...***...
Akihara on.
Ini baru perkenalan saja. Aku bisa melakukan itu, akan aku cari tahu kebenaran kasus ini. Pasti ada cara yang atau petunjuk yang bisa aku dapatkan dari kasus ini. Kurosaki pasti akan membantuku dalam menyelesaikan kasus yang sangat menggemparkan ini. Mau tahu kisahnya?. Simak terus ceritanya.
Akihara off.
Sua hari berlalu, namun belum ada titik terang dari pemecahan kasus ini terjadi. Akihara saat ini meneliti kembali ruangan itu, dan ia pasti akan menemukan sesuatu. Dua hari bukanlah waktu yang singkat hanya untuk melakukan penyelidikan saja. Itu karena ia berdebat dengan kakaknya yang selalu melarangnya melakukan apapun. Hampir saja ia berdebat panjang mengenai masalah yang sedang mereka atasi saat ini?.
"Bagaimana menurutmu kurosaki?." Akihara selalu meminta pendapat Kurosaki jika merasakan ada hal yang ganjal dengan kejadian yang ia lihat. "Ada hal yang tidak beres dengan miniatur meja ini." Ia terus berjalan pelan sambil meneliti di bawah meja miniatur yang terdapat di atas meja di ruangan itu. "Katakan padaku jika apa yang aku katakan ini benar?." Ia kembali bertanya.
Seorang laki-laki yang dipanggil Kurosaki keluar dari balik punggung Akihara, ia meneliti dengan baik apa yang dilihat oleh Akihara. "Ya kau benar, ada sesuatu yang ganjal di sini." Kurosaki dapat melihat bagaimana kejanggalan itu dengan menggunakan matanya. Sekilas ia seperti melihat apa yang telah terjadi di ruangan itu, termasuk meja miniatur itu. Namun penglihatannya sedikit gelap karena ada kabut kesedihan yang ia lihat.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita lihat bagaimana dia bisa melakukan itu?." Akihara memejamkan matanya, ia menempelkan tangannya di meja miniatur itu, ia ingin melihat sesuatu yang bisa ia tangkap. Ia menggunakan kekuatan yang ia miliki dengan benar dalam menyelesaikan kasus pembunuhan itu.
"Teruslah melihat ke kanan, di sana. Ya di sana dia melakukannya." Kurosaki memberi instruksi pada Akihara agar terus fokus pada penglihatannya, ia hampir pada titik puncaknya, namun seseorang menepuk pundaknya hingga ia terlonjak terkejut.
Tap!.
"Hwa!." Akihara terperanjat terkejut karena tepukan itu. Padahal sedikit lagi ia mendapatkan jawaban itu. "Kenapa kau datang mendadak seperti itu?! Rasanya jantungku ingin copot."
Plak!.
"Aduh!." Akihara meringis sakit karena kepalanya digeplak oleh kakaknya, lumayan keras juga pukulan tangannya itu.
"Jangan terlalu berlebihan kau." Ia menatap tajam ke arah adiknya itu.
"Hmph!." Akihara dengan sangat kesalnya memalingkan wajahnya.
"Apa yang kau lakukan Akihara?." Asakura ternyata yang menepuk pundak adiknya itu. Ia hanya penasaran dengan apa yang dilakukan oleh adiknya dengan gaya yang seperti itu. "Kau ini bicara dengan siapa? Jangan mendadak gila di sini." Ia malah terlihat jengkel dengan sikap adiknya yang seperti itu.
"Jangan sembarangan berbicara, aku sedang berbicara dengan temanku."
"Teman mana yang kau bicarakan?!."
"Ku-." Akihara hampir saja menyebut nama Kurosaki, tetapi Lelaki itu entah pergi kemana.
Deg!.
Akihara sangat terkejut, ia tidak melihat Kurosaki?. "Secepat itukah ia menghilang?." Dalam hatinya merasa heran.
"Ku?." Asakura bingung dengan apa yang diucapkan oleh Akihara, dan ia malah mengikuti kemana arah adiknya itu melihat. "Apakah temanmu itu ku?."
"Ya ampun aniki! Bisakah kau tidak mengganggu kami?." Ucapnya dengan jengkel. "Aku hampir saja mengetahui siapa pelakunya!." Akihara terlihat kesal, penglihatannya tentang pelaku malah berantakan seperti itu, dan ia tidak lagi dapat melihat Kurosaki yang entah bersembunyi dimana jika melihat orang lain, bahkan kakaknya sendiri pun Kurosaki tidak ingin menampakkan dirinya.
Ctak!.
"Sakit!." Keluh Akihara sedikit berjongkok di lantai sambil meringis sakit. Jidatnya terasa berdenyut sakit karena perbuatan kakaknya itu.
Asakura menyentil kuat jidat adiknya, membuat Akihara kesakitan. Ia juga sangat jengkel dengan sikap adiknya yang seperti itu. Kenapa adiknya melakukan hal aneh-aneh yang tidak ia ketahui sama sekali?.
"Kenapa malah menyentilku?!." Akihara sedikit kesal, dahinya sangat sakit. Apakah kakaknya ini tidak punya perasaan sedikitpun?.
"Dari tadi aku perhatikan kau hanya sendiri disini, dan kau menyebut kami?!. Masih ngindur ya?." Ya, dia tidak melihat siapapun selain adiknya yang berlagak aneh sambil meneliti meja itu dengan raut wajah aneh. Asakura juga meneliti ruangan itu, ia juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, rahasia apa yang tersimpan dibalik terjadinya kasus pembunuhan sadis ini.
"Huff, lupakan." Ia hanya menghela nafas pasrah saja. "Rasanya percuma saja aku menjelaskan padamu aniki." Dalam hatinya sangat kesal, toh kakaknya juga tidak akan tahu siapa Kurosaki yang membantunya dalam menyelesaikan kasus ini.
Asakura hanya diam saja dengan apa yang dikatakan adiknya itu. Meladani adiknya hanya akan membuang waktu saja, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Asakura saat itu.
"Aku akan ke ruangan lainnya, dan mengumpulkan beberapa informasi yang aku butuhkan." Akihara meninggalkan ruangan itu, ia ingin mengorek beberapa informasi yang benar-benar mengarah pada meja miniatur itu. Entah mengapa ia merasakan meja miniatur itu adalah saksi bisu kasus ini.
"Terserah kau saja, yang penting laporkan padaku apapun itu. Jangan bertidak sembarangan." Asakura tidak bisa mengatur langkah Akihara, walau bagaimanapun ia tetap seorang polisi detektif yang memiliki kewajiban untuk melakukan penyelidikan. Tapi ia penasaran dengan kata kami yang diucapkan oleh adiknya tadi.
"Haik! Dimengerti ketua." Ucapnya sambil memberi hormat pada kakaknya. Setelah itu ia benar-benar meninggalkan kakaknya yang masih terdiam melihat kepergian adiknya.
***
Di sebuah ruangan.
Sorot matanya terlihat sangat sedih, hantunya sangat sedih setelah apa yang terjadi. Hatinya merasa sesak, dan begitu dadanya yang tidak kuat lagi menahan tekanan itu.
"Meskipun dia telah tewas? Namun kau tidak bisa kembali lagi padaku." Tangis pilu telah menekan dadanya, ia tidak sanggup lagi untuk merasakannya. "Kau pergi meninggalkan aku dengan keadaan yang mengerikan, dan aku telah membunuhnya, harusnya kau kembali ke pelukanku." Ia tidak dapat lagi menyembunyikan perasaan sedih itu.
"Aku mohon kembali lah, aku telah membunuhnya, harusnya nyawa orang tidak berguna itu dapat mengembalikan nyawamu." Tangisannya semakin pilu ketika mengingat orang yang ia cintai pergi meninggalkan dirinya.
Sedangkan bagian ruangan keluarga.
Keluarga korban tentunya tidak terima dengan apa yang telah tejadi pada kepala keluarga mereka.
"Bagaimana mungkin ayah terbunuh di ruangannya sendiri? Aku sangat yakin jika dia yang telah membunuhnya."
"Tapi kita tidak memiliki bukti apapun untuk menuduhnya."
"Ibu tenang saja, percayakan saja pada para polisi itu, bahwa dia yang telah melakukan pembunuhan itu."
"Ya, itu benar sekali ibu, jangan pantang menyerah."
Mereka terus meyakinkan hati, jika yang telah melakukan pembunuhan itu adalah asisten ayah mereka. Hanya saja mereka belum memiliki bukti untuk memberatkan pelakunya.
Di saat itu juga Asakura mendengarkan itu merasa simpati.
"Kejadian di ruangan tertutup ya?." Dalam hatinya masih memikirkan apa yang telah terjadi sebenarnya. "Bagiku banyak alasan kenapa orang melakukan kejahatan, dan tidak sedikit alasan yang menggerakkan orang lain untuk melakukan itu." Dalam hatinya memikirkan itu. "Aku harap bisa menyelesaikan masalah ini, aku yakin ada alasan yang kuat, juga tuduhan mereka terhadap asisten itu." Setelah itu ia pergi meninggalkan tempat, ia masih harus menyelidiki masalah itu sampai tuntas. "Pekerjaan sebagai detektif polisi itu tidak mudah, banyak hal yang harus diperhatikan, dipertimbangkan, dan diteliti dengan baik." Dalam hatinya lagi, pikirannya masih belum tenang jika tidak bisa menyelesaikan masalah itu.
...***...
Akihara on.
Bisakah kau menebak yang terjadi?. Jika kau bisa menebak apa yang terjadi disekitar yang kau lalui, maka cahaya akan mudah didapatkan, dan kegelapan akan mundur dengan penuh kerelaan hati. Tetapi selagi kau memiliki jiwa untuk berjuang, maka suatu saat cahaya akan mengurangi kegelapan. Jangan mudah menyerah dengan apa yang kau inginkan. Dunia ini tidak sesakit itu, meskipun kau bermusuhan dengan saudaramu, suatu hari nanti kalian pasti akak berbaikan. Apapun caranya dan bagaimana situasinya kalian tetaplah saudara yang akan saling membutuhkan satu sama lain.
Akihara off.
Asakura dan Akihara masih berjuang mencari tahu siapa pelakunya, mereka mengorek informasi yang mengarah pada si pelaku. Kedua adik kakak yang memiliki profesi yang sama, sedang mencoba untuk mencari kebenaran yang sedang tersimpan di dalam ruangan itu.
"Akihara, push button." Suara Kurosaki terngiang di telinga Akihara.
"Hwoh!." Akihara sangat terkejut mendengar suara Kurosaki. Entah dari mana temannya itu muncul, tapi sepertinya Kurosaki sangat membantunya. Akihara menghela nafasnya dengan pelan, mencerna apa yang telah dikatakan oleh Kurosaki tadi.
"Ya, benar juga! Aku telah menemukan jawabannya dari kasus ini." Akihara akhirnya menyadari setelah melakukan investigasi dari beberapa saksi dan orang terdekat dengan korban.
"Kita harus segera mengungkapkan kebenaran itu." Kurosaki terlihat sangat bersemangat.
"Ya, tentu saja." Balas Akihara. "Setelah ini aku traktir kau sepuasnya kurosaki." Ucapnya sambil siap-siap adu jotos dengan Kurosaki. "Mari kita makan sepuasnya!."
"Arigatou." Kurosaki sangat senang dengan sikap ceria yang ditunjukkan Akihara.
Mereka selalu bersama dalam keadaan apapun?. Kurosaki selalu bersamanya dalam keadaan apapun, bahkan Kurosaki selalu menjaga Akihara saat tidur sekalipun. Akihara tidak mengerti itu kenapa, walaupun hanya berteman tapi Kurosaki sampai menginap di tempatnya selama bertahun-tahun tapi kakaknya sama sekali tidak mengetahui itu?. Akihara tidak mau memusingkan itu, karena baginya hanya Kurosaki saja yang menjadi tempat ia bertumpu. Bahkan ketika ia menjadi seroang polisi, hanya Kurosaki yang selalu bersama dirinya.
"Terima kasih karena kau selalu menemaniku dalam keadaan apapun, dan sekarang aku menjadi seorang polisi detektif pun kau menemani aku kurosaki." Akihara selalu berkata seperti itu pada Kurosaki sebelum ia berangkat kerja.
"Kau ini bicara apa akihara, aku adalah teman yang akan selalu mendampingimu dalam keadaan apapun itu." Balasnya dengan tawa kecil.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah benar Akihara telah menemukan siapa yang telah melakukan itu?. Apakah mereka bisa menemukan siapa yang telah melakukan kejahatan itu?. Simak terus ceritanya ya pembaca tercinta. Salam penuh cinta. Next.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sarah Q. M
Kurosaki ini temen ghaib kah? /Grievance//Gosh/
2025-01-07
1