Aku sayang padamu

Sang istri terus saja ngeles. Dia pandai mencari alasan.

"Belum Jad. Dia belum makan, marahi saja dia. Hehe ... kue ini untukmu saja, besok kalau titipkan Hanson, bilang padaku. Aku sudah mengantuk, aku pulang dulu."

Bibi Arneth sangat sayang dengan Jaden dan Celine, dia tidak mau terjadi sesuatu dengan pasangan suami istri itu.

"Ya bibi, terimakasih sekali lagi. Aku akan membuat makanan untukmu untuk besok pagi," ucap Celine.

"Ya, kau bawa saja ke rumahku, besok aku tidak akan masak, karena akan memakan masakan yang kau buat. Aku pulang ya? jangan tahan aku."

"Haha oke."

Jaden mencoba mengantar bibi, tapi bibi tidak mau.

Alhasil dia hanya memantau sang bibi dari jauh, hingga sampai di depan rumahnya.

Sang istri meminta suaminya masuk ke dalam rumah, lalu dia mengunci pintu.

Celine sudah menyiapkan air hangat untuk suaminya.

Lalu meminta sang suami beristirahat sebentar dan mandi.

"Ya, aku akan mandi setelah mengobrol denganmu," ucap Jaden.

"Oke, mau mengobrol apa?" jawab Celine.

"Bos Nando memberikan tempat tinggal untukku, dia tidak mau jika aku meninggalkanmu terlalu lama. Pertandingan memang kurang dua bulan lagi, tapi aku harus latihan ekstra."

Sang suami mulai memberikan pengertian terhadap sang istri dan tidak ingin terjadi sesuatu kepada istrinya itu.

Jadi, dia mengatakan bahwa setuju dengan apa yang diinginkan oleh bos Nando.

"Aku tidak masalah jika harus pindah tetapi kau harus benar-benar bersemangat dalam latihan, aku tidak ingin ada masalah di kemudian hari hanya karena kau tidak fokus!" ucap Celine mencoba menyemangati suaminya yang akan bertarung melawan mantan kekasihnya.

"Iya, mantan kekasihmu juga cukup kuat! aku tidak pernah menyangka jika dia adalah pemenang berturut-turut dalam pertandingan sebelumnya, meskipun kelasnya di bawahku tetapi cukup luar biasa!" jawab Jaden.

"Alexo merupakan seorang petarung tetapi dia juga malas, dia lebih sering menjadi penonton saja, entah mengapa setelah kita menikah dia lebih giat," ungkap Celine.

"Haha, dia kan tidak ingin disaingi, apalagi aku menjadi suamimu," cetus Jaden menimpali.

"Apa yang kau katakan memang ada benarnya tetapi dia memang seorang pria yang penuh dengan ambisi, jadi dia tidak akan pernah bisa melihatku bahagia bersamamu!"

Celine lebih memahami seorang Alexo daripada orang lain, hingga dia meminta suaminya untuk tetap waspada meskipun memiliki kesempatan menang lebih banyak.

Alexo, memang bukan orang sembarangan tetapi dia lebih licik dari ayahnya.

Jaden harus berhati-hati.

"Kita sudah acara malam ini karena aku ingin mandi, kau tunggu aku di kamar aku akan datang!" ucap sang suami sambil mengecup kening istrinya.

"Baik sayang, jangan lupa makan dulu ya? aku sudah memasak makanan untukmu jangan sampai tidak dimakan," jawab Celine.

Dia berharap sama suami mau makan masakannya, karena Celine sudah berusaha keras untuk memasak masakan itu ditengah kelaparan melanda.

"Kau makan dulu."

"Aku ingin menunggumu."

"Oke."

Beberapa menit kemudian ...

Sang suami keluar dari kamar mandi, Celine terlihat terpesona dengan pemandangan indah yang ada di depannya.

"Ada yang salah denganku?" tanya sang suami.

"Tidak sayang, aku yang salah karena terlalu lama menatapmu."