MENCOBA MELIHAT

...***...

Akihara on.

Apa yang kita ketahui tentang kehidupan yang misteri ini?. Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Itu sangat menyakitkan. Terkadang kita bertanya dimana letak kesalahan rencana yang telah kita buat itu?. Tapi kenapa tidak sesuai dengan yang kita inginkan?. Rasanya sangat menyakitkan. Sungguh, rasanya kita tidak ingin hidup lagi setelah mengalami kehidupan yang seperti itu. Tapi tetaplah berjuang walaupun hidup tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Akihara off.

Hari ini Akihara sedang berada di kamarnya. Ia sedang libur karena memang dapat hari libur?. Tapi masih melakukan pekerjaan yang melelahkan karena kakaknya?.

"Kuroski" Akihara saat ini merengek pada Kurosaki, ia tiduran dipangkuan Kurosaki.

"Ada apa akihara?." Balasnya. "Kau terlihat kelelahan." Ia memperhatikan raut wajah Akihara. "Apa saja yang kau lakukan? Hm?." Kurosaki tidak heran lagi sikap manja Akihara, jadi ia memakluminya.

"Aniki memarahiku." Rengeknya. "Lalu dia menghukum ku membuat semua laporannya." Ia menangis sedih. "Itu sangat melelahkan kurosaki." Akihara mengadu ke Kurosaki tentang apa yang ia rasakan.

"Memangnya apa yang kau lakukan?." Responnya. "Sehingga aniki mu marah padamu?." Kurosaki tertawa kecil sambil membelai rambut Akihara, ia tidak tahan dengan raut wajah Akihara yang menggemaskan jika merajuk seperti itu.

"Tadi aku tidak sengaja, menumpahkan kopi ke berkas laporan asakura aniki." Jelasnya. "Laporan mengenai kasus kemarin." Lanjutnya. "Aku dimarahi habis-habisan olehnya." Hatinya terasa sakit. "Dia juga menghukum aku untuk mengetik ulang semua laporan itu." Rengeknya lagi. "Ternyata dia telah membuatkan salinannya ditempat lain." Ia terus merengek seperti anak kecil. "Sungguh sangat menyebalkan." Ia bahkan mengomel. "Lihatlah, tanganku sampai keriting seperti ini."

"Kalau begitu tidurlah akihara." Kurosaki mengelus pelan kepala Akihara, membuat Akihara merasa nyaman.

"Um." Akihara hanya menganggukkan kepalanya.

"Dengan tidur kau akan menemukan semua jawaban." Ucapnya lembut. "Yang kau butuhkan dalam kasus yang sebentar lagi akan terjadi." Kurosaki melihat Akihara memejamkan matanya, mulai terlelap dalam tidurnya.

Akan tetapi pada saat nyawanya baru saja sampai pada ke alam mimpi, tapi malah terbangun dengan paksa karena terkejut oleh dobrakan pintu yang Akihara sangat terkejut?.

BRAK!.

Pintu kamarnya di dobrak oleh Asakura dengan sangat keras, dengan terburu-buru ia mendekati adiknya yang terbangun karena terkejut?.

Bletak!.

Asakura menjitak kepala adiknya dengan sangat keras.

"Kau pikir? Kau bisa santai saat ada kasus sedang terjadi? Hah?!." Asakura benar-benar jengkel pada adiknya ini.

"Apaan sih aniki? Sakit tahu!." Akihara mengelus kepalanya yang terasa berdenyut sakit.

"Cepat bangun!." Ia menatap tajam. "Atau aku ajukan surat pengunduran diri untukmu!." Ia bahkan tersenyum licik. "Karena kau telah berani melalaikan tugas!."

Asakura mengancam Akihara seperti itu, ia heran dengan adiknya ini. Kenapa santai sekali hidupnya meskipun telah berperan sebagai seorang polisi?.

"Segera bergerak."

Setelah berkata seperti itu ia pergi dari sana, meninggalkan adiknya karena ia juga akan bersiap-siap untuk ke TKP?.

"Haaaaaaik! Saya akan segera bergerak paaaaak."

Akihara dengan nada bercanda, terpaksa mengikuti apa yang dikatakan oleh kakaknya dari pada ia kena omel lebih lama.

"Eh?." Akihara sedikit bingung karena ia tidak melihat keberadaan Kurosaki. "Mungkin dia memiliki urusan saat aku tidur tadi."

Setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya saat ia tidak melihat Kurosaki berada di sana.

"Um, baiklah." Akihara bergegas meninggalkan kamarnya, ia takut jika kakaknya akan semakin marah padanya nantinya. Apakah yang terjadi di TKP?. Temukan jawabannya.

...***...

Asakura dan Akihara baru saja sampai di sebuah teater pertunjukan. Di sinilah kasus itu terjadi, kasus dimana seorang wanita muda, aktris teater pendatang baru ditemukan tewas dengan tusukan jarum di lehernya.

"Yuichi san."

Pak pol Geki, Yuma, Yuhei, dan Taiki sudah menunggu kedatangan mereka berdua, untuk menyelidiki kasus pembunuh ini.

"Kami telah melakukan penyelidikan sebelumnya." Geki menjelaskan pada Asakura mengenai TKP. "Kami semua telah menahan mereka untuk sementara waktu di sini." Lanjutnya lagi.

"Terima kasih atas tindakannya." Asakura langsung masuk ke dalam ruangan itu.

Di sana ada kru, juga aktris dan aktor teater yang sedang berkumpul, kemungkinan pelakunya ada diantara mereka.

"Lalu bagaimana dengan mayatnya?." Asakura hanya melihat penanda dimana korban meninggal, tepat di atas pentas.

"Kami telah membawanya ke rumah sakit untuk diotopsi." Jawabnya Yuhei. "Mungkin dengan begitu kita bisa mengetahui, apa penyebab dari kematian korban?." Ia memperlihatkan beberapa foto yang ia ambil tadi.

"Kerja bagus yuhei." Asakura memperhatikan dengan detail bagaimana posisi mayat, mungkin ia bisa mendapatkan sedikit petunjuk.

"Haik!." Yuhei sangat senang dengan apa yang ia dengar.

Sedangkan ketiga temannya malah menepuk pundaknya merasa sedikit iri dengan tindakan Yuhei yang mendapatkan pujian dari ketua mereka. Namun apa yang terjadi pada saat mereka hendak melanjutkan penyelidikan itu?.

"Wah? Kalung yang sangat bagus." Ucapnya. "Apa aku boleh tahu namanya?."

Tiba-tiba saja Akihara bertanya mengenai kalung yang dikenakan salah satu aktris pemain teater, membuat mereka memperhatikannya. Termasuk kakaknya yang sangat kesal dengan apa yang telah dilakukan adiknya itu.

"Oi, Akihara bisakah kau lebih serius lagi?." Asakura mendadak kesal, pertanyaan macam apa itu yang diajukan oleh adiknya.

"Oh ya ampun, apaan dia itu?." Geki merasakan akan ada aura peperangan antara keduanya. Rasanya ia tidak sanggup untuk melihat itu lebih jauh lagi.

"Bisa-bisanya dia bertanya seperti itu?." Ia menghela nafas pelan. "Apa dia tidak kenal kakaknya sendiri?." Taiki tahu betapa mengerikannya Asakura saat marah, jika ada yang main-main ketika bekerja.

"Ya, kita liat saja." Ia sedikit bergidik ngeri. "Dari pada kita kena getahnya nantinya." Bisik Yuma, ia kemudian fokus pada yang lain untuk dimintai keterangan mengenai korban.

"Ah iya, nama kalungnya-."

Belum sempat wanita itu menjawabnya, Asakura telah menyentil jidat Akihara, membuat adiknya kesakitan.

"Sa-sakit!." Akihara menahan sakit di jidatnya. "Sakit!." Ucapnya kesal. "Apa yang kau lakukan aniki?."

Akihara hampir saja menatap mata wanita itu, ia mau mengorek informasi melalui tatapan matanya, agar Kurosaki dapat melihat masa lalu wanita itu tapi, kakaknya mengacaukannya.

Sedangkan mereka semua yang berada di sana hanya melihat bagaimana pertengkaran dua kakak beradik itu?.

Akihara on.

Ada satu hal yang kadang disembunyikan oleh seseorang di dalam hidupnya. Yaitunya perasaan sakit hati yang membuncah yang selalu ingin ia lampiaskan pada orang lain. Terkadang apa yang kita lihat itu belum tentu benar atas kejadian yang dirasakan oleh orang itu. Jangan pernah menyimpang dari jalur yang telah ditetapkan, maka kau akan tersesat, dan akan sulit untuk kembali lagi. Tetaplah berjuang walaupun itu terasa sakit, walaupun takdir kita telah ditentukan oleh Sang Pencipta.

Akihara off.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah Akihara dapat menyelesaikan masalah itu dengan baik?. Next.

...***...

Terpopuler

Comments

Sarah Q. M

Sarah Q. M

ngakakk 🤣, jangan galak-galak dong aniki~🤭🤣

2025-01-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!