Meminta suami berhenti

Meja makan …

Hari ini sang adik memasak banyak makanan, biasanya Celine hanya akan memasak telur goreng, itu pun gosong.

Tetapi saat ini sang kakak mengetahui bahwa adiknya telah melakukan segalanya dengan baik untuk menjadi seorang ibu rumah tangga serta istri yang pandai memasak untuk suami tercinta.

Jaden mempersilahkan kakak iparnya untuk segera menikmati hidangan yang telah disajikan.

"Bagaimana kak? kakak suka dengan ayam ini?" tanya Jaden.

Dia menatap sang kakak ipar sedang mencicipi ayam kecap, resep pertama yang diajarkan Jaden kepada Celine.

"Ini enak, sejak kapan adikku bisa memasak ayam dengan matang? biasanya menggoreng telur saja gosong?" ledek sang kakak yang telah terbiasa dengan sikap adiknya.

Celine bahkan selalu marah ketika mendapatkan ejekan ini berulang kali padahal sang kakak hanya ingin adiknya bisa memasak, dia mengatakan itu semua karena ingin sang adik tidak hanya bermain-main dengan teman-temannya tetapi juga memahami tugas seorang wanita yaitu memasak untuk orang rumah.

Meskipun selama hidup bersama dengan ayahnya, si adik hanya meminta tolong kepada asisten rumah tangga, dia terbiasa melakukan apapun dengan bantuan orang lain jadi sampai berusia 20 tahun pun dia belum juga mandiri. Hingga perkenalannya dengan seorang pria bernama Jaden disebuah acara tinju amatir yang dia tonton bersama mantan pacarnya.

Waktu itu, sang kakak mendapatkan informasi dari seorang pria yang merupakan temannya melihat Celine pergi bersama kekasihnya untuk melihat pertandingan yang cukup bagus, walau hanya tingkat amatir.

Namun, di tengah pertandingan, sang adik diperlakukan oleh sang kekasih dengan tidak baik.

Hingga Jaden menolong Celine.

Ini pertama kalinya Celine bertemu dengan Jaden.

Jaden menjadi orang yang akan selalu menjaga adiknya. Dia juga sudah menyukai gadis itu sejak lama, hanya saja baru bisa berkenalan.

“Itu kan dulu, kau sekarang sudah mendapatkan hidayah,” ucap Celine.

Kak Belva dan sang suami hanya tersenyum. Mereka berdua merasa senang, seorang gadis manja bisa menjadi wanita tangguh dan mandiri.

Apalagi bisa menyelesaikan urusan rumah tangga yang cukup merepotkan.

“Ya, bagus. Masakan sudah enak, bayi juga sudah bisa mengurus. Kini aku ingin tahu, apakah adikku sudah bisa memasang popok bayi? aku tahu, Celine memang sangat anti dengan popok bayi.” cetus Kak Belva mencoba menguji adiknya.

“Aku sudah memberikan banyak pelajaran terhadap istriku. Dia bisa melakukan apapun, selain mengganti popok bayi,” jawab Jaden sambil menyantap makanan yang sangat enak, hasil dari kreasi resep istrinya.

“Haha … aku kira dia bisa mengganti popok. Ternyata belum handal ya?” Sang kakak merasa lucu dengan adik semata wayangnya ini.

Dia akan tetap memantau adiknya walau ayahnya selalu melarang.

Sang adik memang butuh perhatiannya, dia paham itu.

Jaden juga terbuka, dia tak mampu memberikan banyak hal, dia pria sederhana.

Bahkan saat Kak Belva memberikan bantuan uang, Jaden dengan senyuman menolak.

“Aku merasa menjadi suami tidak berguna ketika menerima bantuan dari kakak. Jadi, maaf. Aku hanya ingin kakak doakan kami selalu sehat dan bahagia,” ungkap Jaden.

Kak Belva memahami semua ini, dia cukup senang dengan segala kesederhanaan yang dimiliki oleh Jaden.

Setelah acara makan selesai, tiba-tiba terdengar suara tangis Hanson. Ini membuat Celine segera beranjak dari meja makan dan berlari menuju kamar untuk memeriksa Hanson.

“Kenapa Celine?” tanya sang kakak heran.

Dia baru pertama kali melihat adiknya terkejut ketika mendengar suara bayi.

“Hehe, aku memberikan pelajaran kepada Celine. Ketika mendengar suara bayi, atau anaknya, Celine harus selalu waspada. Sebagai seorang yang baru saja menjadi orang tua, tidak boleh lalai sampai tidak peduli dengan anak ketika menangis. Ini memang sepele, aku juga bisa melakukannya, namun ibu kandung harus lebih peka,” jelas Jaden.

“Kau sangat keren Jaden, tidak ada yang bisa menggantikan posisimu sebagai pelindung Celine.”

Jaden tersenyum, dia merasa tersanjung dengan apa yang disampaikan oleh kakak iparnya.

“Jaden, aku titip adikku ya? aku pulang dulu.”

“Oke kak, aku akan mengantarmu sampai dimana kau memarkirkan mobil.”

“Haha, kau memang paling paham dengan kebiasaanku.”

“Tentu saja.”

Jaden masuk ke dalam kamar dan berpamitan dengan istrinya bahwa dia ingin mengantar sang kakak sampai di tempat sang kakak memarkir mobil.

“Kak hati-hati ya?” ucap Jaden.

“Ya sama-sama, aku pulang dulu,” jawab Kak Belva.

Kak Belva masuk ke dalam mobil dan tancap gas menuju rumahnya, sedangkan Jaden berjalan pulang ke rumah.

Dia mendapatkan tatapan kurang menyenangkan dari pemilik bengkel. ini karena beberapa hari lalu, Jaden membuat babak belur anaknya.

Sang anak yang merupakan laki-laki yang berusia sama dengan Jaden, menggoda istrinya, bahkan ingin berbuat tidak baik.

Jaden kalap, akhirnya tangan dan kakinya harus bekerja keras menghajar seorang pria yang hendak berbuat tidak baik kepada istrinya.

“Itu kan pria sok kuat? bagaimana bisa memiliki seorang besan yang sangat kaya raya? dia itu pria miskin dan tidak ada levelnya dariku tetapi bisa mendapatkan seorang gadis cantik macam Celine. Aku tidak bisa membiarkan ini semua,” batin anak pemilik bengkel.

Sang pemilik bengkel terlihat kesal karena anaknya tidak memperhatikan apa yang dia katakan.

“Heh? kau ingin belajar memodifikasi mobil, tetapi malah melihat pria kotor itu? niat tidak sih?” ucap sang ayah kesal.

“Maaf ayah.”

Anak pemilik bengkel kembali fokus dengan apa yang ada di depannya.

Di rumah Jaden …

Pria itu langsung masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya sedang memberikan ASI pada sang bayi mungil.

“Aku juga mau lah itu,” goda Jaden.

“itu apa?” jawab sang istri yang paham apa yang diucapkan oleh sang suami.

“Hih, masa tidak tahu.”

Jaden terlihat mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang.

“Hanson, dia akan menghabiskan jatahku.”

“Hush! dia masih berusia tiga bulan sayang, kau ini ya.”

“Iya sayang, aku kan hanya bercanda.”

“Aku tahu, oh ya kakak sudah pulang? tumben cepat sekali, dia parkir mobil dimana?”

“Bengkel milik tuan Vandu.”

“Oh, dia.”

“Iya, yang anaknya aku hajar karena menggodamu.”

“Hm, sayanga, apakah kau tidaka ada pikiran untuk bekerja di tempat lain?” tanya sang istri.

“Maksudnya?” jawab Jaden.

“Aku tahu kau akan menghadiri satu pertandingan penting dan hadiahnya sangat besar, namun lawanmu adalah mantan kekasihku. Dia licik, aku paham seperti apa dia.”

“Jadi kau melarangku datang?”

“Iya, anakmu masih kecil. Dia tidak akan hidup tanpa ayah, kau harus memikirkan anak kita.”

“Maaf sayang, jika aku mengalah, aku hanya akan menjadi pengecut selamanya. Kau boleh melarangku melakukan apapun, tetapi jangan melarangku naik ke atas ring untuk bertarung. Aku sudah bersumpah untuk menjadi petarung sejati.”

“Kau tidak memikirkan perasaanku? keamanan bayi kita?”

“Sayang, bukan seperti itu.”

Celine diam saja, dia hanya takut sang suami kenapa-kenapa, serta masa depannya dan sang anak pasti dipertaruhkan.

Dia tidak mau semua itu terjadi, makanya dia berani mengatakan hal yang sensitif ini.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!