...***...
Akihara on.
Apakah kau berpikir untuk mencoba untuk melindungi orang yang kau cintai meskipun dia tidak mencintai dirimu?. Apakah kau merasa sesak saat cinta yang kau miliki hanyalah seperti air yang mengalir di atas daun keladi?. Apakah kau tidak pernah memikirkan bagaimana setetes harapan yang ingin kau berikan padanya hanyalah sebuah kesia-siaan belaka?. Untuk apa sebenarnya cinta jika pada akhirnya kau lah yang sakit karena perasaan cinta berlebihan yang kau berikan pada orang yang sama sekali tidak mencintai dirimu. Pasti sangat menyakitkan untuk kau ingat di dalam hidupmu. Namun berjalan tanpa adanya perasaan cinta juga hal yang sangat menyakitkan walaupun itu adalah cinta pada saudaramu sendiri.
Akihara off.
Asakura telah mendengarkan semua pembicaraan itu?. Ia tidak menduga jika yang telah membunuh korban yang digantung di jembatan itu adalah Momoko yang selama ini memiliki dendam karena perasaannya yang tak terbalaskan?. Perasaan dendam yang membuat ia tidak mencintai orang lain karena di masa lalunya mendapatkan penolakan dari mereka , salah satunya Yuichi Asakura.
"Jadi ini? Alasan kenapa kau tidak bisa aku hubungi?." Asakura menatap tajam ke arah adiknya yang gelagapan karena kedatangannya.
"Oh?." Ia langsung bereaksi. "Itu karena aku ganti nomor baru." Ia gugup parah. "Aku lupa memberitahu padamu aniki." Akihara mencoba untuk mengalihkan pandangan kakaknya dari Momoko yang kini sedang bersimpuh di tanah.
"Hah?! Alasan macam apa itu?!." Asakura sangat kesal mendengarnya.
"Se-sebaiknya kau pergi saja dari sini!." Akihara mencoba mengusir Asakura agar pergi dari sana. Akan tetapi ia ditepis begitu kuat hingga membuatnya terkejut dan hampir saja terjatuh.
"Hah?! Kenapa kau malah mengusir aku?!." Asakura sangat tidak terima dengan itu.
"Dia itu berniat membunuhmu!." Sorot matanya begitu tajam. "Itulah kenapa aku menyuruhmu pergi dari sini!." Akihara menunjukkan kemarahan dan rasa sakit hatinya. Ia tidak tahu harus berkata apa pada kakaknya, ia jadi serba salah karena kejadian itu.
"Kau pikir? Kau hebat telah melakukan ini?!." Bentak Asakura dengan suara yang sangat tinggi.
"Diam!." Bentak Momoko yang tidak tahan melihat itu. Ia mencoba untuk bangkit walaupun hatinya sakit karena Akihara telah mengetahui tentang rencana yang ia buat. "Kenapa malah kalian yang bertengkar?!." Sorot matanya kini menjadi lebih tajam dari yang sebelumnya. "Dia itu sedang mencoba untuk melindungi! Orang bajingan seperti kau!." Sorot matanya begitu tajam. "Orang yang sama sekali tidak memiliki perasaan cinta apapun, bahkan pada adiknya sendiri!." Momoko sangat tidak tahan dengan apa yang telah ia rasakan selama ini.
"Momoko!." Bentak Asakura tidak mau kalahnya.
"Aniki." Akihara sangat terkejut mendengar kakaknya yang membentak Momoko?.
"Apakah kau berpikir? Cinta itu bisa kau paksa begitu saja?." Asakura mengatakan apa yang ia rasakan?. "Apakah karena kau cantik? Kau dapat memiliki segalanya?!." Asakura juga meluapkan kemarahan yang ia rasakan selama ini?.
"Diam kau!." Akihara tidak tahan menyimak itu. Hatinya juga membara karena sikap kakaknya itu.
"Kenapa kau malah marah padaku?!." Ia juga kesal. "Kau tidak usah ikut campur dalam masalahku!."
"Aku marah padamu! Karena hatimu adalah hati batu!." Akihara menunjuk kasar ke dada kiri Asakura.
"Hah?!." Kembali ia tepis tangan adiknya itu dengan kuatnya. "Memangnya kau berpihak pada siapa?!." Asakura sungguh sangat tidak mengerti dengan apa yang dilakukan adiknya. "Aku atau dia?!."
"Aku berpihak pada diriku sendiri!." Dengan penuh kemarahan Akihara menjawab seperti itu.
"Kau ini bicara apa?!." Asakura tidak mengerti dengan apa yang dikatakan adiknya. "Apa yang kau inginkan sebenarnya?!." Asakura sangat bingung dengan sikap adiknya. Entah apa yang ingin disampaikan adiknya sebenarnya padanya.
"Aku melakukan ini!." Responnya. "Karena kau tidak dapat melihat! Dan merasakan!." Hatinya terasa panas. "Perasaan yang sangat tulus! Yang telah ditunjukkan seseorang padamu!." Puncak amarahnya hampir saja meledak karena ia tidak dapat mengendalikan dirinya. "Kau pikir kak momoko bertindak sejauh ini karena siapa?! Hah?!." Ingin rasanya ia memukul kakaknya agar sadar ada seseorang yang sangat tulus mencintainya namun disia-siakan begitu saja?.
"Diam kau akihara!." Asakura mendorong adiknya karena perasaan tidak suka yang dikatakan adiknya itu. "Kau tidak berhak berkata seperti itu padaku!." Bentaknya lagi. Hatinya sangat sakit karena adiknya berkata seperti itu padanya.
"Apakah karena kau?." Balasnya. "Tidak berpikir dengan sikapmu yang seperti itu? Tidak memberikan harapan pada kak momoko?!." Ia semakin terbawa amarah. "Yang saat itu memang mencintai dirimu?!."
Akihara telah melihat segalanya dari sorot mata Momoko. Sorot mata penuh harapan, bahwa orang yang ia incar akan membalas perasaannya.
"Jika kau tidak mencintainya?! Maka kau tolak dengan tegas!." Hatinya semakin panas. "Katakan padanya! Bahwa kau tidak mencintainya!."
Deg!.
Asakura dan Momoko sangat terkejut mendengar ucapan Akihara.
"Jangan kau tarik ulur perasaannya! Dengan harapan dan sikapmu! Yang menerima dirinya waktu itu!."
Akihara memang telah melihat semuanya dengan bantuan Kurosaki. Karena itulah ia dapat merasakan perasaan yang dirasakan Momoko pada saat itu.
Deg!.
Asakura sangat terkejut dengan apa yang dikatakan adiknya itu. Bagaimana mungkin adiknya mengetahui masa lalunya seperti itu?. Apakah Momoko telah menceritakan pada adiknya?.
"Akihara."
Momoko yang dari tadi menyimak tidak tahan lagi dengan suasana yang seperti itu. Hatinya sangat sakit ketika Momoko membela dirinya yang kini merasakan kesakitan.
"Cukup! Aku tidak apa-apa." Ia mencoba untuk tersenyum walaupun terasa sangat sesak. "Aku lah yang telah salah." Momoko berusaha untuk menahan tangisnya, juga perasaan sesak yang ia rasakan saat ini.
"Kak momoko." Akihara dapat menangkap perasaan sedih itu. Hatinya juga ikut sedih dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Maafkan aku, aku telah bersalah." Hatinya terasa sakit. "Aku yang telah membunuh mereka semua." Hatinya terasa pedih. "Maafkan aku." Momoko menangis sambil mengucapkan kalimat itu.
"Oh? Kak momoko?." Akihara memeluk Momoko dengan perasaan yang sangat cemas. "Tenanglah kak momoko, jangan menangis." Akihara mencoba untuk menenangkan Momoko yang sedang melemah saat ini.
"Waw?! Rasanya aku terlihat seperti lelaki yang paling jahat di dunia ini." Asakura sangat kesal melihat itu. Padahal dia juga hampir saja menjadi calon korban pembunuhan?.
Sepertinya Momoko telah mengakui apa yang telah dilakukannya, setalah itu ia dibawa ke kantor polisi untuk sementara waktu ditahan.
...**...
Di kantor polisi
Geki, Yuma, Yuhei, dan Taiki sangat terkejut melihat kedatangan Akihara dan Asakura yang membawa Momoko dengan keadaan tangan yang diborgol?.
"He? Jadi memang benar momoko telah melakukan kejahatan?." Yuhei memastikan kembali kejadian itu.
"Um." Akihara hanya menganggukkan kepalanya.
"Tapi bagaimana mungkin? Dia mengakui perbuatannya itu?." Taiki sangat penasaran dengan proses penangkapan itu. Karena mereka tidak ikut dalam pekerjaan itu?.
"Saat itu aku-." Entah kenapa pada saat itu Akihara merasakan ada yang aneh dengan perutnya. Ia ingin memuntahkan sesuatu dari perutnya, tentunya itu membuat mereka semua terkejut termasuk Asakura?. "Bffh!." Akihara mencoba menutupi mulutnya agar tidak muntah di sana?. Tenaganya juga terasa berkurang, hingga dengan sekuat tenaga pergi dari sana menuju toilet.
"Akihara!."
Mereka semua sangat cemas dengan keadaan Akihara yang sekarang.
"Oi!. Akihara!." Asakura mengejar adiknya.
"Eh? Apa yang terjadi padanya?." Sedangkan Yuhei dan yang lainnya bingung dengan apa yang terjadi pada Akihara.
"Akihara!." Asakura berhasil mengejar adiknya hingga ke toilet, namun pada saat itu ia terkejut melihat Akihara memuntahkan darah?.
"Bhuek!." Akihara memuntahkan semua perasaan dendam dan sakit hati yang ia rasakan pada saat itu.
"Darah?." Ia mendekati adiknya dengan perasaan cemas. "Akihara?." Asakura sangat panik melihat wajah pucat adiknya saat ini. "Bagaimana mungkin kau memuntahkan darah?!." Ia tidak mengerti apa yang tejadi pada adiknya. "Apakah kau sakit parah?." Hatinya sangat tidak tenang dengan apa yang terjadi pada adiknya.
"Kegelapan hati." Akihara menatap tajam kakaknya itu. "Kegelapan hati seseorang yang telah membuat aku seperti ini." Hatinya terasa sangat sakit. "Termasuk kau aniki, salah satu menyebabkan aku seperti ini" Lanjutnya dengan perasaan benci?.
"Kau?." Asakura sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Akihara.
Tidak ada tanggapan dari Akihara, ia hanya berusaha tenang, agar dirinya tidak lepas kendali.
Apakah benar ia menyebabkan adiknya seperti itu?. Atau itu hanyalah kemarahan sesaat saja?. Bagaimana kisah lanjutan mereka?. Simak terus ceritanya ya pembaca tercinta.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sarah Q. M
Jadi sakit hati dan sedih juga baca ini, psychology-nya kerasa /Sob/
2025-01-18
0