...***...
Akihara on.
Hati manusia itu sangat rapuh. Sangat sensitif, dan terkadang ada juga yang kuat. Tapi tetap saja dapat merasakan kesepian yang mendalam karena tekanan dari sekitarnya. Terkadang aku ingin bertanya pada diriku sendiri, apakah aku adalah orang yang kuat atau tidak. Tapi sejauh ini aku telah melangkah dengan mencoba berbagai hal yang aku bisa.
Akihara off.
Saat ini mereka masih berada di ruangan teater itu, namun ada hal yang sangat mengejutkan bagi mereka ketika salah dari mereka berkata.
"Wah! Pak polisi." Ucapnya spontan. "Anda berdua kembar ya? Sangat mirip sekali, dan juga sangat tampan." Wanita itu sangat terpesona, seakan terhipnotis akan ketampanan keduanya.
Ucapan wanita itu membuat Akihara dan Asakura yang sedang bertengkar melihat ke arahnya.
"Hah?." Hatinya terasa jengkel. "Mana mungkin kami kembar!." Ucapnya penuh amarah. "Lihat dengan benar!."
Asakura selalu sensi jika dibilang kembar, faktanya memang mereka bukan anak kembar, tapi mengapa banyak yang bilang mereka kembar?. Alasan kemiripan wajah hanya karena mereka satu ayah beda ibu saja.
"Ma-maaf, aku kira kalian kembar." Wanita itu minta maaf pada mereka, ia salah sangka, ia pikir mereka kembar.
"Ketua kenapa galak sekali, jika dibilang kembar oleh orang lain?." Dalam hati Yuhei sangat hera dengan sikap ketuanya.
"Kenapa ketua mendadak gahar jika dibilang kembar?." Dalam hatinya. "Aku yakin ada hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sehingga dia marah jika dibilang kembar." Yuhei telah memperhatikan itu beberapa kali.
"Ahaha." Ia tertawa aneh. "Mana mana mungkin dia mau dibilang kembali denganku." Dalam hati Akihara merasa heran dengan kakaknya.
"Baiklah." Ucapnya kesal. "Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan pada kalian." Tatapan matanya begitu tajam. "Tetap tenang di sini sebelum ada yang diperbolehkan pulang."
Asakura melupakan masalah kembaran, ia lebih fokus pada kasus ini, dan ia tidak akan membiarkan si pelaku meloloskan diri.
"Yuhei, taiki, yuma, juga kau geki."
"Siap pak!."
"Sebaiknya kalian segera bantu aku untuk menginterogasi mereka." Tegasnya. "Tanyakan apa saja yang mengarah pada kecurigaan." Lanjutnya. "Untuk menemukan siapa yang telah melakukan itu?!."
"Siap! Laksanakan pak!."
Yuma, Yuhei, Geki, dan Taiki siap melakukan apapun yang diperintahkan oleh ketuanya. Mereka langsung bergerak, dari pada kena sembur oleh ketua mereka nantinya.
"Lah? Lalu bagaimana denganku?." Akihara bingung karena kakaknya tidak berkata apa-apa padanya. "Apakah segitu kesalnya dia dibilang kembar denganku?." Ia merasa jengkel. "Sehingga dia berani memperlakukan aku seperti ini?." Akihara merasa sakit atas apa yang dilakukan kakaknya.
"Akihara, sebaiknya tetap awasi wanita itu." Kurosaki berdiri di belakang Akihara, seakan ia tidak mau dilihat oleh siapapun.
"Hwoh?!." Akihara sangat terkejut dengan kedatangan Kurosaki yang mendadak itu di belakangnya. "Kau ini ya? Dari mana saja?." Ia semakin jengkel. "Kau membuat aku bingung saja." Akihara menghela nafasnya, ia sangat terkejut.
"Hehehe." Ia malah merespon seperti itu?. "Tadi aku hanya jalan-jalan sebentar." Kurosaki hanya tertawa saja melihat raut wajah Akihara yang saat ini terkejut karena kedatangannya.
"Hum, baiklah."
Akihara hanya pasrah saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh Kurosaki , alasan kenapa ia menghilang secara mendadak?. Baginya hanya Kurosaki yang ia miliki, yang selalu bersama dengan dirinya.
"Jadi? Kau merasakan kecurigaan pada wanita itu ya? Kurosaki?." Akihara tersenyum lebar, ia tahu walau sekilas, Kurosaki pasti bisa membacanya.
"Walaupun tadi tidak jelas, aku sepintas melihat." Balasnya. "Wanita itu sedang dikelilingi oleh jarum yang sangat mematikan." Ia sedikit bergidik ngeri. "Jarum kegelapan yang sangat mengerikan." Kurosaki dapat melihat apa yang tersembunyi dibalik tatapan wanita itu. "Jadi berhati-hatilah akihara." Ia mencolek jidat Akihara. "Jangan sampai orang itu menjebak mu dalam permainan ini." Ya, sebelumnya pada kasus pertama.
Akihara mendapatkan surat tantangan untuk memecahkan kasus yang menimpa kepolisian, dan sekarang aktris terater. ia belum menceritakan apapun pada kakaknya masalah ini, jika ia sedang dalam permainan gila dari seseorang yang entah siapa itu namun, ia bersumpah tidak akan melibatkan kakaknya dalam permainan gila ini.
"Asalkan bersamamu, aku yakin aku bisa menarik orang itu keluar." Ia tersenyum kecil. "Jadi? Tetaplah bersamaku Kurosaki." Akihara sangat mempercayai Kurosaki adalah malaikat pelindungnya, karena itulah Akihara merasa tegar selama ini. Kurosaki tidak menjawab, ia hanya diam saja, karena ia tidak tahu mau menjawab apa.
"Oi, Akihara!." Ucapnya kesal. "Apa lagi yang kau lamunkan?! Cepat kerjakan tugasmu!."
Asakura melihat adiknya yang masih santai. Entah apa yang dilihat adiknya, namun ia sempat mendengar adiknya menyebut-nyebut nama Kurosaki. Asakura penasaran, siapa Kurosaki yang selalu disebut adiknya itu?.
"Haaaik! Akan aku kerjakan." Akihara seperti baru bangun dari alam bawah sadarnya, ia segera melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang polisi detektif. "Cih! Dia itu kenapa? Sangat sensitif sekali sih jadi kakak?." Dalam hati Akihara sangat heran dengan sikap kakaknya itu.
Kembali ke masa itu.
Akihara dan Kurosaki saat ini sedang jalan-jalan santai sejenak setelah beberapa hari ini melakukan banyak pekerjaan sebagai anggota kepolisian. Hanya berjalan-jalan disekitar komplek perumahan saja untuk peregangan otot. Namun saat itu tiba-tiba saja ada benda aneh yang melayang ke arah kepalanya?.
"Itte!." Keluhnya dengan penuh kesakitan. "Hoi!." Ucapnya kesal. "Siapa yang sembarangan melempar sesuatu ke arah ku!." Teriaknya dengan suara yang sangat keras sambil memperhatikan sekitar.
"Kau baik-baik saja akihara?." Kurosaki sangat terkejut saat Akihara merintih sakit. Ia mendekati Akihara, memastikan apakah Akihara baik-baik saja atau tidak.
"Hanya berdenyut sakit saja." Jawabnya. "Aku baik-baik saja kurosaki." Walaupun kepalanya terasa berdenyut sakit, namun itu tidak membuatnya terluka parah.
"Eh?." Kurosaki sangat heran dengan bentuk benda yang tadinya mungkin menghantam kepala Akihara. "Rasanya ada yang aneh." Ia ambil benda aneh itu, dan ia serahkan pada Akihara.
"Jadi? Benda aneh ini yang dilemparkan seseorang yang tidak bertanggung jawab sedikitpun padaku?." Ucapnya jengkel. "Bagaimana kalau kepalaku bocor karena ini?!. Haish, dasar manusia tangan batu." Keluh Akihara dengan perasaan sedih. " Entah apa kesalahan yang aku lakukan?! Sehingga dia melakukan itu padaku." Keluhnya lagi sambil membuka gulungan kertas itu.
"Ahaha! Mana mungkin itu terjadi." Ia tertawa keras. "Kau ini ada-ada saja akihara." Kurosaki hanya tertawa aneh mendengarkan keluhan Akihara yang sangat lucu menurutnya itu.
Akihara on.
Ada banyak hal yang tidak kita ketahui, tapi berusahalah untuk menemukan jawaban itu, supaya kau tidak terkejut, apalagi merasa heran dengan gemerlapan serta kegelapan yang ada di dunia ini. Teruslah melangkah walaupun sulit, carilah tempat untuk kembali walaupun tidak ada. Jangan mudah putus asa hanya karena apa yang kau inginkan tidak sesuatu dengan apa yang kau harapkan. Kau harus menjadi pejuang yang terhormat, jangan kau hina dirimu sendiri dengan berbuat hal buruk.
Akihara off.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah yang akan terjadi pada kasus ini?.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sarah Q. M
Ouhh, beda ibu toh 😯
2025-01-18
0