Guardian Flower

Guardian Flower

Bab 1 Waktu Yang Berlalu

Suara dentuman musik membuat kedua telinga seorang pria berdengung sakit. Walaupun dia berada di jarak yang cukup jauh dari tempat hiburan para cukong dan sejenisnya yang di namakan dengan Kasino, tapi earphone kecil yang ada di telinganya bisa menangkap jelas suara dari tempat itu, bahkan obrolan orang orang yang tengah mengikuti judi di Kasino.

Macau, adalah kota surga yang di jadikan tempat perjudian terbesar di Asia. Kota bebas dengan segala hal buruk dari mulai *** bebas, alkohol, narkoba, hingga perjudian bahkan jual beli tubuh wanita serta pria.

Bahkan banyak wanita yang menjadi bahan taruhan dan di perdagakan oleh kekasih, suami bahkan keluarganya agar bisa bermain di meja judi.

Disinilah Lionel sekarang, pria berusia hampir menginjak 30 tahun itu menghembuskan asap rokoknya ke udara. Tangannya tidak henti-hentinya mengelus senapan laras panjang yang ada di hadapannya. Pria itu berdiri tegap diatas sebuah gedung tinggi yang sudah terlihat usang, sesekali mengarahkan teropong kecil yang ada di tangannya ke satu titik.

Sudut bibirnya terangkat, kala target yang dia cari sudah duduk manis bersama para penjudi lainnya, di temani oleh dua orang wanita cantik berpakaian kelinci yang sangat menggemaskan di mata para pria hidung bajingan.

"Nikmatilah hidupmu yang hanya beberapa detik dari sekarang," bisiknya.

Pria bertato ular itu membuang cerutunya lalu menginjak benda itu hingga hancur. Perlahan dia membungkuk, menempelkan pipinya yang tidak mulus itu pada body senjata laras panjang kesayangannya, mengecupnya perlahan sebelum dia memicingkan satu matanya pada teropong kecil yang sudah menengenai target.

Blup!

Sebuah tembakan tanpa suara dia lepaskan, peluru tajam itu melayang dan melesat jauh menembus udara serta dinding kaca sebuah Kasino besar dan mendarat di dahi seorang pria bermata sipit, bertubuh tambun yang ternganga tidak percaya kala merasakan ada sesuatu yang mengenai kepalanya.

Disaat pria tambun itu terdiam, kedua orang wanita yang ada di pangkuannya menjerit histeris, kala melihat dahi pria yang mereka duduki saat ini tertembus sesuatu dan mengeluarkan banyak darah.

"AAAAKKHHH TUAN LIUWEI!"

Beberapa dari mereka berteriak kencang, segera menjauh kala pria tambun yang bernama Liuwei itu ambruk menimpa meja judi. Aliran darah menggenangi area permainan mereka, banya orang berlarian tunggang langgang terlebih para wanita berpakaian kelinci yang menjadi wanita penghibur di sana.

Beberapa orang mengeluarkan senjata yang mereka bawa, mengedarkan kedua mata menelisik tempat itu untuk mencari pelaku penembakan.

"Dia tertembak dari jarak yang cukup jauh. Aku yakin ada penembak jitu tidak jauh dari gedung ini, CARI DIA SAMPAI DAPAT!" suara menggelegar salah satu konglomerat di Macau membuat beberapa keamanan tempat itu segera bergerak.

Dia yang merupakan pemilik Kasino besar ini merasa di rugikan karena kejadian ini. Entah berapa banyak Yuan yang akan hilang, saat pihak Liuwei meminta pertanggung jawaban keamanan padanya nanti.

Disaat mereka semua sibuk mencari pelaku penembakan, dan segera mengevakuasi Luiwei dari Kasino, di salah satu gedung tua seorang pria bertubuh tinggi, berkulit sedikit tan, bertato dan berwajah datar dan dingin, berjalan santai menuruni undakan anak tangga.

Dia menenteng sebuah tas biola di tangannya, penampilannya sudah berubah- pakaian yang dia pakai tadi sudah tidak ada berganti dengan tuxedo mahal berwarna hitam putih yang melekat pas di tubuh kekarnya.

Bahkan saat dia berhasil keluar dari gedung itu, tidak ada yang menyadarinya kalau dia lah sang malaikat maut yang sudah berhasil mencabut nyawa seorang pria yang tega menjual keperawanan putrinya sendiri demi bisa bermain di meja judi.

'Kau sudah selesai?'

Sebuah suara mengintruksinya lewat earphone yang masih menempel di salah satu telinganya.

"Hm- dia sudah mati. Aku akan kembali kesana!" sahutnya dengan wajah tenang, berjalan santai menuju taksi yang sudah berhenti tidak jauh darinya.

🌼GF🌼

Gadis cantik yang hanya memakai tanktop hitam serta celana jeans pas body itu menghela napas berkali kali. Kedua kakinya berdenyut hebat kala dia memaksa untuk tetap berjalan di atas heels tinggi yang berulang kali menjatuhkannya.

"Udalah Ra, kaki kamu lecet loh. Kalo di paksa malah nanti pas acara gak bisa jalan beneran!"

Gadis berkacamata bening itu menatap prihatin pada temannya. Saat ini keduanya masih berada di aula kampus, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore tapi mereka terlihat tidak berniat untuk keluar dari tempat itu.

"Kalo aku gak bisa bawain tarian itu, Hiena pasti bakalan ngetawain aku nanti. 'Hihi gadis kembang, yang bisanya cuma jalan di catwalk mana bisa nari kayak gue'." gadis bermata tajam itu menirukan gaya berbicara salah satu mahasiswi famous yang terang terangan sering mengganggunya.

Entah kenapa gadis yang bernama Hiena itu terlihat tidak menyukainya sejak pertama kali mereka bertemu di kampus, padahal mereka tidak pernah kenal sebelumnya, anehkan.

Terlebih Hiena sering mengejeknya dengan kata kata merendahkan, gadis kembang- adalah julukan yang terdengar indah namun syarat akan hinaan bila Hiena yang mengatakannya.

"Udahlah biarin aja si hewan pemakan bangkai itu mah. Dih, kesel aku kan jadinya denger nama cewek itu. Mentang mentang anak orang kaya dia seenaknya sama kita yang katanya gak sebanding sama dia. Padahalkan yang kaya itu bapaknya, bukan dia!" cetus gadis berkacamata itu.

Bibirnya mencebik kesal, membuat gadis berwajah cantik yang masih berusaha melepaskan heels tinggi dari kakinya itu tertawa kecil.

Tidak lama dia bangkit, mendekat pada temannya yang dia kenal sejak masuk bangku SMA, dan kini pertemanan mereka sudah berjalan selama 5 tahun lamanya.

"Pulang yuk, mampir ke apartemen aku dulu ya sebelum pulang ke rumah Grandpa. Ada yang mau aku ambil di sana,"

Gadis cantik berwajah campuran itu segera meraih tas punggung berwarna hitamnya, gerakannya sedikit terbatas karena tumit serta jari jemarinya sedikit lecet kerena heels yang di pakainya sejak satu minggu yang lalu. Gemercik gelang kaki kecil nan indah yang di pakainya, seirama dengan ringisannya kala melangkah.

"Gelang kaki kamu cantik Ra, dapet dari mana sih?"

Gadis itu menoleh pada temannya, dia tersenyum tipis sembari menatap benda cantik yang melingkar di pergelangan kakinya semenjak dirinya kelas 3 SMA.

"Entah, aku dapat kiriman dari seseorang. Aku sampai gak mau lepasin lagi, modelnya simple tapi cantik,"

Gadis berkacamata itu mengangguk, gelang kaki itu memang terlihat tidak berharga tapi sangat indah bila di pandang secara terus menerus. Sang pemilik pun terlihat sama sekali tidak ingin melepaskannya walaupun sudah banyak model gelang kaki yang lebih cantik setiap dia bermain ke Mall atau tempat perhiasan lainnya kala bersama Grandma atau para tante serta Galexia sepupu bermulut pedasnya.

**HALOOOOOO HAI HAI SELAMAT DATANG DI CERITA BARU OTHOR, JANGAN LUPA KOMEN, LIKE, VOTE , HADIAH DAN FAVORITNYA OKEEE

OH IYA OM GAVYN OTHOR LEMPARKAN KE LAPAK OREN SEBELAH YA, YUK KEPOIN KALO DISINI AGAK SEDIKIT TEGANG, DISANA NGIKIK SAMPE NGUKUK😂😂😂😂

SEE YOU TOMORROW MUUUUAAACCCHHH😘😘😘😘**

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

meminyak

2024-09-23

0

Misnawati Pulungan

Misnawati Pulungan

ternyata ketemunlg semangaybthour oenggemar karyamu

2024-02-07

0

Surtinah Tina

Surtinah Tina

simba kabur ke macau

2023-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Waktu Yang Berlalu
2 Ancaman
3 Belum Waktunya
4 Tidak Percaya
5 Tendangan Maut
6 Kesal Tak Tertuang
7 Menyelinap
8 Rasa Penasaran Liara
9 Terpaksa Harus Ikut
10 Menuju Lokasi Camping
11 Lokasi Camping
12 Perasaan Aneh
13 Jealous?
14 Jangan Salah Menilai
15 Waspada
16 Satu Tenda
17 Pamer
18 Menjelajah
19 Khawatir
20 Semakin Emosi
21 Cara Terakhir
22 Mencoba Bersabar
23 Tegang
24 Bayar Hutang?
25 Sandiwara Atau Dari Hati
26 Pangeran?
27 Menurutlah
28 Dia Aneh
29 Liara Yang Penasaran
30 Peringatan
31 Permainan
32 Bukan Kucing Tapi Singa
33 Cuma Suka? Aku Tidak Mau!
34 Hubungan Antara Pria Dan Wanita
35 Ancaman Liara
36 Serangan Dadakan
37 Bebas
38 Khawatir?
39 Tak Terduga
40 Yang Kedua, Bukan Yang Pertama
41 Mulai Bergerak
42 Satu Satunya Yang Berharga
43 Tidak Aman Untuk Hati
44 Memendam Rasa
45 Apa Itu?
46 Apa Yang Akan Terjadi?
47 Tikus Nakal
48 Bukan Jalur Gerebekan
49 Serangan Dadakan
50 Dingin Dan Datar
51 Didalam Derasnya Hujan
52 Seperti Orang Mabuk Dan Sekarat
53 Balasan
54 Istri?
55 Sumpah Delila
56 Ke Hotel?
57 Senam Jantung
58 Berkah Atau Musibah
59 Kecolongan
60 Sudah Menikah!
61 Ketemu Dan Bergegas
62 Berusaha Untuk Masuk
63 Dendam Dan Amarah
64 Ayo Kita Bermain, Princess!
65 Lelang
66 Pertahanan Liara
67 Mulai Menggoda
68 Game Over
69 Iman Setebal Buku Sejarah? Yakin?
70 Kita Sudah Menikah!
71 Ukur Saja!
72 Kabur!
73 Dia Milikku!
74 Lari Sejauh Mungkin
75 Terdampar
76 Menghangatkan?
77 I Don't Know
78 Bayi Singa
79 Pulau Cinta?
80 Ketemu
81 Balas Dendam
82 Pria Licik
83 Tetap Menjadi Pemenangnya
84 Singa Tua Mesum
85 Simulasi
86 Tetap Menjadi Pemenangnya
87 Mengamankan Sebelum Resmi
88 Karma Mertua
89 Otw Resmi
90 Tertunda Sebentar, Sabar
91 Bayi Singa On The Way
92 Tidak Banyak, Tapi Lama
93 Singa Tua Ganas
94 Tetap Bersaing
95 Akhir Dan Awal
96 Last Part Akhir Bahagia
97 Cerita Baru Galexia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1 Waktu Yang Berlalu
2
Ancaman
3
Belum Waktunya
4
Tidak Percaya
5
Tendangan Maut
6
Kesal Tak Tertuang
7
Menyelinap
8
Rasa Penasaran Liara
9
Terpaksa Harus Ikut
10
Menuju Lokasi Camping
11
Lokasi Camping
12
Perasaan Aneh
13
Jealous?
14
Jangan Salah Menilai
15
Waspada
16
Satu Tenda
17
Pamer
18
Menjelajah
19
Khawatir
20
Semakin Emosi
21
Cara Terakhir
22
Mencoba Bersabar
23
Tegang
24
Bayar Hutang?
25
Sandiwara Atau Dari Hati
26
Pangeran?
27
Menurutlah
28
Dia Aneh
29
Liara Yang Penasaran
30
Peringatan
31
Permainan
32
Bukan Kucing Tapi Singa
33
Cuma Suka? Aku Tidak Mau!
34
Hubungan Antara Pria Dan Wanita
35
Ancaman Liara
36
Serangan Dadakan
37
Bebas
38
Khawatir?
39
Tak Terduga
40
Yang Kedua, Bukan Yang Pertama
41
Mulai Bergerak
42
Satu Satunya Yang Berharga
43
Tidak Aman Untuk Hati
44
Memendam Rasa
45
Apa Itu?
46
Apa Yang Akan Terjadi?
47
Tikus Nakal
48
Bukan Jalur Gerebekan
49
Serangan Dadakan
50
Dingin Dan Datar
51
Didalam Derasnya Hujan
52
Seperti Orang Mabuk Dan Sekarat
53
Balasan
54
Istri?
55
Sumpah Delila
56
Ke Hotel?
57
Senam Jantung
58
Berkah Atau Musibah
59
Kecolongan
60
Sudah Menikah!
61
Ketemu Dan Bergegas
62
Berusaha Untuk Masuk
63
Dendam Dan Amarah
64
Ayo Kita Bermain, Princess!
65
Lelang
66
Pertahanan Liara
67
Mulai Menggoda
68
Game Over
69
Iman Setebal Buku Sejarah? Yakin?
70
Kita Sudah Menikah!
71
Ukur Saja!
72
Kabur!
73
Dia Milikku!
74
Lari Sejauh Mungkin
75
Terdampar
76
Menghangatkan?
77
I Don't Know
78
Bayi Singa
79
Pulau Cinta?
80
Ketemu
81
Balas Dendam
82
Pria Licik
83
Tetap Menjadi Pemenangnya
84
Singa Tua Mesum
85
Simulasi
86
Tetap Menjadi Pemenangnya
87
Mengamankan Sebelum Resmi
88
Karma Mertua
89
Otw Resmi
90
Tertunda Sebentar, Sabar
91
Bayi Singa On The Way
92
Tidak Banyak, Tapi Lama
93
Singa Tua Ganas
94
Tetap Bersaing
95
Akhir Dan Awal
96
Last Part Akhir Bahagia
97
Cerita Baru Galexia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!