingga berada di atas Xander. Ia membuka baju pria itu dengan cepat, tak lupa ia mencium bibir Xander dengan penuh gairah. Xander yang sudah diliputi amarah dan gairah tak segan membalas ciuman itu dengan tak kalah panasnya.
Sore menjelang malam itu menjadi pergumulan mereka yang sangat panas. Meski Stella harus beberapa kali menahan sakit karena sikap kasar Xander, tapi pria itu sama sekali tak perduli. Baginya Stella hanya seonggok tubuh yang menjadi tempat pelampiasan nafsunya.
"Minum ini!" perintah Xander setelah menyelesaikan percintaan panas itu tak lupa meminta Stella untuk meminum pil kontrasepsi agar wanita itu tidak hamil. Sedangkan ia juga tidak perlu repot jika harus membuang di luar.
Happy Reading.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
bromocorah92
jsdi kurang simpatik sama si stella, skrg dia hanya perempuan pengemis cinta...
2024-06-25
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-10-22
2
himawatidewi satyawira
xander..xander..blm pernah ngliat burung kkk muda disunat sampe hbs?
2023-10-19
1