Dua jam sudah berlalu, mobil yang membawa Jaden dan satu keluarga sudah sampai di rumah yang di maksud.
Rumah yang berjarak sekitar beberapa meter saja dari tempatnya latihan.
"Wah sudah sampai saja, aku kira jauh Jaden," ucap bibi Arneth.
"Tidak jauh kok, apalagi tadi kita banyak bicara," jawab Jaden.
"Oh iya, apa yang kau katakan memang benar. Haha, dasar."
Bibi dan Jaden lalu bersama-sama menurunkan barang-barang.
Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat yang akan menjadi tempat berteduh Jaden dan semua anggota keluarganya.
"Wah sudah beres saja," ucap bibi.
"Iya, kan ada bibi."
"Aku juga tuan," jawab sopir tuan Amril.
"Oh iya ada anda ya? Haha, aku hampir lupa, maaf ya?"
Jaden tersenyum malu karena dia sedang bercanda ternyata ada orang lain di sana.
Setelah itu, sang sopir berpamitan untuk pulang terlebih dahulu sebab masih ada pekerjaan yang lain.
Jaden berterima kasih sekali lagi kepada sang sopir karena telah mengantar Jaden.
Sang sopir tidak merasa direpotkan dan jika ada hal yang bisa dibantu, sopir itu pasti akan membantu Jaden, tak lupa sang sopir memberikan kartu nama agar mudah dihubungi.
Perlahan tapi pasti, mobil tuan Amril, sudah pergi meninggalkan mereka semua.
Kini giliran Jaden dan bibi membereskan barang-barang itu dan dimasukkan ke dalam rumah.
"Sayang, kunci pintunya ada di mana?" tanya Celine sambil menggendong buah hatinya.
"Ada di atas pintu, yang tergantung itu," ucap Jaden sambil menunjuk kunci yang dimaksud.
Celine langsung mengambil kunci itu dan membuka pintu dengan segera.
Dia merebahkan tubuh putranya di dalam kamar, namun dia tidak memiliki akses untuk masuk ke dalam kamar, akhirnya meminta tolong lagi kepada suami.
Bibi meminta Jaden untuk menemani istrinya sedangkan dia ingin memasukkan barang-barang ke dalam rumah.
Jaden tidak mau karena dia merasa laki-laki dan harus bekerja keras, sang bibi tidak masalah, dia akan membereskan semuanya.
Kalau Arneth sudah memiliki keinginan, sama orang harus patuh kepadanya termasuk Jaden.
"Oke bibi, nanti kalau ada kesulitan, bibi panggil aku ya?" pinta Jaden.
"Iya, kau tenang saja. Aku bisa melakukan segalanya dengan baik."
Bibi Arneth mulai membereskan satu persatu barang milik Celine, hanya beberapa saja dan itu tidak banyak.
Sang bibi, akan menjadi seorang ibu bagi sepasang suami istri itu, jadi mulai sekarang akan berusaha membantu sebisa mungkin untuk meringankan beban Jaden-Celine.
Jaden mendengarkan apa yang dikatakan oleh bibi, lalu berjalan menuju kamar utama, Celine yang dari tadi menunggu langsung masuk ke dalam kamar ketika Jaden menunjukkan di mana ruangan itu berada.
"Wah, rumah ini cukup bagus dan luas. Aku saat berterima kasih kepada bos Nando, apakah aku boleh bertemu dengannya lain waktu?" tanya Celine merasa senang karena tempat tinggalnya kali ini lebih baik dan lebih luas.
"Iya, rumah ini adalah salah satu rumah dari bos Nando, dia meninggalkan rumah ini karena ada beberapa alasan, pertama karena selalu teringat akan kedua orang tuanya, kedua dia tidak mau berlarut dalam pelatihan akhirnya, rumah yang cukup luas ini hanya digunakan pakai tempat menginap para anggota baru yang ingin bergabung di tempat latihan," jelas Jaden.
"Jika rumah ini kita tempati bagaimana dengan mereka yang ingin menginap di sini?" tanya Celine.
"Bos Nando, sudah memberikan tempat lain yang lebih luas, mengapa dia memberikan kunci rumah ini kepada kita," jawab Jaden.
"Oh, begitu ya? syukurlah, aku kira tempat ini digunakan oleh orang lain dan kita merebutnya dari mereka."
"Tidak ada hal seperti itu karena kita di sini mendapatkan izin dari pemilik, sudahlah sayang. Kau kalau memikirkan hal-hal yang tidak penting semacam itu, lebih baik kau istirahat saja bersama Hanson, biar aku dan bibi yang membereskan barang-barang ada."
"Iya sayang, dimana aku bisa membeli sayur di tempat ini?" tanya Celine biar langsung terpikirkan untuk memasak.
"Biar aku saja yang pergi ke pasar, banyak-banyak laki-laki yang menyebalkan jadi aku tidak mau mereka menggoda kau, Celine terlalu cantik untuk pergi ke pasar."
"Haha, aku tahu jika kau cemburu tapi jangan berlebihan."
"Aku cemburu juga harus berlebihan karena adalah istriku, bagaimana aku ini?"
"Haha, oke. Terserah kau saja, cepat selesaikan pekerjaanmu nanti kau harus membeli sayur, pasti kalian berdua sudah lapar kan?"
"Iya."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments