6. KABUR

Asap mulai mengepul ruang inap Cyra. Gadis ini berusaha masuk ke kamar mandi dengan sedikit kesadaran yang ia miliki.

Handuk yang ada di kamar mandi di tutup semua celanya agar asap tidak masuk. Cyra mencari jalan untuk bisa kabur dari tempat itu.

Saat melihat ventilasi yang cukup tinggi, ia bingung untuk bisa naik ke atas sana karena tidak ada alat bantu seperti tangga.

Lagi pula tubuhnya saat ini makin lemah dengan pandangan matanya sedikit kabur.

Cyra hanya bisa memusatkan pikirannya pada Tuhannya Allah karena tidak memungkinkan dirinya berdoa di dalam kamar mandi dengan menyebutkan nama Tuhannya.

Dengan mengingat Allah, ia yakin Tuhan tidak akan meninggalkannya saat ini.

Bunyi alarm kebakaran sudah menggema hingga menggemparkan para pasien sakit jiwa yang berteriak ketakutan karena insting manusia nya berfungsi bahwa bahaya sedang mengancam mereka.

Para petugas medis dan petugas keamanan berusaha mengevakuasi para pasien itu yang hampir semua hilang ingatan agak sedikit sulit di bimbing karena mereka semuanya ketakutan saat ini.

"Semuanya jangan berlari ke mana-mana. Tetap ikuti perintah dokter ya!" Pinta salah satu dokter wanita dengan pengeras suara.

"Tolong api...tolong api...panas..panas!" Teriak mereka panik..

Dokter Panji yang mendapatkan kabar dari anak buahnya bahwa rumah sakit milik keluarganya terbakar sangat syok.

"Hallo dokter Panji!"

"Ada apa Chiko?"

"Rumah sakit milik ayah anda kebakaran."

"Apaa..?"

"Bagaimana bisa kebakaran? apakah kamu sudah tahu penyebabnya?"

"Saya belum telusuri lebih jauh tuan karena semua orang di sini pada panik."

"Apakah pemadam kebakaran sudah datang?"

"Sedang dalam perjalanan."

"Baiklah saya akan segera tiba di sana. Tolong kabarkan aku terus perkembangannya!"

"Baik Tuan Panji."

Dipikirannya saat ini hanya ada nama Cyra dalam hatinya. Ia tidak begitu peduli dengan rumah sakit itu karena sudah masuk asuransi.

Panji menepikan mobilnya ke salah satu pertokoan yang sedang tertutup. Ia berinisiatif untuk naik ojek agar bisa tiba di rumah sakit miliknya dengan cepat.

Setibanya di sana, sudah banyak mobil ambulans dan damkar dengan mengerahkan beberapa personilnya untuk memadamkan api.

Beberapa tim pemadam kebakaran sedang mencari para pasien yang mungkin masih terjebak di dalam kamar mereka.

Ketika melewati kamar Cyra, pintu itu di gedor namun, di larang oleh dokter Hendro.

"Itu kamar kosong pak!"

"Oh baiklah. Kami akan menyemprotkan air ke sini." Ujar petugas pemadam itu.

Lebih baik utamakan ruang inti nya saja pak karena ruangan ini bisa belakangan."

Ujar dokter Hendro untuk mengalihkan petugas pemadam kebakaran itu.

Ia tidak ingin petugas pemadam kebakaran itu mengetahui Cyra ada di dalam sana. Jika pemadam itu mengetahuinya, ia berharap gadis itu sudah mati terpanggang di dalam sana.

Ia mengajak tim damkar menuju ruang mana saja yang harus di semprot dengan air untuk memadamkan api yang makin lama makin membubung tinggi bersama hembusan angin kencang yang menerpa komplek rumah sakit itu.

Ia membimbing petugas itu sambil menunjukkan tempat yang harus diselamatkan oleh para petugas pemadam kebakaran yang saat ini sudah mengarahkan selang air ke gedung rumah sakit itu.

Sementara itu, Cyra menyalakan shower agar tubuhnya tetap basah. Tidak lama kemudian dokter Panji langsung menuju kamar Cyra dan segera mendorong pintu kamar inap Cyra dengan peralatan seadanya untuk menutupi tubuhnya dari kilatan api yang sedang menyambar ke arahnya.

"CYRA... Cyra..!"

Teriak dokter Panji sambil menggedor-gedor pintu kamar Cyra.

Merasa tidak ada jawaban dari dalam, dokter Panji mendobrak pintu kamar itu dengan sekuat tenaga.

Ternyata di dalam sana ia tidak menemukan Cyra. Wajah dokter Panji makin menegang.

"Astaga! Di mana gadis itu sementara pintu kamar ini di kunci?"

Dokter Panji mendengar Cyra batuk di dalam kamar mandi.

"Ternyata gadis ini sangat pintar."

Dokter Panji bersyukur Cyra masih baik-baik saja di dalam sana.

Dokter Panji membuka pintu kamar mandi itu dengan sekali sentak. Ia melihat Cyra yang sedang duduk di bawah shower dengan tubuh yang terlihat lemah.

Dokter Panji mengambil handuk basah menutupi tubuh Cyra. Namun saat hendak keluar dari kamar mandi, dokter Panji berubah pikiran.

Ia membuka pakaiannya untuk di pakaikan kepada gadis malang itu agar tidak terlihat oleh dokter Hendro.

"Cyra! Kita harus bertukar pakaian agar kamu tidak mudah di kenali. Maafkan aku karena aku harus membuka bajumu."

Dokter Panji menyalin baju pasien milik Cyra yang basah dengan miliknya. Dalam sekejap Cyra sudah berubah penampilan dan keduanya bisa keluar dari kamar mandi itu dengan menghindari kilatan api yang menyambar.

Kesadaran Cyra yang masih ada, membuatnya mulai mengikuti arahan dokter Panji. Karena atap yang sudah mulai roboh membuat dokter Panji terpaksa mendorong tubuh Cyra keluar dan patahan balok kayu itu menimpa dirinya.

"Akhhhhkkk!"

"Cyra! Lariii!"

Teriak dokter Panji pada Cyra yang terlihat bingung menatapnya.

Cyra terlihat panik saat melihat keadaan dokter Panji yang tertimpa material bangunan yang sudah terbakar itu. Karena permintaan Panji yang sudah berkorban untuk dirinya membuat ia harus kabur dari rumah sakit itu secepatnya.

Ia berlari bersama para pasien lain sambil menghindari petugas rumah sakit.

Untuk mengelabui petugas polisi yang sudah bertebaran di dalam area rumah sakit, Cyra mengambil jaket dokter yang tergeletak begitu saja di pinggir pintu klinik.

Ia memakai jaket dokter itu dan berjalan tanpa arah dengan bertelanjang kaki. Cyra tidak tahu tujuannya saat ini karena masih dibawah pengaruh obat terlarang.

Kadang sadar, kadang hilang lagi kesadarannya seperti orang mabuk.

Tiba-tiba, ia melihat mobil bak terbuka sedang terparkir di sebuah toko yang sudah tertutup. Cyra memutuskan untuk naik ke atas truk itu dan melepaskan lelahnya di mobil bak terbuka itu.

Rupanya sopir truk itu hanya singgah untuk pipis di sudut toko yang sepi itu. Ia kembali melanjutkan perjalanannya dan membawa Cyra ikut serta di belakang sana.

...----------------...

Keesokan harinya, CYRA merasa matanya silau kena matahari pagi. Ia segera menghalangi sinar matahari itu dengan punggung tangannya.

"Di mana aku?"

Tanya Cyra sambil melihat ke sekelilingnya dan ternyata Cyra saat ini sudah berada di kota Bogor.

Cyra segera berjalan lagi sambil merapatkan topi yang dipakainya agak sedikit turun untuk menghindari tatapan mata orang lain kepadanya.

Sementara itu di rumah sakit jiwa itu , saat ini sedang melakukan pencarian korban yang terjebak di dalam bangsal mereka.

Dan yang membuat, dokter Hendro kaget adalah dokter Panji yang mengalami luka bakar hampir tiga puluh persen pada tubuhnya.

Dan lebih membuatnya geram, dokter Panji mengenakan baju pasien milik Cyra.

"Kurangajar! Rupanya dia telah menyelamatkan hidup gadis itu." Umpat dokter Hendro.

"Apakah Anda mengenal pasien ini dokter?"

"Iya, dia salah satu pasien dirumah sakit ini." Ujar dokter Hendro bohong.

"Baiklah kami akan membawa dia ke rumah sakit dan tolong hubungi keluarganya." Ujar petugas polisi tersebut.

"Siap pak!"

Petugas mobil ambulans itu menyambut tubuh dokter Panji untuk di baringkan ke dalam brangkar. Panji yang masih hidup segera di larikan ke rumah sakit.

Dokter Hendro mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Cyra yang bisa bebas dari rumah sakit jiwa itu.

"Segera temukan gadis itu! Dia menggunakan baju laki-laki. Mungkin saja saat ini dia sedang berkeliaran di sudut-sudut kota." Titah dokter Hendro geram.

Belum saja urusannya dengan Cyra selesai, ada telepon masuk dari Fauzan yang menanyakan rencana mereka.

"Hallo Dokter Hendro!"

"Iya Tuan Fauzan!"

"Apakah gadis itu sudah tewas?"

Dokter Hendro merasa bingung untuk menjawabnya karena dia sendiri masih mencari keberadaan Cyra.

"Dokter Hendro! Jika anda gagal, maka anda tahu sendiri resikonya bukan?"

Dokter Hendro berusaha tenang karena ia tidak mau kehilangan bayaran yang sudah di janjikan oleh Fauzan jika rencana mereka berhasil.

"Apa yang anda inginkan sudah terlaksana tuan Fauzan. Gadis itu sudah mati mengenaskan tuan Fauzan." Ujar dokter Hendro gugup.

"Bagus! Aku akan segera transfer bayaran mu. Kerjamu sangat bagus dokter Hendro!" Puji Fauzan sambil menyeringai seperti iblis.

"Bagaimana sayang?"

Tanya Elsa penasaran.

"Dia sudah tewas sayang!"

"Oh sayang! kau sangat hebat. Kita tidak perlu lagi memikirkan bagaimana keraguan pengacaranya yang tidak mau menyerahkan kekuasaan harta milik Cyra, walaupun gadis itu sudah menandatangani surat pernyataannya." Ujar Elsa sambil mencengkram tengkuk suaminya untuk berciuman.

Sementara kabar terbakarnya rumah sakit pasien terdengar juga oleh ibunya Cyra yaitu nyonya Cicilia. Di berita pagi itu mengatakan seorang wanita yang merupakan putri konglomerat CYRA ANDARESTA tewas mengenaskan di rumah sakit gila saat ingin menyelamatkan diri.

"Astaga! Tidakkkk... mungkin....ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin putriku bisa berada di tempat itu?

Ya Tuhan baru saja aku ingin menemuinya kenapa putriku sudah dinyatakan meninggal?" Gumam nyonya Cicilia sambil menangis.

Merasa kematian putrinya tidak wajar, nyonya Cicilia meminta detektif yang sangat terkenal dengan keahliannya, yang selama ini sudah mengungkapkan banyak kasus kematian misterius yang sulit terpecahkan oleh pihak kepolisian namun bisa di tangani oleh Tuan NADIM untuk menyelidiki kematian putrinya.

"Mami tidak percaya kalau kamu akan meninggalkan mami secepat itu sayang." Tangis nyonya Cecilia pecah.

Ia merasa bersalah karena mengabaikan kesedihan putrinya yang telah kehilangan ayah kandungnya, yaitu mantan suaminya sendiri.

"Andaikan dulu hak asuh Cyra jatuh padaku, mungkin putriku tidak akan bernasib sial seperti itu. Aku yakin ini pasti ulahnya Fauzan yang membuat Cyra bisa masuk ke rumah sakit jiwa."

Ucap nyonya Cecilia penuh curiga pada menantunya itu.

Sejak awal Cyra berpacaran dengan Fauzan, nyonya Cecilia memang sudah tidak menyukai Fauzan yang suka memanfaatkan putrinya untuk kesenangan hidupnya.

Cyra yang sudah buta dengan cintanya pada Fauzan sedikitpun tidak keberatan jika ia harus mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan Zefran selama kuliah di Toronto Kanada bersama Cyra.

"Sekarang kamu baru tahu aslinya wajah iblis suami itu Cyra?" Ucap nyonya Cecilia dengan menahan geram pada Fauzan.

Terpopuler

Comments

saljutantaloe

saljutantaloe

ceritanya bgs thor,,up lg

2022-11-10

1

dina

dina

up thor...

2022-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!