Sang suami menutup panggilan teleponnya dan dia merasa bosan, tiba-tiba saja dia teringat dengan kakaknya.
"Bibi, aku ingin menelepon kakakku tetapi dia masih berada di kantor kalau jam segini," ucap Celine.
"Kau bisa menelponnya nanti kan? biasanya kakakmu itu selalu ada waktu untukmu, kalau dua hari tidak menghubungimu pasti nanti akan menghubungimu juga. Dia sangat bertanggung jawab denganmu dan keponakannya, aku pernah berbicara dan mengatakan banyak hal kepadanya, Belva adalah anak laki-laki yang baik dan patuh kepada kedua orang tua hanya saja dia terlalu menghormati ayahnya hingga tidak memikirkan masa depan."
"Iya, kakakku seperti itu dan aku memakluminya. Sejak ibu kami tiada, ayah yang bekerja keras dan membantu tulang untuk menyekolahkan kami. Kakak, menjadi saksi betapa luar biasanya ayah. Namun, setelah keluarga kami terangkat dan sukses justru ayah lupa, dia melupakan dari mana ayah berasal. Jadi, ketika aku menjalin hubungan dengan suamiku, pastinya ayah tidak setuju sebab suamiku dari kasta rendahan. Padahal, dulu kami juga dari keluarga biasa saja."
"Ya, itu memahami perasaan ayahmu karena menjadi seorang pria yang menghidupi dua anak tanpa menikah, suatu hal yang sangat sulit dan tidak bisa diterima. Aku tidak sepenuhnya menyalahkan ayahmu hanya saja harus lebih menerima bahwa cinta itu akan hadir dari mana saja dan dari kasta yang tidak bisa ditentukan."
"Iya bibi, aku hanya berharap ayah bisa memberikan restunya kepada kami."
"Ayahmu, pasti akan memberikan restu karena suamimu sangat baik. Dia memperjuangkan keluarganya serta menyayangi dirimu, dia tidak sungkan untuk menjadi bapak rumah tangga yang mencuci piring, mencuci baju serta mengganti popok anaknya. Jarang sekali ada orang yang seperti itu di dunia ini, lagi di era yang serba instan."
Dua orang itu terlibat perbincangan yang cukup asyik dan Hanson tiba-tiba saja menangis.
Ternyata bayi itu, digigit oleh nyamuk.
Bibi mengambil obat yang selalu dia bawa yaitu obat oles anti nyamuk untuk bayi.
Sang bibi kemudian mengoleskannya kepada lengan Hanson yang tadi terkena gigit oleh nyamuk.
"Aku teringat akan ibuku jika melihat obat oles anti nyamuk ini, ibuku dulu juga sering mengoleskannya kepadaku dan kakak, rumahku sangat banyak nyamuk sehingga ibu harus membeli ini dengan uang yang pas-pasan. Aku tahu semua ini dari kakakku, ibu selalu berjuang tapi tidak akan pernah mengatakan berbeda dengan ayah, perjuangannya selalu diungkit-ungkit dan harus mendapatkan imbalan yang sepadan."
Celine, meneteskan air matanya karena dia rindu dengan ayah tercinta, juga sang ibu yang sudah tiada.
Ayah Celine, terlalu keras kepala hingga dia tak bisa melihat cinta yang tulus dari seorang Celine.
Bibi, memeluk tubuh Celine yang sedang menggendong si kecil.
"Kau tidak boleh merasa bersedih untuk ayahmu, kau sudah memilih kehidupan ini dan jangan pernah menyesalinya."
"Iya bibi, aku juga memahami semua ini dengan sangat gamblang tetapi mau bagaimana lagi, aku merasa hidup ini sangat hamba hingga tak mampu membuat segalanya baik-baik saja. Bibi, tetaplah bersama kami dan jangan tinggalkan kami."
Celine terlihat berderai air mata dan dia merasa sedih jika harus kehilangan orang yang sangat dia sayangi.
"Aku memangnya mau pergi ke mana? Jaden begitu sayang padaku, kau juga menyayangi. Aku akan pergi ketika kalian mau aku ajak ke desa dan bercocok tanam di sana."
"Ya, kalau masalah itu kau bicarakan saja dengan suamiku karena dia adalah seorang petarung sejati dan tidak mau bercocok tanam, bercocok tanam yang lain mungkin dia mau."
"Hahaha, dasar Jaden!"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments