PANDANGAN YANG MENGERIKAN

...***...

Akihara on.

Tidak ada manusia yang bisa melupakan masa lalu, apalagi jika masa lalu itu terasa sangat menyakitkan. Walaupun kita ingin melupakan itu, tapi tanpa sadar kenangan itu masih terlintas dengan jelas didalam ingatan kita walaupun tidak ingin mengingatnya lagi. Banyak hal yang terkadang membuat kita merasa sakit di dunia ini. Tapi hati, mental, serta pikirkan kita jangan sampai melemah. Hanya dirimu yang mampu menguatkannya di saat orang lain sedang sibuk memikirkan diri sendiri, maka jangan pernah bergantung pada orang lain. Bisa jadi saat itu kau akan dimanfaatkan oleh orang lain untuk kesenangan orang lain.

Akihara off.

"Oh?! Jadi gitu ya?." Akihara sedikit mengerti setelah mendengarkan penjelasan dari Momoko, dan apa hubungannya dengan Asakura. "Ternyata dia adalah teman sekelas aniki ketika SMA ya?." Dalam hatinya. "Sulit dipercaya jika aniki mempunyai teman secantik momoko san." Dalam hati Akihara sangat terkejut dengan fakta itu.

"Aku tadi sangat terkejut, aku pikir kalian kembar."

Momoko memperhatikan dengan seksama wajah Yuichi bersaudara, dan ia seperti melihat kemiripan yang sangat luar biasa.

"Tapi jika diperhatikan kalian memang seperti anak kembar." Ia bahkan hampir tidak bisa membedakan antara keduanya. "Bahkan aku tadi hampir saja mencium akihara." Dalam hatinya sangat gugup dengan apa yang ia lakukan tadi.

"Kami tidak kembar! Bahkan aku jauh di atasnya!." Asakura terlihat jengkel, kenapa semua orang mengatai mereka kembar?.

"Ahaha!." Ia merasa bersalah. "Maaf aniki ku ini memang sensian, jika kami dibilang kembar." Akihara merasa bersalah, apakah kakaknya ini selalu jutek?. mungkin saja memang seperti itu dari lahirnya.

"Um! Tidak apa-apa." Responnya. "Tidak apa-apa." Ia mencoba tenang. "Tapi adiknya juga sangat lucu." Ia mengamati Akihara. "Polos, unik, dan sangat sensitif, dibandingkan kakaknya yang super dingin." Dalam hatinya memperhatikan bagaimana perbedaan keduanya yang sangat mencolok. "Tapi aku sangat terkejut jika kau memiliki seorang adik yuichi san." Momoko berusaha untuk menekan perasaannya. Perasaan yang ia tahan jika bertemu dengan Yuichi Asakura yang sama sekali tidak melihat ke arahnya.

Saat ini mereka berada di ruang tamu, Asakura tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena itulah ia sangat kesal.

"Kenapa kau malah datang ke rumah ku?." Ia menatap tajam. "Dari mana kau bisa tahu alamat rumah ini? Pada siapa kau bertanya?." Logat suara Asakura seperti seorang polisi sedang menanyai tersangka yang tertangkap basah membuntuti seseorang.

"Ayolah aniki." Ucapnya kesal. "Apa salahnya jika kak momoko datang ke sini?." Akihara merasa bersalah pada Momoko, kenapa kakaknya ini?. "Kalian sudah lama tidak bertemu." Akihara tersenyum kecil sambil menatap Momoko. "Mngkin kak momoko merasa kangen, karena bertemu dengan teman sekelasnya."

Akihara hanya ingin kakaknya tidak terlalu kaku jika di depan seorang wanita. Asakura tidak membalas ucapan adiknya, ia hanya diam saja sambil mengambil kembali dokumen yang ia letakkan di meja tadi, kemudian ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun pada Akihara dan Momoko.

"Oi aniki! Temani kak momoko dulu!." Ia sangat kesal. "Jangan begitulah baka aniki!."

Tapi tidak ada respon dari Asakura yang memang pada dasarnya tidak suka pada orang lainnya.

"Bahkan sampai sekarangpun, kau masih tidak melihat ke arahku, yuichi asakura." Dalam hati Momoko merasa pedih melihat kepergian Asakura yang sama sekali tidak menghiraukan kedatangannya. "Kenapa malah adikmu? Yang baru tadi aku kenal, malah lebih simpati padaku?." Dalam hatinya terasa sesak. "Metimbang kau yang aku kenal tiga tahun selama di sekolah?."

"Maaf ya kak momoko." Akihara menatap sedih. "Aniki lagi serius menangani kasus bunuh diri yang cukup aneh." Ia berusaha menjelaskan. "Jadi? Maafkan dia ya?."  

Momoko hanya terdiam saja, ia juga bingung mau merespon seperti apa.

"Mungkin lain kali, setelah dia selesai dengan kasus itu." Ucapnya lagi. "Kak momoko bisa berbicara dengannya lagi." Ia merasa tidak enak hati. "Aku akan berusaha membujuknya, agar dia bisa menemui kak momoko."

"Tidak apa-apa, justru aku yang minta maaf karena telah mengganggu kalian." Momoko mencoba memakluminya, ia tidak kecewa dulu. "Mungkin aku datang pada saat yang tidak tepat." Ia mencoba untuk memahami situasinya. "Kalau begitu aku permisi dulu." Ia berusaha kiat. "Aku juga memiliki beberapa hal yang harus aku lakukan." Momoko pamit pada Akihara, ia akan datang lain kali.

"Kalau begitu aku antar sampai gerbang." Akihara juga tidak berniat menahan Momoko tetap di rumah saja, sebab ia merasakan aura yang tidak menyenangkan dipancarkan kakaknya di ruang sebelah mereka. Ia juga tidak mau menebarkan jarum permusuhan dengan kakaknya itu.

"Terima kasih akihara chan." Responnya. "Kau sangat baik sekali." Momoko hanya bisa tersenyum saja. Mungkin ia hanya bisa kecewa saja, namun ia tidak akan menyerah begitu saja.

"Momoko san? Aku harap kau tidak terlalu jatuh dalam perasaan kegelapan yang kau rasakan." Akihara hanya ingin mengatakan apa yang ia lihat dari Momoko.

"Hm? Apa yang kau katakan akihara chan?." Momoko sangat tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Akihara.

"Jembatan kasih sayang." Jawabnya. "Apakah aku harus mengatakan? Jika itu semua ada hubungannya denganmu." Akihara yang dibantu Kurosaki dapat melihat itu.

Deg!.

Momoko sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Akihara. Saat itu ia menggamang terkejut dengan apa yang ia dengar. "Bagaiman mungkin? Dia mengetahui apa yang telah aku lakukan?." Dalam hatinya sangat khawatir.

"Kak momoko." Ucapnya. "Masih ada waktu untuk kembali."  Akihara mencoba untuk membujuk Momoko.

"Maaf, aku permisi dulu."

Momoko bergegas meninggalkan tempat. Ia sangat takut jika Akihara mengetahui apa yang telah ia rencanakan.

"Sial!." Umpatnya dalam hati. "Aku pikir adiknya lebih baik, juga polos." Ketusnya. "Ternyata dia memiliki pandangan yang lebih dalam dari pada kakaknya!." Dalam hati Momoko sangat mengutuk itu. "Aku tidak akan bertemu lagi dengan anak itu." Hatinya terasa kesal. "Aku harus balas dendam terlebih dahulu, baru aku akan berhenti! Dengan apa yang akan aku lakukan nantinya." Momoko telah memutuskan akan melakukan apa setelah ini.

...***...

Sementara itu Akihara dan Kurosaki.

"Apa yang akan kita lakukan padanya kurosaki?." Hatinya terasa gelisah. "Dia telah membunuh banyak nyawa." Ada amarah di hatinya. "Dan sekarang? Yang dia incar adalah aniki." Akihara tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia tidak akan membiarkan kakaknya jadi korban selanjutnya.

"Kita harus segera menghentikannya." Jawabnya. "Supaya dia tidak melakukan hal gila lagi." Kurosaki merasakan gejolak yang dirasakan oleh Akihara.

"Tapi, jika aku mengatakan masalah ini pada aniki." Ia ragu. "Aku yakin dia tidak percaya." Akihara yakin akan hal itu.

"Memang sulit untuk mengatakannya." Dalam hati Kurosaki heran. "Tapi harus dicoba."

"Aku harus mencoba menjelaskan pada aniki." Ia merasa resah. "Ini masalah keselamatan dirinya, aku harus bisa menjelaskannya." Hatinya sudah siap.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apa yang akan dilakukan Akihara untuk menghentikan Momoko yang telah melakukan pembunuhan itu?. Simak terus ceritanya ya pembaca tercinta.

...***...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!