Kepergian Tuan Nadim kembali ke negara asalnya membuat Cyra merasakan kehampaan dalam hidupnya.
Semua yang dilakukannya menjadi serba salah. Kegelisahan mulai menyelimuti dirinya walaupun tidak ia tampakkan di hadapan banyak orang. Ia tetap bekerja seperti biasanya walaupun terkesan melamun.
"Nona Cyra!"
Asisten pribadi mendiang ayahnya yaitu pak Handi, berkali-kali memanggil Cyra yang sedang menatap layar laptopnya dengan pikiran kosong.
"Nona Cyra... nona Cyra..!"
Pak Handi sengaja mengencangkan suaranya untuk menyadarkan Cyra pada lamunannya.
Cyra segera tersentak mendengar teguran pak Handi.
"Iya pak!"
"Apakah anda akan memimpin meeting hari ini?"
"Sepertinya aku kurang sehat pak Handy, tolong pak Handi yang pimpin meeting siang ini."
Cyra segera beranjak dari duduknya dan mengambil tas miliknya lalu meninggalkan ruang kerjanya.
"Apakah aku mencintaimu, Nadim? Apa mungkin ini hanya sebuah obsesi dan bukan cinta? apakah aku harus butuh waktu lebih lama lagi untuk memastikan hatiku mencintaimu?"
Seribu kali pertanyaan itu muncul di pikirannya, tak satupun jawaban yang bisa memuaskan perasaannya.
Cyra tidak mengetahui kalau saat ini anak buahnya Tuan Nadim masih mengawasi gadis itu karena nyawa Cyra segalanya bagi Tuan Nadim.
Sama seperti Cyra, Tuan Nadim tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Walaupun saat ini permasalahan perusahaannya sudah bisa diatasi karena kesalahan teknis, walaupun begitu, peran Tuan Nadim tetap saja sangat dibutuhkan perhatiannya karena Tuan Nadim sebagai pemilik perusahaan itu sendiri.
"Huufff! Alhamdulillah, semuanya sudah bisa teratasi dengan baik." Lirih Tuan Nadim.
Tuan Nadim melirik ponselnya berharap Cyra menghubunginya, namun ponsel itu hanya berdering dari panggilan orang lain bukan Cyra.
"Apakah benar dia tidak mencintaiku? Apakah dia sengaja tidak ingin membiarkan aku tidak lagi terlibat dalam hidupnya? apakah aku saja yang menghubunginya? Tidak! Aku ingin tahu, apakah dia mencintai aku atau tidak. Lagi pula pasti di sana masih aman karena tidak ada laporan dari Tanos dan Rebo." Batin Tuan Nadim.
Cyra masih fokus mengendarai mobilnya, tidak di sangka ada mobil yang berjalan sejajar dengannya, mengeluarkan moncong pistol peredam suara hendak mengarahkan ke arah Cyra.
Insting Cyra yang sudah mulai terlatih untuk tetap waspada pada keadaan yang selalu mengancam dirinya di setiap saat, mengetahui kalau dirinya sedang di incar oleh mobil sebelahnya.
Cyra mempercepat laju kendaraannya, namun kendaraan disampingnya tetap mengimbangi kecepatan mobilnya Cyra.
"Silahkan tembak bajingan! Aku tahu kalian menginginkan nyawaku." Ujar Cyra yang sudah siap untuk membuat musuhnya terjebak.
Saat musuh itu sudah siap melepaskan tembakannya, Cyra tiba-tiba menginjak rem mobilnya secara mendadak, membuat tembakan itu malah mengarah ke mobil sebelahnya Cyra.
Sontak saja mobil yang disebelah Cyra tampak oleng karena sopirnya tertembak oleh peluru orang suruhan Fauzan.
Beruntunglah di belakang mobil CYRA ada mobil pengawal anak buahnya Cyra yang sigap menghindari mobil Cyra sehingga tidak terjadi tabrakan beruntun.
Mobil musuh itu langsung kabur tapi sudah di kejar oleh polisi yang mengetahui dari CCTV jalanan.
Nafas Cyra tersengal dengan tubuh gemetar saat bebas dari maut. Bagaimanapun juga, ia adalah manusia juga yang baru belajar mempertahankan diri dari serangan musuh dengan ilmu yang sudah ia pelajari dari suaminya sendiri.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Untung aku memiliki suami seperti Nadim yang mengajari aku banyak hal sehingga aku mampu melindungi diriku walaupun tanpa dirinya." Ujar Cyra bermonolog.
Kendaraan di sekitar mobil Cyra semuanya berhenti setelah melihat insiden penembakan itu. Kemacetan tidak dapat terelakkan saat itu. Cyra bersikap seperti biasanya walaupun saat ini ingin rasanya ia pingsan.
Dua pengawal suaminya menghampirinya dan menanyakan keadaannya.
Tok..tok.
Jendela mobil Cyra digedor oleh kedua anak buah suaminya. Cyra segera menurunkan kaca mobilnya.
"Nona Cyra! Apakah anda baik-baik saja?"
"Siapa kalian? bagaimana kalian mengetahui namaku?"
"Kami adalah pengawal anda yang ditugaskan oleh Tuan Nadim, suami anda nona."
Seketika Cyra merasa lega karena dia tidak dilepas begitu saja oleh suaminya.
"Alhamdulillah, aku baik-baik saja."
Ucap Cyra santun.
Polisi segera mengambil alih lalu lintas di jalanan itu, itu mangatasi kemacetan parah di siang itu.
...----------------...
Tuan Nadim tersentak mendengar kabar dari anak buahnya bahwa istrinya mendapat teror gelap dari orang yang tidak dikenal.
"Apakah istriku baik-baik saja?"
"Iya Tuan! Dia sangat hebat karena bisa menghindari tembakan itu dengan cara yang sangat elegan." Ujar Rebo seraya menceritakan kronologi peristiwa penembakan tadi siang.
"Benarkah? Tidak sia-sia aku mengajarinya." puji Tuan Nadim terlihat puas.
"Silahkan anda menghubunginya tuan! Saat ini dia sedang duduk sendirian di atas balkon kamarnya sedang menatap wajah rembulan." Ujar Rebo.
"Terimakasih!"
Tuan Nadim beralih menghubungi Cyra yang masih melamun di balkon kamarnya.
Cyra beringsut dari tempatnya berbaring dan melihat nama panggilan video call di layar ponselnya.
"Nadim...! Serunya menahan binar diwajahnya.
"Hai cantik!" Sapa Tuan Nadim setelah mengucapkan salam pada Cyra.
"Hai Nadim!"
"Aku dengar kamu mengalami..?"
"Apakah kamu hanya ingin mengetahui keadaanku saja?" sambar Cyra yang tidak suka Tuan Nadim kebanyakan basa-basi.
"Tidak sayang! Aku menelepon mu karena merindukanmu juga. Apakah kamu sedang merindukan aku saat ini?"
"Entahlah!" Acuh Cyra membuat Tuan Nadim harus menahan diri untuk tidak marah pada Cyra.
"Apakah aku kurang tampan sehingga kamu menatap rembulan itu terus menerus?"
"Hanya rembulan yang selalu setia menemani kesepian ku tanpa mengeluh." Sindir Cyra.
"Apakah kamu membutuhkan aku ada di sisimu?"
"Tidak! Aku bisa mengatasi kesepian ku sendiri. Tidak usah mencemaskan aku. Tanpa kamu aku bisa menjaga diriku sendiri." Ucap Cyra dengan angkuh hati.
"Baiklah. Kalau begitu aku tutup telepon dulu kalau kamu baik-baik saja." Tuan Nadim tidak sabar juga dengan sikap Cyra yang terlihat cuek tapi butuh.
Cyra hendak mematikan sambungan itu, namun jarinya terhenti di udara ketika melihat seorang wanita memeluk tubuh Tuan Nadim dari belakang.
"Kau selingkuh?" Teriak Cyra syok.
Sementara Tuan Nadim juga sangat kaget saat melihat wajah wanita cantik yang merupakan gadis pilihan orangtuanya yang akan dijodohkan dengannya.
Ia segera menutup telepon dari Cyra karena tidak ingin membuat gadis itu mengamuk dengannya karena salah paham.
Tuan Nadim mendorong tubuh Ghita hingga membuat gadis ini jatuh terjerembab ke lantai.
"Apa-apaan kamu Nadim?" Teriak Ghita kesal.
"Ada apa denganmu? datang-datang memelukku diam-diam?"
"Bukankah kita ini adalah sepasang kekasih yang nanti juga akan menikah?"
"Cih! Kapan aku mengakuinya kalau kamu adalah kekasihku? Kita belum bertunangan dan aku tidak pernah menganggap kamu adalah calon istriku. Lagi pula aku sudah menikah."
Deggggg...
"Apakah dengan gadis gila itu yang selama ini kamu rawat?"
"Jaga bicaramu Ghita! Istriku tidak gila tapi dia dibuat jadi gila dan sekarang dia sudah sembuh."
"Nadim! Aku tahu kamu hanya empati pada gadis itu saja bukan?"
"Justru aku sangat mencintainya, Ghita. Empati adalah bagian dari strategi ku untuk mendapatkan dirinya dan aku akan melakukan apa saja untuk wanitaku."
"Aku dengar kalau dia tidak mencintaimu, kamu saja yang terlalu berharap pada gadis itu."
Sindir Ghita sinis.
Tuan Nadim menggiring tubuh Ghita untuk keluar dari kamarnya.
"Dengar! Kamar ini adalah tempat privasi antara aku dan istriku dan kau haram menginjak kamarku, bodoh!"
Brakkk...
Tuan Nadim membanting pintu kamarnya hingga membuat Ghita terperanjat.
Sementara itu Cyra yang sedang terbakar cemburu mengamuk di kamarnya saat mengetahui kalau suaminya selingkuh. Ia segara mengirim pesan singkat pada Tuan Nadim dengan perkataan yang sangat menyakitkan.
"Mari kita bercerai Nadim!"
Deggggg..
Tuan Nadim terhenyak membaca pesan dari istrinya Cyra.
"Kenapa gadis ini selalu saja membuat keputusan sendiri tanpa mengkonfirmasi dulu kebenarannya kepadaku." Umpat Tuan Nadim kesal.
Tuan Nadim melampiaskan amarahnya kepada Ghita yang membuat Cyra dan dirinya akhirnya bertengkar.
"Ghita!" Cegah Tuan Nadim.
Ghita tersenyum penuh kemenangan. Dia merasa bahwa saat ini Tuan Nadim sangat membutuhkan dirinya.
Ghita membalikkan tubuhnya. Saat ia baru memposisikan dirinya melihat kedatangan Tuan Nadim, suami dari Cyra ini langsung menampar pipi nya membuat ia sangat syok.
"Nadim!"
"Sekali lagi kau datang mengganggu hidupku, aku tidak akan segan untuk membunuh dirimu!" Ancam Tuan Nadim terlihat sangat serius membuat Ghita merasakan saat ini ia sedang berada di tiang gantungan untuk di eksekusi.
"Cih!" Apa bagusnya gadis itu dibandingkan denganku? Dia saja sudah tidak bisa di andalkan untuk jadi seorang istri, apa lagi menjadi seorang ibu untuk anakmu kelak. Bisa-bisa kamu akan memiliki anak yang akan mengalami sakit jiwa juga."
Ucap Ghita mengutuk keturunan Tuan Nadim.
Ghita segera meninggalkan kediaman Tuan Nadim dengan perasaan kesal. Sepanjang jalan ia terus mencaci maki Cyra. Dan berniat mengadukan Cyra pada kedua orangtuanya Tuan Nadim.
"Kita lihat saja nanti Tuan Nadim, apakah kedua orangtuamu Sudi memiliki menantu gila ditengah keluargamu." Ujar Ghita sambil menyetir mobilnya.
Sementara itu, Tuan Nadim mencoba untuk menghubungi lagi Cyra, namun gadis ini tidak lagi respek dengan suaminya.
"Ya Allah! Kenapa di saat aku sudah mendapatkan kepercayaan istriku, ada saja ujian yang datang padaku?" Ujar Tuan Nadim yang masih geram dengan Ghita.
Sementara itu di Jakarta Cyra mematikan ponselnya dan mencoba melakukan senam yoga untuk menenangkan pikirannya.
Ia ingin sekali keluar rumah tapi pasti akan di cegah oleh anak buahnya Tuan Nadim.
"Apakah hubungan kami ini perlu diteruskan atau hanya cukup sampai di sini saja. Ah, mungkin sebaiknya kami bercerai dari pada ke depannya kami akan sering berantem karena hadirnya orang ketiga dalam pernikahan kami."
Ujar Cyra lalu melakukan gerakan yoga untuk mengusir SETRESS.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Osie
hadeehh cyra makanya jgn jual mahal..giliran nongol pelakor ngamuk dah...kalu g cinta ngapain marah cyra..
2022-11-12
1
saljutantaloe
kurang suka sama sifat nya cyra
2022-11-12
1
dina
aduh jgn cerai donk ...
2022-11-12
1