5. TERLAMBAT

Dokter Panji sedang memeriksa keadaan Cyra. Namun dokter Hendro dan dua Suster kepercayaannya mencegah dokter Panji untuk menangani pasien Cyra karena di bawah pengawasan mereka.

Cek..lek..

Pintu itu di buka dengan kasar oleh dokter Hendro yang tidak ingin dokter Panji ikut campur mengurusi pasiennya.

"Dia bukan urusan kamu. Serahkan dia padaku!" Ujar dokter Hendro.

"Ada apa denganmu..? semua pasien di sini adalah di bawah kendali rumah sakit ini. Jadi dokter siapapun yang bekerja di sini boleh menanganinya." Ujar Dokter Panji sengit.

"Khusus untuk pasien ini, dia bukan wewenang mu. Biarkan aku yang mengurusnya. Suster Susy! bawa gadis ini ke ruangan ku!" Titah dokter Hendro.

"Apa-apaan kamu? tindakan kamu ini sangat mencurigakan. Apakah pasien ini hasil dari konspirasi antara kamu dan keluarganya, hah?" Tuduh dokter Panji tanpa basa-basi.

"Terserah apa katamu dan aku tidak mau keluarganya menuntut ku karena tidak menjaganya dengan baik di sini."

Dokter Hendro menggendong tubuh Cyra keluar dari klinik dokter Panji.

Merasa tidak punya wewenang, dokter Panji akhirnya mengalah. Kecurigaannya makin bertambah di kala pamannya saat ini sedang menyembunyikan sesuatu yang harus ia selidiki permainan kotor sang paman dengan keluarga bersangkutan.

Tiba di kamar pasien Cyra, gadis ini kembali melihat tiga wajah yang sangat ia kenal, yang setiap saat memberinya suntikan narkoba pada tubuhnya.

"Lepaskan aku! Aku mohon jangan suntik lagi obat itu! Aku akan membayar kalian lebih besar daripada suamiku membayar kalian. Tolong keluar aku dari sini!" Pinta Cyra sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Saat ini kami tidak akan membuatmu fly karena suamimu ingin bertemu denganmu. Mungkin ada penawaran yang menarik darinya untukmu jadi bersiaplah menyambutnya jika kamu ingin bebas dari sini!"

Ujar dokter Hendro lalu keluar dari kamar Cyra bersama kaki tangannya.

Cyra menarik nafas lega karena dirinya tidak lagi dijejali narkoba. Tapi ia merasa sebelumnya sedang berada di kamar lain dengan seorang lelaki tapi ia lupa pada lelaki itu.

Sebelum Cyra di bawa lagi ke kamarnya oleh dokter Hendro, Panji sudah lebih dulu menyuntikkan gadis ini obat penawar racun narkoba agar Cyra tidak merasa sakau dengan obat tersebut walaupun dokter Panji belum mengetahui penyebab pasti yang dialami oleh Cyra.

Tapi melihat gejala pada tubuh Cyra ia merasa bahwa gadis ini sudah diberikan suntikan narkoba agar kesadaran Cyra tidak seutuhnya mengingat siapa dirinya.

Beberapa saat kemudian, suami dan saudara tirinya menemui Cyra yang sedang duduk sambil memangku kepalanya pada lututnya.

"Apa kabar Cyra!"

Sapa Fauzan menghampiri Cyra yang lagi termenung.

Cyra menatap wajah suaminya dengan menahan amarahnya. Ia ingin mengetahui niat busuk dari lelaki bajingan ini padanya.

"Sayang! Apakah kamu ingin keluar dari sini, hmm?" Tangan Fauzan hendak mengusap kepala Cyra namun ditepis Cyra dengan kasar.

"Jauhkan tangan kotormu dariku dan katakan apa yang kamu inginkan dariku bajingan!" Ujar Cyra sengit.

"Ho...hoo..ho..!"

Tawanya setengah meledek istrinya yang saat ini memandangnya dengan jijik.

"Ternyata kamu sangat pengertian sayang. Kamu tahu apa yang aku mau. Baiklah aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku. Lagi pula percuma aku harus basa basi denganmu."

"Cepat katakan lalu pergi dari sini!" Usir Cyra karena tidak suka dengan kehadiran Fauzan di hadapannya.

"Aku ingin kamu menandatangani surat pernyataan ini bahwa kamu menyerahkan semua harta dan perusahaanmu untukku dan tandatangani juga surat perceraian kita agar kamu bisa segera bebas dari sini."

Ujar Fauzan seraya menyerahkan berkas yang harus ditandatangani oleh istrinya Cyra.

"Kamu kira aku percaya dengan kata-kata manis mu itu, hah? Kau tidak lebih dari seorang maling yang sedang menunggu pemiliknya lengah, kamu akan umbar apa saja yang menjadi niatmu demi memenuhi ambisi mu."

Ujar Cyra ditanggapi dingin oleh Fauzan.

Cyra mengambil pena dari tangan Fauzan lalu membubuhi tandatangan miliknya pada surat kuasa yang sudah dirancang sedemikian rupa dalam pemindahan kekuasaan perusahaan atas nama dirinya.

"Dasar lelaki bodoh! Kau memintaku menandatangani surat pernyataan ini disaat aku di klaim sakit jiwa, mana mungkin di anggap sah secara hukum?" Batin Cyra.

Ia dengan senang hati melakukannya untuk suaminya karena pernyataan itu tidak akan dianggap valid oleh negara.

Fauzan tersenyum penuh kemenangan saat karena sudah mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Gadis pintar!" Puji Fauzan sambil terkekeh.

"Aku terlambat menyadari bahwa monster sepertimu hanya bisa mengincar hartaku saja. Ternyata kau tidak lebih dari pengemis jalanan yang lebih rendah martabatnya karena mendapatkan harta haram dengan menipuku." Decih Cyra menohok.

"Sayang! apakah kamu tidak tahu permainan hidup yang memiliki prinsip hidup di mana yang lebih kuat dialah yang akan meraih kemenangan secara sempurna, Cyra.

Sebentar lagi aku akan membebaskanmu dari sini dan terimakasih untuk semuanya Cyra. Selamat sayang karena sebentar lagi kamu akan menjadi seorang gembel!"

Ucap Fauzan sambil tertawa ngakak keluar dari kamar Cyra.

"Oh iya aku lupa mengatakan kepadamu bahwa aku sudah menikahi saudara tirimu Elsa. Ternyata dia bukan hanya cantik dan se*si, tapi dia sangat menggairahkan yang membuatku tergila-gila kepadanya. Aku harap kamu tidak cemburu kepadanya, Cyra!"

Fauzan sengaja memanasi Cyra dengan memuji istri barunya.

"Cih! Sampah sepertimu, bahkan tidak pantas aku tangisi karena sudah berbagi dirimu dengan perempuan jal*Ng itu, Justru aku berterimakasih kepada Tuhan yang telah memperlihatkan siapa kamu sesungguhnya, Fauzan.

Lelaki kere yang hanya memanfaatkan ketampanannya hanya untuk mendapatkan harta milik orang lain, lantas apa bedanya kamu dengan monyet?" Ujar Cyra dengan sarkas.

"Terserah luapkan perasaanmu sayang! karena apapun yang kamu katakan kepadaku tidak akan membuatku sakit hati. Kamu tahu kenapa karena penawar sakit hati itu adalah kebahagiaanku bisa memiliki apa yang kamu punya saat ini."

"Dasar bodoh! Tandatangan ku saja tidak sesuai dengan aslinya bagaimana bisa kamu mendapatkan harta kekayaan milikku.

Hanya tandatangan surat perceraian itu yang bisa membebaskan aku dari lelaki terkutuk sepertimu." Umpat Cyra berdecih menatap pergi sang suami yang tidak tahu diri.

Dokter Hendro yang sudah menunggu Fauzan di ruang kerjanya nampak gelisah.

Ia berharap apa yang direncanakan Fauzan untuk mendapatkan paraf dari istrinya itu berhasil.

Ketika pintu ruang kerjanya dibuka Fauzan, ia langsung menanyakan hasilnya.

"Semuanya sudah beres dokter. Lakukan secepatnya untuk bisa menyingkirkan gadis itu. Kamu sudah mengetahui maksud aku bukan, dokter?"

"Baik tuan Fauzan! Aku akan segera melaksanakan titah mu." Ujar dokter Hendro.

"Setelah kamu bisa menghilangkan nyawa gadis itu, aku akan mengirimkan bagian mu sesuai dengan hasil kerjamu."

"Baik Tuan Fauzan. Terimakasih kemurahan hati tuan!"

"Kalau begitu aku akan segera menemui pengacaraku untuk mengurus proses perpindahan pengalihan kekuasaan perusahaan milik Cyra menjadi milikku."

"Silahkan tuan Fauzan! Hati-hati di jalan! Ujar dokter Hendro sambil membungkukkan sedikit badannya layaknya seperti penjilat.

Sementara itu dokter Panji sedang menunggu hasil lab milik Cyra melalui sampel darah yang ia kirim.

Sahabatnya yang bekerja di lab rumah sakit lain yang ada di Jakarta itu memberikan hasil laporan itu pada dokter Panji.

"Bagaimana hasilnya?"

Tanya dokter Panji buru-buru pada temannya yang hanya mengangkat kedua bahunya.

"Semuanya yang kamu tanyakan ada jawabannya di dalam hasil laporan ini. Semuanya sudah teruji secara klinis. Dan apa yang di lakukan oleh pamanmu akan membuat gadis itu bisa terbunuh." Ucap temanya itu yang bernama dokter Rahil.

Dokter Panji sengaja menemui dokter Rahil jika sudah menyangkut nyawa orang lain yang sudah terancam jiwanya.

Betapa kagetnya dokter Panji ketika membaca hasil lab itu yang menyatakan di dalam darah Cyra mengandung zat narkoba yang sudah melebihi takaran.

"Selamatkan gadis itu dokter Panji dan bawa bukti hasil ini ke kantor polisi supaya paman anda dokter Hendro dan kedua Suster itu segera ditangkap karena sudah memberikan obat terlarang itu melebihi dosis yang dibutuhkan pasien." Ujar dokter Rahil.

"Kurangajar kau Hendro! Aku tidak peduli kamu pamanku atau tidak. Tapi, yang jelas aku akan membuat perhitungan denganmu. Kali ini kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu.

Aku akan melaporkan kepada ayahku untuk mengeluarkan mu dari rumah sakit itu."

Dokter Panji segera pamit pada sahabatnya dan langsung menuju ke rumah sakit jiwa milik keluarganya.

Rupanya, dokter Hendro bersama dua Susternya masuk lagi ke kamar Cyra dan menyuntik lagi narkoba pada tubuh gadis itu.

"Mau apa kalian? Bukankah suamiku sudah meminta kalian untuk membebaskan aku?"

Tanya Cyra sambil mundur beberapa langkah menjauhi ketiga setan di depannya.

"Jangan naif gadis bodoh! Dia justru ingin kau mati secepatnya. Pegang dia, cepat!" Titah dokter Hendro pada dua suster lalu menyuntikkan obat terlarang itu pada Cyra.

Tidak hanya memberikan Cyra narkoba dengan dosis yang cukup tinggi yang mungkin membuat fungsi otak menurun dan kecerdasan otak melemah.

Bahkan orang akan kehilangan ingatannya atau bisa jadi gila karena jiwanya akan rusak secara permanen.

Demi harta kekayaan yang ia dapatkan secara cuma-cuma, Dokter Hendro sampai buta dengan kebenaran dan nilai moral serta agama sudah menjadi dirinya tidak melihat kebenaran dan penderitaan yang dialami oleh orang lain.

Dokter Hendro menyiramkan bensin di sekeliling kamar Cyra lalu menyulutkan api melalui korek gas dari tangannya dan di lemparkan ke lantai kamar Cyra.

Ketika tugasnya sudah selesai, dokter Hendro dan dua Suster itu meninggalkan kamar Cyra dan berjalan santai menuju ruang kerja mereka masing-masing.

Untuk tidak diketahui kejahatan mereka, CCTV yang ada di ruang keamanan sudah dimatikan oleh dokter Hendro sebelum melakukan aksi biadabnya.

"Akhirnya tugasku sudah berakhir dengan wanita keparat itu. Sebentar lagi aku akan menjadi orang yang sangat berpengaruh di negeri ini karena aku tidak 8ngij hanya menghabiskan waktuku di rumah sakit jiwa ini." Gumam dokter Hendro lirih.

Dokter Hendro selama ini ingin sekali menjadi seorang politisi.

Terpopuler

Comments

Osie

Osie

gercep panji keruang cyra..buruaann seblm cyra tewas terbakar

2022-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!