Setibanya di Kanada, tuan Nadim membawa Cyra ke desanya yaitu Alberta salah satu desa terindah di Canada.
Tuan Nadim membawa Cyra ke Canada setelah menikahi gadis itu. Kini Cyra resmi menjadi istrinya karena tuan Nadim yang mengurus sendiri Cyra yang masih terganggu jiwanya.
Atas pertimbangan untuk mengurus CYRA, salah satu kyai yang ada di Jakarta mau menikahkan keduanya.
Kini Cyra sudah berada di kediaman Tuan Nadim di villa kecilnya di desa tersebut. Tuan Nadim tidak kuatir lagi mengurus tubuh gadis ini karena sudah menjadi suami sahnya walaupun belum nikah secara negara.
"Sayang! Aku tahu kamu belum mengingat apapun tentang dirimu dan juga masalalu mu, namun aku berharap suatu saat nanti kita bisa buat kesepakatan, jika kamu sudah ingat tentang dirimu, kamu boleh minta cerai dariku.
Untuk itu, aku akan tetap menjagamu tanpa menyentuh tubuhmu secara intim kecuali mencium mu, tidak apakan, sayang?" Ujar Tuan Nadim saat mendadani Cyra.
Rambut panjang Cyra di gulung ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang sangat mulus saat ini.
Wajah Cyra tidak lagi terlihat lebam setelah melewati beberapa tahap pengobatan. Tuan Nadim juga memanggil dokter kecantikan untuk merawat wajah dan tubuh Cyra agar kembali lagi seperti semula seperti yang ada di dalam foto gadis ini.
Kini penampilan Cyra lebih segar dan sangat cantik walaupun ingatnya belum begitu pulih.
Ada sekitar empat orang pelayan yang bekerja di villa tuan Nadim. Ada juga tiga orang anak buahnya tuan Nadim yang juga merupakan detektif yang saat ini sedang mengawasi pasangan itu.
Saat ini yang menjadi ujian terberat tuan Nadim adalah saat memandikan Cyra dan memakaikan pakaian dalam gadis ini. Ia harus melihat aset milik Cyra yang selalu merangsang birahinya.
"CYRA! Kamu harus belajar mandi dan memakai sendiri pakaian dalam milikmu. Aku tidak selamanya ada di sampingmu karena banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Apakah kamu mengerti?"
Tanya tuan Nadim sambil keramas rambut panjangnya Cyra. Gadis ini sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh tuan Nadim padanya. Ia hanya sibuk mengusap perut sixpack milik suaminya dengan ujung jari lentiknya seakan sedang menghitung susunan roti sobek yang ada di perut tuan Nadim.
"Itu geli sayang! Sama saja kamu merangsang ku." Ujar tuan Nadim namun ditanggapi dingin oleh Cyra.
Tuan Nadim membalut tubuh Cyra dengan handuk dan juga kepalanya yang dililit dengan handuk kecil. Keduanya keluar dari kamar mandi menuju ruang walk in closet.
"Ini adalah handbody untuk wanita. Aromanya vanilla segar. Sekarang kamu cium aromanya." Ucap tuan Nadim seraya mendekatkan botol hand body itu ke penciuman Cyra.
Sepertinya Cyra tidak tertarik dengan aroma itu. Ia malah mengambil parfum milik tuan Nadim lalu diendus nya lebih dalam dan ternyata wanginya sama yang dipakai oleh tuan Nadim di tubuh kekar pria ini.
Cyra lebih tergila-gila pada parfum tuan Nadim dari pada handbody itu.
"Apakah kamu suka parfum ini? Tapi ini untuk aku bukan untukmu. Lebih baik kamu pakai handbody saja."
Wajah Cyra terlihat kesal karena ia tidak suka dengan aroma itu untuk di pakai ke tubuhnya. Ia lebih suka parfum milik tuan Nadim.
"Baiklah terserah kamu saja maunya seperti apa. Tapi jangan dipakai di tubuh kamu ya sayang?"
Cyra hanya asyik dengan mainan barunya. Ia bergantian mencium parfum itu dan mencium tubuh Tuan Nadim.
Tuan Nadim merasa ia sedang bermain dengan anak kecil. Tingkah Cyra yang konyol mampu menghibur dirinya.
"Sebentar ya sayang ada telepon masuk!"
Drettt...
Tuan Nadim segera menerima panggilan dari anak buahnya.
"Ada apa..?"
"Ada masalah besar bos."
"Katakan saja! aku mendengar mu." Ujar tuan Nadim sambil membelai punggung istrinya yang sedari tadi selalu membelit pinggangnya.
"Bisa keluar sebentar bos?" Aku ada di halaman villa bos."
"Baiklah. Aku akan segera menemuimu. Tunggu aku lima
menit lagi!"
Tuan Nadim menyiapkan pakaian dalam Cyra dan juga dress longgar untuk gadis itu.
"Cyra! Aku harap kamu bisa memakai pakaianmu sendiri karena aku sudah sering mengajarimu. Nanti kalau aku balik kamu sudah rapi.
Kamu mengerti sayang?" Ujar tuan Nadim sambil memberikan botol parfum miliknya agar Cyra mencium aroma itu sebagai pengganti wangi tubuhnya.
Cyra hanya mengambil botol parfum itu dari tangan suaminya. Tuan Nadim segera menemui anak buahnya yang ingin membicarakan hal penting dengannya.
Alih-alih menuruti permintaan suaminya, Cyra malah menyemprotkan parfum itu di setiap sudut walk in closet. Aroma mint di kamar ganti itu makin menyengat.
puas menyemprotkan ruang ganti, kini ia beralih mengambil handbody pemberian suaminya dan menyemprotkan di lantai hingga lantai itu penuh dengan cairan handbody dengan aroma vanilla yang menyebar satu kamar itu.
Usai mengeluarkan isi handbody itu, Cyra duduk di pinggir tempat tidur sambil memegang botol parfum milik suaminya.
Ia menghirup parfum itu sambil tiduran di atas kasur.
Sementara itu, di luar sana, tuan Nadim nampak serius mendengarkan penjelasan anak buahnya tentang kasus Cyra.
"Baiklah. Aku mengandalkan kalian untuk menjaga kerahasiaan istriku sampai ia sendiri sembuh dari sakitnya. Dan jangan pernah berhubungan dengan ibunya istriku nyonya Cicilia.
Jika ia meminta kalian menyelidiki kematian putrinya, tolak saja, kalian mengerti?" Tanya tuan Nadim sambil memegang salah satu pundak Martin.
"Baik tuan. Kami akan menjaga identitas istri anda agar tidak terendus jaringan intelijen." Ujar Martin.
"Terimakasih. Kembali lagi ke tugas kalian. Aku ingin menemui istriku."
Ujar tuan Nadim sambil berlari ke kamarnya karena sudah meninggalkan Cyra terlalu lama.
Pintu kamar itu dibuka perlahan oleh tuan Nadim dan betapa terkejutnya tuan Nadim saat mencium aroma pekat bau handbody dan parfumnya begitu kuat menusuk hidungnya.
Cyra melihat suaminya datang langsung berlari menghampiri suaminya tanpa mempedulikan lantai kamar mereka penuh dengan cairan handbody.
"Cyra! Hati-hati!"
Teriak tuan Nadim syok. Baru saja mengingatkan istrinya itu, tiba-tiba saja Cyra jatuh telentang karena licinnya lantai membuat handuk yang di pakainya terlepas dan paha mulus dengan kaki jenjang itu terbuka lebar hingga memperlihatkan sekuntum mawar indah yang belum terjamah oleh suami pertamanya itu.
Tuan Nadim segera menutup pintu kamarnya dan menyaksikan pemandangan indah itu dengan tubuh bergetar hebat. Ia menelan salivanya dengan gugup hingga tidak bisa berpaling dari tempat keramat itu.
"Aghht!"
Cyra meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang sempat terbentur lantai.
Mendengar keluhan Cyra, tuan Nadim berjalan hati-hati menghampiri istrinya untuk membantu gadis itu berdiri.
"Astaga Cyra! Kenapa jadi berantakan seperti ini? Dan kenapa kamu tidak mau pakai baju sayang."
Tuan Nadim menuntun istrinya ke tempat tidur.
"Aku juga bisa ikut gila Cyra. Melihat tubuhmu saja, kamu sudah menyiksaku apalagi melihat aset mu dengan posisi terbuka, itu lebih parah tersiksanya dari pada sakau yang kamu alami. Sekarang milikku sudah tegang setara dengan listrik bertegangan tinggi.
Bagaimana aku bisa menyalurkan hasratku padamu kalau kamu sendiri masih seperti ini." Ujar tuan Nadim seraya menyelimuti tubuh istrinya yang polos itu.
Seperti biasa Cyra membelit kan tangannya pada pinggang sang suami dan mencium aroma tubuh di dada bidang suaminya karena tempat itu membuatnya merasa nyaman.
"Lebih baik kamu tidur sayang, supaya aku bisa membereskan kekacauan yang kamu buat ini.
Jika meminta tolong pada pelayan, mereka akan diam-diam menggunjing kamu di belakangku dan itu sangat membuatku murka.
Bisa-bisa aku akan memecat mereka semua." Ujar tuan Nadim sambil mengusap punggung Cyra yang sudah mulai mengantuk.
Setelah memastikan Cyra tidur pulas, tuan Nadim segera bangkit untuk membersihkan sendiri kamarnya dari cairan handbody yang berantakan ke sembarang tempat.
"CYRA! Apakah aku sedang jatuh cinta padamu saat ini ataukah ini hanya sebuah obsesi?" Batin tuan Nadim sambil mengepel lantai kamarnya.
Walaupun pertanyaan serupa berulangkali ia ajukan kepada pikirannya sendiri, namun ia belum bisa menjawabnya.
Sekarang Cyra tidur tidak menggunakan baju. Tubuh polos itu kini kembali terekspos dengan kaki jenjang terbuka lebar.
Tuan Nadim duduk di bawah kaki sang istri sambil menikmati bunga mawar yang merekah indah itu.
Ingin sekali ia menyentuh dengan bibirnya namun ia tidak tega pada Cyra yang masih lupa akan dirinya.
"Sudahlah Nadim! Ingatlah dia belum waras, apakah kamu tega mengambil kesempatan untuk memuaskannya dirimu sendiri?" Ujar Tuan Nadim sedang berperang dengan batinnya sendiri.
Mau tidak mau ia hanya bisa bersolo karir untuk melepaskan kesengsaraan nya sambil menikmati pemandangan indah dari tubuh sang bidadari nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Osie
sabaaarr tuan nadim..bakal ada saatnya ena ena sm cyra...hahahaa...cyra jgn kelamaan streess yaa
2022-11-06
1