Jaden lalu berjalan menuju rumahnya yang sudah tidak jauh lagi, dia sangat senang bisa membantu istrinya.
Klek!
Jaden membuka pintu rumahnya.
Di ruang tamu, Jaden mendapati bibi dan Celine mengobrol.
"Jaden, bagaimana bisa kau membeli bahan makanan sebanyak ini?" ucap Celine yang terkejut dengan barang bawaan suaminya.
Celine segera membantu suaminya untuk mang masih barang yang baru saja dibeli.
"Iya, aku memikirkan Hanson, jadi membeli bahan-bahan makanan tambahan. Aku sayang anakku, jadi kau tidak marah kan?" ujar Jaden sok manis.
"Hm, aku sebenarnya ingin marah tapi wajahmu sungguh, aku malas untuk marah! kau tunggulah di sini bersama bibi. Aku akan memasak masakan yang sangat aku sukai."
"Oke sayang."
Celine berjalan menuju dapur dan berada di sana untuk beberapa waktu sebab akan menyiapkan makanan untuk satu keluarga.
Sedangkan bibi dan Jaden duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.
"Kau itu adalah seorang laki-laki dan petarung, bagaimana bisa tahu memberi bahan-bahan makanan? memangnya kau paham bedanya cabe dan bawang merah?"
"Haha, apakah bibi meragukan aku?"
"Ya, sangat meragukan."
Jaden lalu menceritakan kisah hidupnya yang penuh dengan perjuangan. Sejak kecil dia terbiasa untuk memasak dan membeli bahan makanan sendiri, yang mengajarinya adalah bos Nando.
Jadi, sifat mandiri itu terbawa sampai dewasa dan tidak pernah menjadi beban orang lain.
Ini sudah menjadi prinsip dari seorang Jaden, dia tidak mau membuat orang lain terbebani olehnya, jadi dia akan tetap berusaha dengan keras agar bisa membantu bukan dibantu.
"Kau hebat juga, awalnya aku hanya tahu kau suka baku hantam, kau mendapatkan uang dari semua itu lalu istrimu yang mengelola ternyata bukan seperti itu ya?"
"Memang Istriku yang mengelolanya hanya saja ketika aku ingin memasak pasti aku yang memberi bahannya, saat aku memiliki anak justru lebih banyak waktu untuk menjadi bapak rumah tangga, aku menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik."
"Keren, aku sangat bangga memiliki anak sepertimu."
"Terima kasih bibi, oh ya, nanti siang, aku harus pergi latihan. Bibi hati-hati di sini, aku akan meminta anak buah dari bos Nando untuk menjaga rumah."
"Oke, yang kau katakan aku menurut saja."
"Siap!"
.
.
.
Satu jam kemudian ...
Suara tangis Hanson, membuat Jaden langsung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri sang putra.
"Wah, anak ayah sepertinya haus ya? oke, ayah panggilkan ibu ya?"
Jaden menggendong tubuh sang putra dan menghampiri istrinya yang sedang ada di dapur, dia meminta sang istri untuk berhenti memasak karena dia akan menggantikannya.
"Berikan dia ASI, aku akan melanjutkan pekerjaanmu."
"Terima kasih sayang. Aku sudah selesai, hanya kurang beres-beres. Kau makanlah bersama bibi biarkan aku saja yang mencuci piringnya."
"Oke, aku nanti membantu mencuci piring. Kau harus fokus kepada anak kita."
"Iya cinta."
Celine merasa beruntung memiliki suami yang sangat baik dan pengertian seperti Jaden, dia tidak pernah menyesal hidup miskin tetapi sangat bahagia.
Dia mendapatkan seorang suami yang sungguh idaman.
Jaden, adalah pria yang mampu melindunginya dan sang putra.
Celine masuk ke dalam kamar untuk memberikan ASI kepada Hanson, sedangkan sang suami mengajak bibi menuju meja makan untuk melahap masakan yang sudah dimasak oleh istrinya.
"Yey! waktunya makan!" ucap sang bibi seperti anak kecil yang girang karena mendapatkan hadiah.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments