Pindah rumah saja

"Hiks, kau membuatku merasa sedih," ujar Celine.

"Aku juga bisa bercanda kan?" jawab Jaden.

Dia seperti tidak bersalah tetapi pada dasarnya dia memang kesal, hanya saja kadarnya tidak terlalu besar.

Kedatangan seorang mantan kekasih Celine ke rumah, membuat Jaden kalap dan tidak bisa mengendalikan diri.

"Celine, aku minta maaf ya?" ucap Jaden sambil memeluk erat Celine.

"Aku tidak bisa memaafkanmu karena kau telah melakukan hal yang buruk kepadaku, bagaimana bisa membohongiku begitu saja ketika perasaanku sungguh menyayangimu."

"Iya sayang, maafkan aku telah membohongimu, aku berharap kau tidak terlalu memikirkan hal ini. Aku sangat cemburu ketika kau bersama dengan Alexo."

"Iya, aku paham, tetapi kau harus tahu, jangan melakukan hal ini berulang-ulang, aku menjadi tidak karuan rasanya. Kau tahu jika aku sangat mencintaimu tetapi justru mendapatkan cobaan seperti ini, rasanya sangat sesak di dada."

Celine meneteskan air mata karena kesedihannya, dia tidak bisa melarang sang suami untuk tetap berada di rumah, justru kini sang suami akan memboyongnya ke tempat latihan.

"Iya sayang, maaf ya? lebih baik kita segera berkemas dan pergi dari rumah ini. Pasti bos Nando sudah menunggu kita."

"Iya, aku juga berpikiran yang sama denganmu."

Dua orang yang merupakan suami istri itu terlihat membereskan semua barang yang harus di bawa olehnya.

Celine terlihat membereskan semua baju yang ada di lemari, serta beberapa mainan milik Hanson.

Sedangkan Jaden terlihat sedang berada di tempat lain, membereskan beberapa barang-barangnya yang ada di ruangan khusus. Setelah satu jam berlalu, semuanya sudah beres.

Jaden menelepon tuan Amril dan sang tuan mengirim beberapa orang untuk membantu Jaden membawa barang-barang ke mobil milik tuan Amril.

Semuanya sudah beres.

Tinggal mengendong si Hanson.

...

Di depan rumah tuan Amril ...

Mobil tuan Amril sudah penuh dengan barang keluarga Celine dan Jaden, di sana juga ada bibi Arneth yang setia untuk mengantar kepergian Celine.

"Bibi, aku ikut dengan kami saja, aku akan mencukupi kebutuhanmu," pinta Jaden.

"Aku tahu sejak awal bertemu denganmu, kau adalah orang yang sangat baik. Aku mau ikut denganmu Jaden."

Bibi Arneth mengendong Hanson, dia dan pasangan suami istri itu berpamitan kepada tuan Amril sambil mengucapkan terima kasih.

"Tuan, kau sangat baik kepada kami, bagaimana bisa kami membalas semuanya?"

Jaden mewakili Celine untuk berterima kasih kepada pria yang sangat baik padanya selama ini.

"Cukup jaga keluargamu dan berikan yang terbaik. Aku juga seorang pria yang memiliki nasib yang sama denganmu, hanya saja aku lebih tampan, kau jelek," canda tuan Amril.

"Haha, ya benar sekali, aku memang sangat jelek."

Tuan Amril dan Jaden saling berpelukan, lalu saling melempar senyum.

"Aku pergi dulu tuan," ucap Jaden.

"Siap, hati-hati di jalan."

"Oke."

Jaden masuk ke dalam mobil bersama anggota keluarga yang lain, lalu segera on the way menuju rumah yang berada di dekat tempat latihan milik Jaden.

Saat kepergian Jaden ternyata ada yang mengintai, orang itu adalah putra tuan Vandu, rival abadi Jaden.

"Wah pria tidak tahu diri itu sudah pindah, aku tidak memiliki waktu untuk mengikuti kehidupan mereka, hanya saja aku merasa kehilangan Celine."

Putra tuan Vandu sangat menyukai Celine yang merupakan istri dari Jaden.

DIa tidak rela saat wanita yang sangat dia kagumi jutsru berada di tempat lain yang jauh, Arlo akan segera mencari tahu kemana mereka pergi.

"Awas saja kau Jaden, aku akan merebut istrimu itu."

Pria menyebalkan itu memang selalu bermasalah dan mencari masalah dengan Jaden, tak ayal Jaden pasti marah dan Arlo pasti babak belur.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!