Satu Tenda

Angin malam makin berhembus, api unggun yang menghangatkan tubuh para peserta kemah mulai bergoyang, hembusan angin yang cukup kencang semakin membuat mereka mengeratkan selimut yang membungkus tubuh masing masing.

Begitu pula dengan gadis yang tengah terlelap didalam sebuah tenda seorang diri, karena teman satu tendanya keluar untuk buang air kecil. Tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk kedua gadis yang menempati tenda itu, ada seorang pria tengah duduk tenang sembari memperhatikan langkah gadis yang sudah jauh dari tenda.

Pria itu perlahan mendekat pada pintu tenda, ekor matanya melirik kesetiap penjuru sebelum dia memutuskan untuk masuk. Wajahnya terlihat tenang, kedua kakinya melangkah pelan mendekat pada gadis yang tengah terlelap.

Bola matanya bergulir menatap kedua kaki telanjang sang gadis, perlahan dia berjongkok dan menyibakan selimut berwarna moccha yang membalut tubuh kecil itu.

Tangannya terulur, mengusap pergelangan kaki Sang Bunga yang terlihat membengkak. Pijatan kecil dia berikan, begitu lembut dan berusaha memberikan pijatan senyaman mungkin.

"Eeuungghh," lenguhan kecil yang keluar dari mulut Sang Gadis tidak membuat pria itu berhenti.

Hingga akhirnya pijatan lembut yang dia berikan perlahan mulai menyadarkan gadis itu. Kedua kelopak matanya terbuka, rasa ngantuk yang masih menguasinya tapi rasa aneh yang dia rasakan memaksa dirinya untuk tersadar.

Kedua mata indah itu terbuka, mengerjab pelan lalu menatap sekeliling tempat yang dia tempati saay ini. Gadis itu berkedip pelan, kedua bola matanya bergulir hingga tertuju pada satu titik.

Gadis berkaos biru itu terdiam sejenak, menatap lekat dan memasatikan apa yang ada dihadapannya ini nyata.

"Simba?" gumamnya.

Gumaman pelan itu berhasil membuat pria yang tengah memijat kakinya menatap kearahnya, terlihat tenang seolah tidak terjadi apa pun.

"Sudah merasa lebih baik, Tuan Putri?"

Gadis itu terhenyak, dia reflek menarik kedua kakinya dan menatap nyalang pada pria yang sering menjadi mimpi buruknya setiap malam.

"Kau! kenapa kau bisa ma- eemmpphhtt!"

Dahliara meronta saat mulutnya di bekap oleh tangan besar bertato, lalu memojokannya keatas tempat tidur tipis yang biasa dibawa ke area camping.

"Sssttt- jangan berteriak My Flower. Mereka bisa tahu kalau aku ada disini, kau mau kita-,"

"Keluar dari tendaku, Simba jelek!" geram Liara.

Gadis itu berhasil melepaskan bekapan Lionel, tapi sepertinya bukan Liara yang berhasil melepaskan tangan kekar itu, melainkan Lionel sendiri yang melepaskannya karena tidak ingin melihat Sang Bunga kesulitan bernapas.

"Kaki mu sedikit bengkak, apa wanita tua tadi tidak memberikan perawatan yang baik untuk mu, Tuan Putri?" Lionel mengabaikan ucapan serta usiran secara terang terangan yang dilayangkan Liara padanya.

Bahkan dari tatapannya saja Lionel bisa tahu kalau Sang Princess sangat tidak menyukainya. Tapi Lionel mengabaikan tatapan itu, dia kembali meraih satu kaki Liara yang sakit- tapi gadis Albarack itu menepisnya kasar.

"Jangan sentuh aku, Simba jelek! Jangan pernah sentuh aku dengan tangan mu yang kotor, karena pernah menyentuh cewek bangkai yang selalu kau lindungi itu. Sekarang enyahlah dari tendaku, atau aku akan-,"

"Kau akan apa, Yang Mulia? apa kau akan berteriak, atau kau akan-,"

Ucapan Lionel terhenti kala kedua telinganya mendengar suara dari arah luar tenda. Pria itu berdecak dan mengumpat kesal membuat Liara mendelik tajam ke arah sang pria.

"Cepat keluar! apa kau mau kita sampai di- Simba! oh astaga kenapa kau malah bersembunyi selimutku. Hei, cepat keluar sebelum teman ku tahu!"

Liara terus saja menarik selimut yang dipakai membungkus tubuh besar mantan ajudannya. Pria kampret yang selalu muncul didalam mimpinya itu memang minta di pukul kembali, mungkin kali ini pukulannya harus semakin ekstrim agar kapok.

"Simba, kalau kau tidak keluar aku akan-,"

"Loh Ra, kamu kebangun? duh maaf ya tadi aku pipis kebelakang, udah ayo tidur lagi mata aku udah berat nih hooaamm,"

Gadis berkacamata itu merebahkan dirinya tepat didekat Liara. Saat ini posisi Liara berada di tengah tengah, Lionel ada didekatnya tepat di sisi kirinya, sedangkan teman satu tendanya itu berada di sisi kanan tubuhnya.

Helaan napas keluar dari bibir Liara, dia ragu untuk merebahkan dirinya kembali di tempat tidurnya, karena ada Lionel disana. Tapi kalau dia tidak juga tidur, teman satu tendanya itu pasti akan curiga.

Liara berdecak dalam hati, dengan tidak ikhlas dia merebahkan diri disisi mantan ajudannya. Kedua tangannya terkepal, ingin rasanya dia melayangkan pukulan pada pria yang ada dibalik selimut tebal kesayangannya.

'Awas aja kalo dia nyari kesempatan, aku injak telornya sampe pecah biar si Singa kapok!' ancam Liara dalam hati.

Perlahan kedua matanya terpejam, dan tidak lama disaat dirinya memasuki alam mimpi sebuah bisikan terdengar disalah satu telinganya.

"Tidurlah, aku akan menjagamu malam ini. Tapi maaf, saat pagi datang aku tidak bisa melakukannya. Dan aku akan keluar dari tenda mu disaat yang tepat," gumamnya pelan.

Setelah gumaman itu selesai, tiba tiba saja hujan turun tanpa aba aba. Angin berhembus kencang membuat tenda bergoyang, bahkan reflek Liara mendekap sesuatu yang ada didekatnya saat ini kala kesadarannya mulai menipis.

EH BANG SIMBA NGAJAK BOBO ANAK GADIS ORANG

BAYANGIN AJA TEMPAT TIDUR KECIL GITU DITEMPATIN DUA ORANG AUTO GESEK GESEKAN WKWKWK 😆😆

Terpopuler

Comments

Pipin Davian

Pipin Davian

Otak ku jd traveling nih

2023-05-04

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘚𝘪𝘮𝘣𝘢 𝘯𝘪𝘩 😅😅😅👏

2023-04-28

0

fifia

fifia

udh kekep kekepan

2023-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Waktu Yang Berlalu
2 Ancaman
3 Belum Waktunya
4 Tidak Percaya
5 Tendangan Maut
6 Kesal Tak Tertuang
7 Menyelinap
8 Rasa Penasaran Liara
9 Terpaksa Harus Ikut
10 Menuju Lokasi Camping
11 Lokasi Camping
12 Perasaan Aneh
13 Jealous?
14 Jangan Salah Menilai
15 Waspada
16 Satu Tenda
17 Pamer
18 Menjelajah
19 Khawatir
20 Semakin Emosi
21 Cara Terakhir
22 Mencoba Bersabar
23 Tegang
24 Bayar Hutang?
25 Sandiwara Atau Dari Hati
26 Pangeran?
27 Menurutlah
28 Dia Aneh
29 Liara Yang Penasaran
30 Peringatan
31 Permainan
32 Bukan Kucing Tapi Singa
33 Cuma Suka? Aku Tidak Mau!
34 Hubungan Antara Pria Dan Wanita
35 Ancaman Liara
36 Serangan Dadakan
37 Bebas
38 Khawatir?
39 Tak Terduga
40 Yang Kedua, Bukan Yang Pertama
41 Mulai Bergerak
42 Satu Satunya Yang Berharga
43 Tidak Aman Untuk Hati
44 Memendam Rasa
45 Apa Itu?
46 Apa Yang Akan Terjadi?
47 Tikus Nakal
48 Bukan Jalur Gerebekan
49 Serangan Dadakan
50 Dingin Dan Datar
51 Didalam Derasnya Hujan
52 Seperti Orang Mabuk Dan Sekarat
53 Balasan
54 Istri?
55 Sumpah Delila
56 Ke Hotel?
57 Senam Jantung
58 Berkah Atau Musibah
59 Kecolongan
60 Sudah Menikah!
61 Ketemu Dan Bergegas
62 Berusaha Untuk Masuk
63 Dendam Dan Amarah
64 Ayo Kita Bermain, Princess!
65 Lelang
66 Pertahanan Liara
67 Mulai Menggoda
68 Game Over
69 Iman Setebal Buku Sejarah? Yakin?
70 Kita Sudah Menikah!
71 Ukur Saja!
72 Kabur!
73 Dia Milikku!
74 Lari Sejauh Mungkin
75 Terdampar
76 Menghangatkan?
77 I Don't Know
78 Bayi Singa
79 Pulau Cinta?
80 Ketemu
81 Balas Dendam
82 Pria Licik
83 Tetap Menjadi Pemenangnya
84 Singa Tua Mesum
85 Simulasi
86 Tetap Menjadi Pemenangnya
87 Mengamankan Sebelum Resmi
88 Karma Mertua
89 Otw Resmi
90 Tertunda Sebentar, Sabar
91 Bayi Singa On The Way
92 Tidak Banyak, Tapi Lama
93 Singa Tua Ganas
94 Tetap Bersaing
95 Akhir Dan Awal
96 Last Part Akhir Bahagia
97 Cerita Baru Galexia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1 Waktu Yang Berlalu
2
Ancaman
3
Belum Waktunya
4
Tidak Percaya
5
Tendangan Maut
6
Kesal Tak Tertuang
7
Menyelinap
8
Rasa Penasaran Liara
9
Terpaksa Harus Ikut
10
Menuju Lokasi Camping
11
Lokasi Camping
12
Perasaan Aneh
13
Jealous?
14
Jangan Salah Menilai
15
Waspada
16
Satu Tenda
17
Pamer
18
Menjelajah
19
Khawatir
20
Semakin Emosi
21
Cara Terakhir
22
Mencoba Bersabar
23
Tegang
24
Bayar Hutang?
25
Sandiwara Atau Dari Hati
26
Pangeran?
27
Menurutlah
28
Dia Aneh
29
Liara Yang Penasaran
30
Peringatan
31
Permainan
32
Bukan Kucing Tapi Singa
33
Cuma Suka? Aku Tidak Mau!
34
Hubungan Antara Pria Dan Wanita
35
Ancaman Liara
36
Serangan Dadakan
37
Bebas
38
Khawatir?
39
Tak Terduga
40
Yang Kedua, Bukan Yang Pertama
41
Mulai Bergerak
42
Satu Satunya Yang Berharga
43
Tidak Aman Untuk Hati
44
Memendam Rasa
45
Apa Itu?
46
Apa Yang Akan Terjadi?
47
Tikus Nakal
48
Bukan Jalur Gerebekan
49
Serangan Dadakan
50
Dingin Dan Datar
51
Didalam Derasnya Hujan
52
Seperti Orang Mabuk Dan Sekarat
53
Balasan
54
Istri?
55
Sumpah Delila
56
Ke Hotel?
57
Senam Jantung
58
Berkah Atau Musibah
59
Kecolongan
60
Sudah Menikah!
61
Ketemu Dan Bergegas
62
Berusaha Untuk Masuk
63
Dendam Dan Amarah
64
Ayo Kita Bermain, Princess!
65
Lelang
66
Pertahanan Liara
67
Mulai Menggoda
68
Game Over
69
Iman Setebal Buku Sejarah? Yakin?
70
Kita Sudah Menikah!
71
Ukur Saja!
72
Kabur!
73
Dia Milikku!
74
Lari Sejauh Mungkin
75
Terdampar
76
Menghangatkan?
77
I Don't Know
78
Bayi Singa
79
Pulau Cinta?
80
Ketemu
81
Balas Dendam
82
Pria Licik
83
Tetap Menjadi Pemenangnya
84
Singa Tua Mesum
85
Simulasi
86
Tetap Menjadi Pemenangnya
87
Mengamankan Sebelum Resmi
88
Karma Mertua
89
Otw Resmi
90
Tertunda Sebentar, Sabar
91
Bayi Singa On The Way
92
Tidak Banyak, Tapi Lama
93
Singa Tua Ganas
94
Tetap Bersaing
95
Akhir Dan Awal
96
Last Part Akhir Bahagia
97
Cerita Baru Galexia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!