7. Penyelidikan !

Kasus kematian Cyra menjadi viral di kalangan masyarakat. Pasalnya jenasah Cyra tidak ditemukan di tempat terjadinya kebakaran di rumah sakit itu. Kematiannya benar-benar sangat misterius.

Nyonya Cicilia tidak begitu merespon kesedihan yang diperlihatkan menantunya Fauzan karena lelaki itulah yang menginginkan kematian putrinya.

Ia ingin menemukan putrinya terlebih dahulu, baru bisa menuntut Fauzan secara hukum pada Fauzan dan istri barunya.

"Aku tidak peduli dengan bayaran tinggi yang kamu minta tuan Nadim karena bagiku keselamatan Putriku lebih utama saat ini.

Aku akan mentransfer uang mukanya sebagai bayaran awal dan sisanya kalau putriku sudah ditemukan."

Pinta nyonya Cecilia diakhir pembicaraannya di telepon dengan Tuan Nadim yang tidak ingin bertemu langsung dengan kliennya.

Tuan Nadim tidak menanggapi perkataan kliennya sebelum target sudah ditemukan olehnya.

Ia membuka pesan email dari nyonya Cecilia berupa data pribadi putrinya dengan ciri-ciri fisik yang mudah dikenali dan foto gadis itu.

Tuan Nadim menarik sudut bibirnya dengan senyum samar sambil mengejek wanita yang menjadi target penyelidikannya.

"Apakah kecantikan dan uang yang kamu miliki tidak bisa membuatmu menjadi wanita kuat untuk mengirim mantan suamimu itu ke neraka?" Ledek tuan Nadim.

Ia mulai mempelajari tentang targetnya mulai dari gadis itu berpacaran dengan Fauzan hingga gadis itu menghilang dari rumah sakit jiwa yang sudah terbakar satu bulan yang lalu.

Tuan Nadim segera berangkat ke Indonesia dan menyamar sebagai apa saja yang bisa mendekatkan dirinya dengan berapa orang hanya untuk mendapatkan informasi tentang CYRA.

Rupanya dalam penyelidikan yang dilakukan oleh tuan Nadim tidak berjalan mulus sesuai dengan ekspektasinya. Orang lebih memilih menutup mulutnya daripada berurusan dengan gadis itu.

Sudah hampir dua bulan, Tuan Nadim berada di kota Jakarta hanya untuk mencari tahu kematian sang wanita yang saat ini ia masih selidiki.

"Sepertinya gadis itu tidak tewas seperti yang diberitakan oleh media. Mungkin saja saat ini, ia disekap di suatu tempat dan ini yang sedang aku selidiki."

Tuan Nadim melingkari nama-nama orang yang berkaitan dengan hilangnya Cyra. Mulai dari Fauzan, Elsa, nyonya Widia, dokter Hendro dan dua suster yang merupakan kaki tangannya dokter Hendro.

Kecurigaannya di perkecil pada tiga orang yang lebih punya kepentingan untuk menyekap Cyra.

"Fauzan tidak akan mengotori tangannya sendiri untuk membunuh mantan istrinya sendiri apalagi Keluarga tirinya Cyra tidak bisa berurusan dengan Cyra karena secara finansial mereka tidak mampu membayar orang untuk menyekap Cyra." Gumam Tuan Nadim lirih.

Malam itu Tuan Nadim merasa bosan berada di apartemennya. Entah mengapa ia menjadi sulit tidur malam itu.

Tuan Nadim mengambil jaket kulit miliknya hendak menuju klub malam yang masih buka di jam satu pagi.

Hingar bingar musik menggema di dalam klub itu dengan beberapa pengunjung yang turun ke lantai disko menikmati musik yang dimainkan oleh DJ klub tersebut.

Manik coklat itu memindai setiap wajah yang berada di dalam klub itu ingin mencari sosok yang mungkin ingin ia temui.

"Mungkin saja seseorang memanfaatkan gadis itu untuk menjadikan Cyra seorang wanita penghibur untuk lelaki hidung belang." Pikirnya.

Beberapa kali ia meneliti wajah satu persatu gadis di dalam sana namun ia tidak menemukan sosok Cyra sama sekali.

Setelah menghabiskan beberapa cangkir wine, tuan Nadim keluar dari klub itu dan memutuskan untuk pulang ke apartemennya karena sudah hampir pukul tiga pagi.

Tuan Nadim tidak pernah minum sampai mabuk. Ia hanya ingin menghilangkan setress nya saja dengan meneguk minuman beralkohol itu.

Jam tiga dini hari, gerimis mulai menyapa bumi namun langit di atas sana seakan sedang berpesta ria mengeluarkan dentuman Guntur memekakkan telinga.

Kilat menyambar diiringi petir yang saling menautkan rupanya di berbagai sisi langit seakan memperlihatkan amarahnya pada penghuni bumi.

Dari rintikan gerimis itu berubah menjadi butiran yang cukup besar menerjang bumi seakan menumpahkan berton-ton galon air dari atas langit.

Tuan Nadim tampak santai membawa mobilnya walaupun hujan deras membuat pandangan matanya sedikit kabur.

Dreetttt...

Bunyi panggilan masuk pada ponselnya. Tuan Nadim melirik ponsel yang ada di samping jok mobilnya yang ternyata adalah nyonya Cicilia yang melakukan panggilan dari Canada.

Tuan Nadim menggapai ponselnya tanpa melihat jalan di depannya karena jalanan Jakarta nampak lengang pagi dini hari itu.

Braaakkk..!"

Tuan Nadim tersentak mendengar bunyi yang cukup keras di depan mobilnya.

"Astaga! Apakah aku menabrak seseorang..?"

Tuan Nadim segera mengambil payung dan melihat siapa yang sudah ia tabrak.

Seorang wanita dengan dress-nya terlihat terkoyak di beberapa sisinya dengan tubuh telungkup.

"Apakah dia mati?"

Tuan Nadim membalikkan tubuh gadis itu dan melihat wajah cantik dengan beberapa memar yang terdapat di wajah gadis itu yang tersiram air hujan. Manik coklat itu menyipitkan matanya kala mengenali sosok gadis yang selama ini ia cari.

"Astaga! Bukankah dia gadis itu?" Tuan Nadim segera menutup payungnya karena hujan malam itu membawa serta angin yang berhembus kencang ke arah mereka. Ia rela tubuhnya ikut basah di guyur hujan karena ingin mengangkat tubuh Cyra.

Tuan Nadim membuka pintu mobil bagian belakang untuk membaringkan tubuh CYRA.

Ia segera melajukan lagi mobilnya menuju apartemen tanpa ingin membawa Cyra ke rumah sakit.

Walaupun perasaannya tegang telah menabrak Cyra namun hatinya saat ini sangat senang karena bisa bertemu Cyra dengan cara yang tidak di sangka-sangka.

"Akhirnya kau datang sendiri padaku Baby!"

Ujar tuan Nadim sambil menambahkan kecepatan mobilnya agar segera tiba di apartemennya untuk mengetahui kondisi Cyra.

"Ya Tuhan! Aku harap gadis ini tidak mati." Gumamnya penuh harap.

Sementara di tempat kejadian di mana, tuan Nadim menabrak Cyra, datanglah beberapa orang anak buahnya dokter Hendro mencari tahu keberadaan Cyra.

Mereka menepikan mobilnya sambil melihat di sekitarnya karena di situ banyak terdapat pohon besar yang mungkin Cyra bersembunyi.

"Cari gadis itu sampai ketemu! Dia tidak akan mungkin pergi jauh karena keadaan tubuhnya sangat lemah." Titah dokter Hendro pada anak buahnya.

"Apakah mungkin ada mobil yang melintas di sepanjang jalan ini dan menolong gadis itu Tuan?"

"Dasar goblok! sejak tadi tidak ada mobil yang melintas di sini. Andaikan ada, tidak ada yang mau menolong gadis yang berpenampilan seperti orang gila itu." Ujar tuan Hendro dengan penuh keyakinan.

Anak buahnya dokter Hendro kembali tersebar di daerah tersebut dengan mencari Cyra yang mungkin saja bersembunyi di taman yang ada di sepanjang jalan itu.

Beberapa anak buahnya melihat ada pohon yang bergerak dengan sosok yang mengenakan baju putih mengendap di balik pohon itu.

Ketika keduanya memberikan isyarat untuk menyergap orang yang mereka curigai adalah CYRA. Dan ternyata...

"Kena kau!"

"Wahhh ..si ganteng! Oh suamiku, apakah kamu mencariku sayang?" Ucap wanita gila itu sambil memperlihatkan wajah dekilnya dengan giginya yang menghitam.

Wanita gila itu mencengkram salah satu anak buahnya dokter Hendro dan hendak mencium Agus yang berteriak ketakutan untuk bisa melepaskan diri dari pelukan wanita gila yang sedang duduk di taman itu.

"Roniii! Tolong aku! selamatkan aku dari wanita gila ini." Pinta Agus ketakutan.

"Sekalian saja kau bawa wanita gila itu ke dokter Hendro daripada tidak bisa menemukan si cantik itu."

Ujar Roni dengan logat Bataknya sambil cekikikan melihat temannya dalam cengkeraman wanita gila itu.

Sebelumnya, Dokter Hendro menemukan Cyra di sebuah kedai makanan yang ada di kota Bogor.

Saat gadis itu sudah menyelesaikan makanannya, tiba-tiba saja dua orang anak buahnya dokter Hendro langsung membekuk kedua tangannya.

Cyra yang ingin berteriak sudah disuntik obat bius oleh dokter Hendro agar tidak memancing publik untuk menolong Cyra.

"Hei! apa yang kalian lakukan kepada gadis itu?"

Tanya pemilik kedai makanan itu.

"Dia adalah salah satu pasien rumah sakit jiwa yang di Jakarta. Dia bisa lolos dari kebakaran tiga bulan yang lalu. Keluarga meminta kami agar bisa menemukan lagi gadis ini."

Ujar dokter Hendro mencari alasan kuat agar bisa dipercayai oleh pemilik kedai itu.

"Tapi, tadi dia pesan makanan dengan membaca setiap menu terlihat normal dan tidak ada menunjukkan sikapnya terlihat seperti orang gila." Protes pemilik kedai itu.

"Ya begitulah pak orang gila. Kadang dia ingat dirinya, kadang dia lupa pada dirinya sendiri. Untung dia tidak kambuh saat ini, kalau tidak ia pasti sudah menghancurkan tempat bapak ini." Ucap dokter Hendro makin meyakinkan pemilik kedai itu.

"Ya sudah, kalau begitu bawa gadis itu!" Ucapnya tanpa ingin kepo lagi pada dokter Hendro.

Dokter Hendro bernafas lega akhirnya ia bisa membawa pulang lagi Cyra dan menyekap Cyra di rumah pribadinya seperti binatang.

Ia tidak ingin Fauzan sampai mengetahui keadaan Cyra yang masih hidup saat ini kalau ingin mendapatkan bayaran penuh dari bos baru kaya itu.

Terpopuler

Comments

Osie

Osie

nadim calon jodoh cyra..i hope

2022-11-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!